Nendo Kini Sudah Berada Dirumah Nadya, Berkat Alamat Yang Ayahnya Berikan, Nendo Sama Sekali Tidak Tersesat. Ia Baru Saja Sampai Dan Di Sambut Hangat Oleh Lastri Dan Guntur. Di Ajaknya Nendo Ke Ruang Tamu Dan Duduk Di Sana. Lastri Sangat Senang Dan Merasa Tidak Salah Mengambil Keputusan Untuk Menikahkan Putrinya Itu Dengan Lelaki Gagah Dan Tampan Yang Duduk Berhadapan Dengannya Saat Ini.
“ Jadi, Kamu Anaknya Albert Yang Telah Menyelesaikan Pendidikan Di London? ” Lastri Bertanya.
“ Iya Tante. “ Nendo Manggut - Manggut.
“ Kamu Kuliah Di Universitas Dan Memilih Jurusan Apa Di Sana? ” Kini Giliran Guntur Yang Bertanya.
“ Saya Kuliah Di University Of Buckingham, Jurusan Business . Saya Sengaja Mengikuti Program Fast -Track, Untuk Mempercepat Waktu Kuliah. Jadi, Dalam Dua Tahun Saya Sudah Bisa Menyelesaikan Pendidikan Bisnis Di Sana. “ Jelas Nendo, Ia Terlihat Begitu Berwibawa Dan Tegas Dalam Berbicara.
“ Umur Kamu Sembilan Belas Tahun, Masih Sangat Muda Tapi Sudah Menyelesaikan Pendidikan Di Luar Negri Dalam Waktu Dua Tahun. Hebat Sekali Kamu! ” Guntur Tersenyum Bangga Ke Arah Lelaki Tampan Di Hadapannya.
“ Sebentar Lagi Dua Puluh Tahun Kok Om, Sudah Tidak Muda Lagi. “ Nendo Tertawa Pelan.
“ Tetap Saja Kamu Hebat! Apa Lagi Kamu Mengikuti Program Fast -Track Dengan Kurikulum Di London Yang Terbilang Cukup Sulit Dengan Frekuensi Kelas Dan Ujian Yang Terbilang Banyak. ” Guntur Berdecak Kagum, Ia Tahu Betul Bagaimana Sulitnya Kuliah Di Luar Negeri. Biar Bagaimana Pun Guntur Juga Merupakan Orang Berpendidikan, Jadi Guntur Tahu Betul Bagaimana Sulitnya Kuliah Dalam Waktu Singkat.
“ Memang Terasa Berat Om, Tapi Jika Kita Menjalaninya Dengan Penuh Keyakinan Serta Menanamkan Sikap Pantang Menyerah Dalam Diri Kita Sendiri. Semua Rintangan Yang Sulit Tidak Akan Terasa Berat Ketika Keberanian Dan Kemampuan Kita Lebih Besar Dari Pada Rasa Takut Gagal Dan Tidak Percaya Diri! ” Nada Bicara Nendo Terdengar Lugas Dan Tegas Membuat Guntur Dan Lastri Terkesan Dengannya. Sekali Lagi, Mereka Jadi Merasa Tidak Salah Mengambil Keputusan Untuk Menikahkan Putrinya Dengan Lelaki Berpendidikan Dan Sopan Seperti Nendo.
“ Saya Suka Dengan Cara Berfikir Kamu! ” Guntur Mengacungkan Jempolnya.
“ Terima Kasih, Om. “ Ucap Nendo Sambil Tersenyum.
“ Wah, Kamu Ini Sudah Tampan, Berpendidikan Dan Sebentar Lagi Akan Menjadi Pimpinan Perusahaan. Bangga Sekali Tante Ini Punya Calon Menantu Seperti Kamu. “ Lastri Berdecak Kagum, Sedangkan Guntur Hanya Bisa Menggelengkan Kepalanya Melihat Istrinya Yang Bertingkah Seperti Itu. Bukannya Memangilkan Nadya Untuk Di Ajak Turun Kebawah Bertemu Dengan Nendo , Lastri Malah Duduk Saja Mengamati Nendo Dengan Tatapan Kagum.
“ Mah, Cepat Panggilkan Nadya. “
“ Eh, Iya Mamah Lupa! Tunggu Sebentar Ya, Calon Menantu He He. Tante Panggilkan Calon Istrimu Dulu. “ Dengan Semangat Lastri Beranjak Pergi Untuk Memanggilkan Nadya.
Lastri Masuk Ke Dalam Kamar Nadya Tanpa Mengetuknya Terlebih Dahulu, Sang Pemilik Kamar Terlihat Sedang Tertidur Pulas Di Atas Ranjangnya.
“ Nadya !!! Ya Ampun, Kamu Masih Tidur! Cepetan Bangun! ” Lastri Menarik Selimut Yang Menutupi Tubuh Nadya, Lalu Mengguncang Tubuhnya Agar Gadis Itu Terbangun.
“ Nadya Bangun! ” Teriakan Lastri Memekik Di Telinga Nadya Hingga Membuat Gadis Itu Terlonjak Kaget.
“ Aduh Mamah, Ada Apa Sih! Nadya Masih Ngantuk Tau….” Gerutu Nadya Yang Sudah Duduk, Namun Matanya Masih Terpejam.
“ Ayo Cepat Mandi Dan Dandan Yang Cantik. ” Lastri Menarik Tangan Nadya Agar Turun Dari Ranjangnya Untuk Menuju Kamar Mandi, Namun Gadis Itu Menahan Tubuhnya.
“Nanti Aja Mamah….” Merasa Malas , Nadya Kembali Merebahkan Tubuhnya Diatas Kasur .
“ Ya Ampun, Ini Anak Bukannya Bangun! Ayo Cepat, Di Bawah Ada Calon Suami Kamu Nadya! ”
Nadya Sontak Bangun Dari Tidurnya, Kedua Bola Matanya Yang Semula Tertutup Rapat Kini Terbuka Lebar. “ Dia Ada Di Bawah? ” Tanyanya, Lastri Mengangguk.
“ Iya, Makannya Kamu Itu Buruan Mandi! Mamah Tunggu Di Bawah, Ya. Jangan Lama – Lama. ” Melihat Nadya Yang Sudah Terbangun, Lastri Segera Keluar Dari Kamar Anaknya Itu.
Nadya Menyentuh Dadanya, Ia Merasakan Jantungnya Berdegup Begitu Kencang Mendengar Lelaki Yang Akan Di Nikahkan Dengannya Sudah Datang Untuk Menemui Dirinya. Fikiran Nadya Mulai Kacau, Ia Bertanya - Tanya Sendiri Seperti Apa Calon Suaminya Itu.
“ Kok Gue Jadi Takut Gini Sih Ketemu Tuh Cowo. Dia Gimana Ya Orangnya? Ganteng Atau Jelek, Ya? Pendek Atau Tinggi? Sudah Memiliki Kumis Atau Tidak, Ya? Apa Jari Kakinya 10 Atau Lebih, Ya? Apa Dia Punya Jakun Atau Tidak? ” Nadya Menepuk Jidatnya Sendiri Merasa Konyol Atas Apa Yang Ia Fikirkan.
“ Masa Iya, Dia Udah Punya Kumis? Ah Gak Tau Deh Pusing Kepala Gue. “ Merasa Tidak Menemukan Jawaban, Nadya Memilih Untuk Bangun Menuju Kamar Mandi Dan Mempersiapkan Dirinya Untuk Menemui Lelaki Itu Atau Lebih Tepatnya Calon Suaminya.
**
Nadya Menuruni Tangga Menuju Ruang Tamu. Sepanjang Perjalanan, Jantung Nadya Terus Saja Berdegup Kencang. Dia Mempercepat Langkahnya Karena Sudah Tak Sabar Ingin Mengetahui Siapa Sang Calon Suami.
Sampainya Di Ruang Tamu, Nadya Hanya Melihat Punggung Lelaki Itu Karena Posisi Nadya Saat Ini Berada Di Belakang Lelaki Itu. Nadya Diam Sejenak Tidak Melanjutkan Langkahnya Sebelum Akhirnya Lastri Menyadari Keberadaan Nadya, Ia Memberikan Isyarat Agar Anaknya Itu Segera Mendekat Dan Ikut Duduk Bersama. Dengan Langkah Cepat Nadya Menghampiri Mereka.
“ Nah, Itu Dia Calon Istri Kamu. “ Ucap Guntur Semangat, Ia Menunjuk Ke Arah Nadya Yang Sudah Berdiri Di Samping Sofa Yang Nendo Duduki.
Nendo Menoreh Ke Arah Yang Dituju Guntur, Ia Segera Melihat Gadis Yang Berdiri Di Sampingnya, Begitu Juga Dengan Nadya Yang Ikut Menoreh Ke Arah Nendo. Kedua Bola Mata Mereka Saling Bertatapan Selama Beberapa Detik Sebelum Akhirnya Nadya Membuang Arah Pandangannya Karena Merasa Gugup Di Tatap Oleh Lelaki Yang Baru Saja Ia Temui.
Nendo Bangun Dari Duduknya, Ia Mengulurkan Tangannya Kearah Nadya Untuk Berkenalan. Sempat Terdiam Beberapa Detik , Akhirnya Nadya Menjabat Tangan Nendo Dengan Sedikit Gugup.
“ Nendo Shemi Barents. ” Ucap Nendo Memperkenalkan Dirinya, Perlahan Bibirnya Mulai Membentuk Seulas Senyuman Yang Lebar Ke Arah Nadya, Meskipun Gadis Itu Hanya Terdiam Tanpa Mengeluarkan Sepatah Kata Pun Sambil Menatap Nendo.
Nendo Mengernyitkan Keningnya, Tak Mengerti Mengapa Wanita Di Hadapannya Itu Tidak Memperkenalkan Namanya. “ Kamu? ” Tanya Nendo Membuyarkan Lamunan Nadya.
“ Nadya Amira Keshia. ” Setelah Selesai Bicara, Nadya Langsung Menarik Tangannya Dari Genggaman Nendo. Dia Berjalan Mendekati Kedua Orangtuanya Dan Memilih Duduk Di Antara Kedua Orang Tuanya.
Lastri Tersenyum Meledek. “ Yaudah Pah, Ayo Kita Ke Atas. Kita Biarkan Mereka Berdua Untuk Saling Mengenal . Jangan Ganggu. “ Lastri Menarik Tangan Suaminya Agar Mengikutinya Untuk Pergi Dari Ruang Tamu.
“ Mamah...” Nadya Sempat Menarik Tangan Ibunya Agar Tetap Di Sampingnya Karena Nadya Merasa Sangat Gugup Jika Di Biarkan Berduaan Dengan Lelaki Yang Baru Saja Di Kenalnya.
“ Gak Apa – Apa. “ Lastri Menahan Tawanya Melihat Wajah Nadya Yang Begitu Lugu Dan Menggemaskan Karena Saat Ini, Terlihat Nadya Begitu Ketakutan Seperti Habis Melihat Monster.
“ Oke, ” Nadya Mengangguk Pasrah Sekaligus Menahan Rasa Kesalnya Dengan Ibunya Itu Yang Membuatnya Harus Menghadapi Rasa Gugup Yang Luar Biasa Ini.
Nadya Hanya Menundukkan Kepalanya, Meremas - Remas Tangannya Yang Terasa Dingin Dan Mencoba Mengontrol Rasa Gugupnya Meskipun Itu Sangatlah Sulit. Berbeda Dengan Nendo Yang Sejak Tadi Tak Berkedip Melihat Gadis Di Hadapannya Menggunakan Dress Selutut Berwarna Navy Membuatnya Terlihat Cantik Dan Anggun. Nendo Merasa Sangat Terpesona Dengan Nadya, Ia Merasa Tidak Menyesal Menerima Perjodohan Ini.
Nadya Juga Tidak Bisa Membohongi Dirinya, Ia Juga Terpesona Dengan Ketampanan Nendo, Terlebih Lagi Lelaki Itu Terlihat Begitu Gagah Dan Tak Kalah Keren Dengan Pacarnya, Andre.
“ Nadya ? ” Mendengar Namanya Dipanggil, Nadya Langsung Mendongakan Kepalanya, Melihat Ke Arah Sumber Suara.
“ Iya? ” Jawabnya Datar.
“ Kamu Kuliah Atau Kerja? ” Tanya Nendo Mencoba Mencari Bahan Pembicaraan.
Nadya Hanya Menggeleng Dengan Wajahnya Yang Polos Hingga Membuat Nendo Kebingungan.
“Jadi Kamu Gak Kuliah Atau Pun Bekerja? ” Nendo Mencoba Menebak Maksud Dari Nadya Menggelengkan Kepalanya.
Kini Nadya Hanya Mengangguk, Tak Ada Sepatah Kata Yang Keluar Dari Mulutnya. Padahal, Nadya Hanya Perlu Menjawab Bahwa Dirinya Masih Sekolah, Tapi Rasanya Begitu Sulit Membuat Nendo Mendadak Heran Dengan Nadya. Mengapa Gadis Cantik Di Hadapannya Itu Terlihat Aneh? Apa Dia Memiliki Kelainan Sehingga Sejak Tadi Terlihat Begitu Aneh.
Kedaan Kembali Hening, Namun Nendo Mencoba Memulai Pembicaraan Lagi Agar Suasana Tidak Terasa Sepi Dan Tegang.
“ Umur Kamu Berapa, Nadya? ” Tanya Nendo Lagi, Sekalian Ia Memastikan Apa Gadis Ini Akan Tetap Menjawabnyahanya Dengan Anggukan Dan Gelengan Kepala Atau Membuka Suaranya.
Nadya Berusaha Untuk Bersikap Normal, Ia Tidak Mau Karena Rasa Tegang Yang Menyelimutinya, Nadya Jadi Terlihat Seperti Orang Bodoh. Kali Ini Ia Mencoba Terlihat Tenang Dan Akan Menjawab Pertanyaan Nendo.
“ Umur Gue Tujuh Belas Tahun. Gue Masih Sekolah! “ Jelas Nadya.
“ Hah? ” Nendo Menaikan Satu Alisnya, Tak Percaya Jika Calon Istrinya Masih Sangat Muda Bahkan Lebih Cocok Jadi Adiknya.
“ Gak Usah Kaget, Biasa Aja Kali! ” Ucap Nadya Tanpa Ekspresi.
Nendo Sedikit Terkejut Mendengar Nada Bicara Nadya Yang Terdengar Sedikit Ketus, Tapi Nendo Menerima Itu. Menurutnya Nadya Seperti Itu Karena Baru Saja Bertemu Dengannya, Nendo Yakin Seiring Berjalannya Waktu Gadis Itu Tidak Akan Bersikap Seperti Itu Kepadanya.
“ Ok….Ok. Gue Gak Kaget Kok! Lo Udah Tau Kan, Maksud Ke Datangan Gue Kemari Itu Untuk Apa? ” Cara Bicara Nendo Tidak Seperti Tadi Yang Terdengar Kaku, Setelah Mendengar Nadya Bicara Dengannya Menggunakan Bahasa Yang Tidak Baku.
“ Tau. ” Singkat Nadya.
“ Jadi Sebentar Lagi, Kita Akan Menikah. Lo Setuju? ” Nendo Bertanya.
“ Setuju! ” Jawab Nadya Seadanya.
“ Gue Juga Setuju. ” Nendo Tersenyum. Siapa Yang Akan Menolak Di Nikahkan Dengan Gadis Secantik Nadya.
“ Yaudah Bagus. ” Balas Nadya Dengan Ketus.
“ Lo Gak Mau Tanya - Tanya Sesuatu Tentang Gue? ” Tanya Nendo, Tapi Nadya Kembali Menjawabnya Hanya Dengan Menggelengkan Kepala Saja.
“ Yaudah, Kalo Gitu Sekarang Gue Boleh Pulang, Kan? ”
“ Silahkan! ” Singkat Nadya, Sedangkan Nendo Hanya Tersenyum Melihat Gadis Di Hadapannya Itu Terlihat Jelas Sangat Gugup Karena Sejak Tadi Ia Menatapnya.
“ Oke. Bisa Tolong Panggilkan Orang Tua Lo? “
“ Mau Ngapain Lagi? Katanya Mau Pulang? ” Nada Biacara Nadya Sedikit Meninggi Namun Nendo Memaklumi Itu.
“ Mau Berpamitan Lah, Sama Calon Mertua. “ Ledek Nendo. Mendengar Itu Nadya Kembali Merasakan Jantungnya Berdegup Kencang.
‘ s**t !! Apa - Apan Sih, Ini Cowok! ’ Batin Nadya. Merasa Geram, Ia Memilih Untuk Pergi Memanggilkan Kedua Orang Tuanya Dan Kembali Lagi Ke Ruang Tamu Bersama Guntur Dan Lastri.
“ Nendo, Kata Nadya Kamu Mau Pulang? Kok Cepet Banget Sih? Emang Kamu Gak Kepingin Berduaan Sama Nadya Dulu Yang Lama. ” Ledek Lastri, Alhasil Nadya Mencubit Lengan Ibunya Itu Dengan Gemas.
“ Mamah…” Ucap Nadya Geregetan.
“ Nanti Aja Tante, Berduaannya Kalo Udah Sah. “ Nendo Tertawa, Diikuti Lastri Dan Guntur Sedangkan Nadya Malah Merengut Kesal.
‘ Apaan Sih Makasud Ini Anak! Dasar Gila! ’ Gumam Nadya.
“ Yaudah Nendo, Kamu Hati - Hati Ya. “ Guntur Menoreh Ke Arah Anaknya. “ Nadya, Antar Nendo Sampai Depan Pintu. ” Kata Guntur, Dengan Sangat Terpaksa Nadya Mengiyakan Perintah Ayahnya Itu.
“ Iya, Pah. ” Suara Nadya Terdengar Berat.
Setelah Berpamitan Dengan Guntur Dan Lastri, Nendo Berjalan Keluar Rumah Didampingi Oleh Nadya Yang Mengantarkannya Sampai Depan Pintu. Nadya Sengaja Berjalan Di Belakang Nendo Karena Ia Tidak Ingin Jalan Bersampingan Dengannya.
“ Makasih Udah Di Anterin. ” Kata Nendo Saat Sudah Sampai Di Depan Pintu, Nadya Hanya Mengangguk Saja.
“ Nady… ” Panggil Nendo.
“ Kenapa? “ Jawab Nadya Tanpa Menatap Nendo.
“ Lo Cantik! ” Puji Nendo, Tanpa Di Sadari Pujian Yang Baru Saja Nendo Ucapkan Membuat Wajah Nadya Memerah Dan Salah Tingkah.
“ Makasih, Tapi Gue Gak Terpengaruh Dengan Gombalan Maut Lo! ” Nadya Berusaha Menyembunyikan Perasaan Senang Karena Baru Saja Dipuji Oleh Lelaki Tampan Di Hadapannya Itu.
“ Masa Sih? Coba Lihat? ” Nendo Meraih Dagu Nadya Agar Dapat Melihat Jelas Ekspresi Wajah Gadis Itu.
“ Itu Wajahnya Kok Merah Gitu, Kaya Tomat. “ Ledek Nendo, Dengan Cepat Nadya Menepis Tangan Nendo Yang Menyentuh Dagunya.
“ Nendo Lepasin! Rese Banget Sih Lo! ” Bibir Nadya Mengerucut, Wajahnya Merengut Kesal.
“ Udah Jangan Ngambek, Nanti Cantiknya Hilang. “ Nendo Semakin Gencar Meledek Nadya.
“ Bodo Amat! Udah Sanah, Katanya Mau Pulang! ” Ucap Nadya Tak Sabar Agar Lelaki Itu Segera Pergi Dari Hadapannya.
“ Ngusir Nih? ” Nendo Bertelak Pinggang Sambil Menatap Nadya.
“ Iya Ngusir! Udah Sanah! ” Nadya Mendorong Tubuh Nendo Agar Segera Pergi Dari Hadapannya.
“ Peluk Dulu Dong. “ Nendo Merentangkan Tangannya Agar Nadya Memeluknya, Tapi Sayangnya Nendo Terlalu Berharap Padahal Nadya Sama Sekali Tidak Ada Hasrat Untuk Memeluknya.
“ Idih, Kepedean Banget Sih Lo Nendo! Udah Sanah Pergi !! ” Nadya Semakin Jengkel Karena Terus Saja Di Goda Oleh Nendo. Padahal Baru Saja Berkenalan, Tapi Nendo Sudah Banyak Bertingkah Seperti Itu Membuat Nadya Pusing Sendiri.
“ Yah, Sedih Deh Gak Di Peluk Sama Calon Istri. “ Wajah Nendo Sengaja Di Buat Terlihat Sedih. Ternyata Hal Itu Membuat Nadya Sedikit Gemas Melihat Wajah Nendo Seperti Itu, Ia Hampir Saja Tertawa Namun Berusaha Untuk Ditahan.
“ Yaudah Gak Apa – Apa Deh Kalo Gak Mau Sekarang, Tapi Nanti Kalo Udah Nikah Boleh Ya Peluk? “ Kedipan Mata Nendo Hampir Saja Membuat Jantung Nadya Berhenti Berdetak, Tanpa Disangka Jika Lelaki Yang Terlihat Berwibawa Di Hadapannya Itu Ternyata Pandai Juga Membuat Jantungnya Deg-Deg Serrrrrrrrr!! Sial!
“ Pulang Gak! Jangan Sampe Gue Lempar Lo Pake ….” Nadya Mencari - Cari Benda Di Sekitarnya Yang Dapat Di Gunakan Sebagai Bahan Untuk Memukul Nendo, Namun Sialnya Tidak Ada Benda Yang Dapat Nadya Gunakan, Karena Di Depan Rumahnya Hanya Terlihat Pintu Dan Bangku Yang Tidak Mungkin Ia Angkat Untuk Melempar Nendo.
“ Pake Apa Hayo? Ha Ha Ha ! ” Nendo Tertawa Lepas Melihat Kepolosan Nadya Yang Menggemaskan.
“ Yaudah, Gue Pulang Deh. Jangan Marah - Marah Terus, Nanti Cepet Tua. Masa Nanti Cowok Setampan Gue, Punya Istri Udah Tua. “ Nendo Mengacak Rambut Nadya Sebelum Akhirnya Ia Meniggalkan Nadya Dalam Keadaan Menahan Kesal.
“Ingin Ku Teriaaaaaaaak !!!!!!!” Batin Nadya.
“ Ya Allah, Kuatkan Hamba Mu Ini. Amin. “ Nadya Mengusap Wajahnya Setelah Berdoa Singkat.
**
JANGAN LUPA KLIK TOMBOL LOVE NYA UNTUK MENSUPORT :)