[14]

928 Words

SETELAH kepergian ibu, gue mutusin buat berhenti kuliah sekaligus kerja di kafe dan rumah Tante Yuni. Sebagai gantinya, dibantu Mbak Diah dan Pak Uus, gue ngelanjutin toko kelontong ibu dan usaha jajanan. Apapun akan gue lakuin buat kebutuhan adik-adik gue. “Kamu beneran enggak mau kuliah lagi, Ken? Sayang lho,” sesal Mbak Diah sambil mengaduk nasi goreng di penggorengan. “Jangan kenceng-kenceng, Mbak. Nanti Dimas sama Lala denger.” “Ibu enggak akan suka kalau kamu berhenti kuliah.” “Ya mau gimana lagi, Mbak. Dimas sama Lala lebih membutuhkan daripada aku. Ngeliat mereka sekolah tinggi, buat aku, itu udah lebih dari cukup.” Bukannya gue menyerah dengan pendidikan gue. Tapi ada yang lebih pantas untuk mengeyam pendidikan lebih tinggi daripada gue, yakni adik-adik gue. Kalau gue te

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD