Reynald menatap tajam ke arah pria tersebut "Dean Arthur Mamon, pangerang dari kerajaan Mamon."
"Kau masih sama seperti seratus tahun lalu pangeran. " Reynald hanya berdecih dan mengeluarkan pedangnya yang dia panggil di dimensi lain.
Beledar...
Reynald mengayunkan pedangnya ke arah Dean. Dean berhasil mengelak dari serangan Reynald sehingga pasukan yang sedang bertarung di belakang Dean menjadi abu.
Seluruh pertarungan berhenti mereka melihat ke arah Rey dan Dean. Mereka lupa jika saat ini sedang berperang karena ledakan tersebut membuat semua penasaran
"Sayang sekali kau meleset. " Dean menggelengkan kepalanya pelan sambil menyeringai langsung melesat dan menyerang Reynald.
Tang... Kalang...
Mereka menyerang dan menangkis dengan kecepatan luar biasa. Tidak ada yang bisa melihat pertarungan keduanya.
γερό
Desis Reynald dan tiba-tiba sebuah gelombang air yang sangat banyak menembuat Dean terpental dengan baju yang basah kuyup.
κεραυνό
Belum puas, Reynald mengeluarkan petir dari tangannya dengan volt yang tinggi dan mengarahkan ke arah Dean yang masih terkejut.
Beledar...
Tumbukan petir dengan barier yang di ciptakan Dean membuat cekungan yang dalam. Beberapa prajurit terpental dan terluka parah karena tumbukan kedua kekuatan tersebut.
πυρκαγιά
γερό
Reynald menyerang lagi dengan kekuatan api dan dengan sigap Dean mengeluarkan air.
"ανεμοστρόβιλος , πυρκαγιά, κεραυνός " Angin p****g beliung tercipta di bawah kaki Reynald yang sedang terbang, dicampur dengan api dan petir.
"ανεμοστρόβιλος, πυρκαγιά, κεραυνός. " Dean mengeluarkan jurus yang sama.
Brak... Bledar...
Jangkawan serangan keduanya semakin membesar. Dengan panik semua prajurit berlari tunggang-langgang tapi sayangnya karena kekuatan kedua pangeran itu lebih dari setengah prajurit dua kerajaan mati menjadi abu.
Sret Cras...
Trang... Tank...
Dean melesat dan menggores lengan kiri Reynald. Mereka beradu pedang dengan sengit.
Jleb...
Dean menusuk perut Reynald dan Reynald melakukan hal yang sama sehingga mereka saling menusuk. Darah segar keluar dari mulut dan perut mereka berdua.
Bugh... Brak Brak Brak Beledar...
"Mati kau. " Rey menendang perut Dean sehingga ia terpental jauh dan menabrak beberapa pohon.
"Hah... Hah...uhuk uhuk uhuk... " Dean memegang dadanya yang sakit dan ia mengeluarkan darah dari mulutnya.
"Kau masih lemah. Jika kau ingin membunuhku dan merebut tahta Lucifer kau harus lebih kuat. Aku baru menendangmu sekali tapi kau sudah muntah darah. " cibibir Rey.
"Aku akan kembali dan membalasmu. " Setelah mengatakan itu Dean menghilang menggunakan teleport.
Reynald berbalik dan melihat keadaan sekitarnya, banyak cekungan di sana-sini, hutan terbakar, tanah retak, dan abu dari para prajurit, rogue dan goblin masih ada.
"Pangeran kenapa anda tidak mengeluarkan semua ke-. " Brian berhenti berbicara dan melihat luka di sekujur tubuh Rey.
"Aku baik-baik saja, hanya luka ini akan sedikit lama untuk sembuh. " Raut wajah Reynald tetap datar walaupun tubuhnya penuh dengan luka.
"Maaf pangeran, bukankah anda bisa menyembuhkan diri sendiri."
"Ya, tapi pedang miliknya membuat ku susah untuk menyembuhkan diri. " Dia menjeda sebentar "Tapi lukanya pun akan sulit untuk sembuh karena pedang milikku bukan pedang sembarangan. " Brian hanya mengangguk dan mengikuti Rey masuk istana wizard.
❁❁❁❁❁
Adriana sedang meminum teh bersama Queen Clarissa di halaman belakang. "Ibu, kapan Rey akan kembali? "
"Mungkin besok ia akan pulang, apa kau merindukannya? " Queen Clarissa menggoda Adriana. Pipi putih gadis itu memerah.
Krak... Prang...
Gelas yang di pegang Adriana tiba-tiba retak sendiri dan membuat ia menjatuhkan gelasnya karena kaget.
"Apa kau baik-baik saja? " Queen Clarissa melihat dengan khawatir. Adriana hanya menggeleng dan menatap gelas yang sudah hancur itu dengan khawatir.
"Ibu, aku ijin akan kembali ke kamar. " Entah kenapa perasaaannya sedikit tidak tenang.
"Tentu, tapi apa kau benar-benar tidak apa-apa? " Queen Clarissa bertanya dengan khawatir.
Adriana hanya mengangguk dan pergi ke dalam istana barat tempat tinggal ia dan Reynald.
Tatapan queen Clarissa terus mengikuti setiap langkah Adriana sampai gadis itu hilang dari pandangannya. Queen Clarissa melirik gelas itu sekilas dan menghela nafas. Putranya itu pasti sedang terluka karena terlalu banyak bermain-main. “Hah, bagaimanapun kekuatannya harus disembunyikan dari semua mahluk immortal.”
❁❁❁❁❁
Reynald sedang mengobati luka-lukanya. Dia sedikit kesal karena kesulitan saat membersihkan bagian punggung yang tidak bisa dijangkau oleh tangannya.
Tok tok tok
Sebelum ia mengatakan masuk pintu sudah terbuka dan masuk Putri dari kerajaan Wizard. Gaunnya sangat terbuka dan memperlihatkan lekuk tubuh miliknya. Valerie Avila Arellano Putri pertama dari kedua bersaudara.
"Selamat malam pangeran. " Valerie berjalan dengan gaya mengoda ke arah Reynald.
Reynald yang melihat itu hanya jijik karena baju yang di pakai Valerie kurang sopan. Ia memakai gaun berwarna hijau dengan belahan rendah di bagian d**a dan bagian samping robek sampai pangkal paha memperlihatkan kaki jenjangnya. Rey sangat yakin jika matenya di beri gaun seperti itu ia akan menolak mentah-mentah.
Apa istana bagian Selatan tempat tinggalnya sedang di landa kekeringan? sehinga baju yang di gunakan sangat tidak sopan atau istana ini sedang di landa kerisis keuang?sehinga hanya menjahit baju seperti itu? Reynald mulai berpikir aneh.
"Pangeran, saya rasa anda kesulitan memberikan luka di bagian punggung. Saya akan membatu. " Reynald ingin menolak tapi Valerie sudah mengambil kain yang di pakai Reynald untuk membersihkan lukanya.
Setelah selesai memberi obat di bagian punggung Reynald, Valerie memeluk Renald dari belakang. Dia tersentak kaget karena perlakuan Valerie yang lancang.
Reynald berdiri dan melepaskan pelukan Valerie. "Apa yang kau lakukan. " Reynald berusaha untuk bersabar dan menahan amarahnya.
"Pangeran, apa kau tidak tertarik pada ku? Aku sangat cantik, pintar, dan hebat. " Valerie memuji dirinya sendiri. Gadis itu menempelkan jari telunjuk di bibinya dengan gaya menggoda/
Reynald masih mencoba menjaga sopan santunnya, lagi pula ia tidak tertarik dengan Putri yang berkelakuannya seperti itu dan menurutnya hanya Adriana yang paling cantik, hebat, pintar karena di matanya Adriana adalah gadis yang sempurna.
"Tidak, karena aku hanya ingin bersama dengan mateku. Sebaiknya kau pergi dari sini sebelum aku melemparmu keluar. " Reynald mengusir Valerie dari kamarnya karena marasa terganggu. Valerie keluar dengan wajah kusut dan meninggalkan Reynald sendiri
❁❁❁❁❁
Valerie masuk ke aula istana. "Ayah, aku menginginkan pageran Reynald. Tapi ia menolakku" Valerie merengek seperti anak kecil.
"Ayah akan usahankan sayang. "
"Kau sangat cantik ibu pasti yakin kali ini dia tidak akan menolakmu, karena ayah dan ibu akan melakukan sesuatu."