Beberapa orang yang duduk di kursi teras langsung berdiri mempersilahkan mereka duduk. “Bu Zara … Pak Arkana … Ghaza.” Pak Rukmana menyebut nama mereka bertiga yang sudah berdiri di depan pintu. Beliau bangkit dari kursi di ruang tamu di mana kini telah dipenuhi banyak orang dans menjadikan mami papi serta Ghazanvar sebagai pusat perhatian. Semua paman Naraya ada di sana bersama para istri dan seorang pria asing yang baru mereka lihat. Yang pertama kali Ghazanvar cari adalah Naraya, gadis itu terlihat sedang mengusap air matanya dengan mata bengkak sehabis menangis. Mata bulat Naraya menatap Ghazanvar penuh tanya. “Pak Rukmana, apa kabar? Saya kebetulan ada acara di Bandung jadi mampir ketemu Nay.” Mami Zara beralasan, beliau memberikan sebuah keresek besar berisi kue kepada Pak Rukm

