Hanya dirinya

2052 Words

Gavin merasakan pusing dikepalanya. Ia lalu membuka kedua matanya secara perlahan. Tapi, kedua mata itu seketika langsung membulat, saat melihat sosok yang saat ini tengah tertidur lelap sambil memeluknya. Jasmine? Gavin menatap sekeliling kamar itu. Apa yang sudah aku lakukan? Kenapa aku bisa berada di dalam kamar Jasmine. Gavin lalu melihat tubuhnya yang tak memakai sehelai benangpun. Begitu juga dengan Jasmine. Kedua mata Gavin melihat tanda merah yang ada di bahu dan bagian atas tubuh Jasmine. Apa yang sudah aku lakukan? Kenapa aku sama sekali gak bisa mengingat apa-apa? Gavin mencoba untuk membangunkan Jasmine. “Jasmine, bangunlah.” Jasmine yang merasakan goyangan pada tubuhnya, mulai membuka kedua matanya secara perlahan. Ia lalu mengusap kedua matanya itu. “Pagi, Sayang,

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD