16

1243 Words

"Kutanya sekali lagi, kamu cemburu?" Jan sialan, aku bahkan tak mengerti definisi cemburu itu apa tapi dia mendesakku. Aku hanya tak suka melihat mereka, nggak suka bukan berarti cemburu kan? "Sudahlah, terlalu lama menjawab. Nerzha pacarku. Jadi terserah kami." "Terserah, cepat panggilkan dokter Frans," kataku tak peduli. Mendadak aku ingin pulang, di rumah sakit membuatku makin sakit. "Mau minta obat tidur?" "Bukan urusanmu, urus saja pacaramu." "Cukup," teriak Nerzha cukup keras. Berani sekali dia teriak di depanku. "Jan, makasih makan siangnya. Lebih baik kamu kembali ke kantor tapi kita butuh bicara soal 'pacar' nanti," kata Nerzha lagi seraya mendorong Jan keluar kamar dan entah mereka bicara apa lagi, dasar pasangan norak. Dia kembali masuk menatapku dengan mata sedikit melo

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD