5. Andrea Myesha

1636 Words
        Andrea sedang bersiap untuk makan malam bersama dengan keluarganya. Hari ini ia pacar Kakaknya akan datang untuk makan malam. Andrea tidak excited sebenernya untuk makan malam kali ini. Ia tahu bahwa ia salah. Seharusnya ia bisa ikut senang karena kebahagiaan Kakaknya Andini.         Andini Myesha Kakak kandung dari Andrea saat ini sudah bekerja menjadi pengacara. Ia dan Kakaknya memang dituntut untuk mengikuti sama seperti Papanya yang bergelut didunia hukum. Mereka terpaut umur empat tahun sehingga mereka memiliki hubungan yang lumayan dekat dulu.         Tetapi semenjak SMA keduanya mulai sibuk dengan aktivitas mereka masing-masing sehingga kedekatan mereka tidak lagi sama. Karena sibuk dengan urusan masing-masing dan banyak perubahan dan ketidaktahuan diantara keduanya. Termasuk perasaan Andrea yang sebenernya.         Ia turun ke bawah dan ikut bergabung dengan keluarga lainnya yang sedang menunggunya turun. Semua pandangan yang berada di meja makan melihat kearah Andrea yang sangat cantik menggunakan dress peach selutut menunjukkan kesan manis. “Ayo kita makan, kita tungguin kamu.” Kata Mama Andrea.         Ia hanya tersenyum sebagai jawaban dan duduk di samping Mamanya dan itu berarti ia berhadapan dengan kekasih Kakaknya sendiri. Karena Andini sang Kakak duduk disamping Papanya yang duduk di kepala meja makan.         Steve Anderson sang kekasih dari Kakaknya tersenyum pada Andrea dan hanya dijawab senyum simpul oleh Andrea. Hatinya saat ini berdegub sangat cepat, ia tidak suka berada di momen ini. Ia sangat benci dan sangat tidak menyukainya. Tetapi ia harus ikut bergabung menghargai sang Kakak. “Bagaimana dengan pekerjaan kamu?” Tanya Papa Andrea pada Steve. “Baik Om, lagi banyak proyek aja. Saya juga lagi banyak belajar Papa mau menyerahkan semuanya sama Saya, sedangkan Saya baru balik butuh banyak belajar.” Jawab Steve dengan santai.         Karena pasalnya Steve merupakan anak dari teman Papanya Andrea dan Andini itu. Di mulai dari perjodohan keduanya setuju dan menjalin hubungan. Apa lagi hubungan mereka sudah terjadi hampir satu tahun semenjak kepulangannya menyelesaikan S2 nya diluar negeri. Steve juga saat ini menjadi wakil CEO karena Papanya belum menyerahkan sepenuhnya pada Steve karena lagi banyak belajar. “Yank kamu mau nambah ga?” Tanya Andini pada Steve. “Aku udah kenyang banget, makasih ya.” Steve tersenyum dengan sangat lembut pada Andini membuat Andrea sudah semakin tidak tahan. Ia memilih cepat menghabiskan makannya agar bisa meninggalkan ruangan tersebut. Semakin lama ia disana semakin lama pula ia melihat kemesraan Andini dan Steve. “Andrea duluan ya, lagi ada tugas kampus.” Pamit Andrea begitu saja ketika selesai. Steve melihat kepergian Andrea dan melihat wajah yang jelas tidak baik dari wanita itu.         Setelah selesai makan mereka pindah ke ruang tamu untuk mengobrol tetapi Steve permisi ke toilet dulu. Tanpa sepengetahuan mereka bahwa Steve diam-diam ke atas menuju kamar Andrea. Ia segera masuk ke dalam kamar Andrea dan menemukan wanita itu sedang duduk di atas ranjang. Jelas Andrea terkejut melihat Steve yang saat ini berada di kamarnya. “Kakak ngapain disini?” Tanya Andrea bangkit berdiri mendekati Steve. “Aku tahu kamu tidak suka moment tadi aku minta maaf. Tapi satu yang kamu harus tahu aku hanya mencintai kamu bukan Andini.” Kata Steve sambil menangkup wajah  Andrea dan menatap Andrea tepat dimanik matanya. Mata Andrea jelas sudah berkaca-kaca karena pernyataan cinta Steve. “Gaboleh Kak. Gabisa, ini salah. Kakak pacarnya Kak Andini dan kita tidak boleh kayak gini. Cepat atau lambat kalian pasti akan menikah dan aku harus bisa terima itu.” “Tapi dari dulu aku itu mencintai kamu bukan Andini, kamu harus percaya itu. Aku hanya menginginkan kamu Sayang.” Mata Andrea sudah berkaca-kaca ia menggelengkan kepalanya.         Andrea memang mencintai kekasih dari Kakaknya itu. Sebelum Steve datang bersama dengan keluarganya untuk dijodohkan dengan Kakaknya ia sudah lebih dulu bertemu dan mengenal Steve saat datang ke acara yang dibuat Darel. Ia datang bersama dengan teman-temannya dan ternyata Steve merupakan pembicara dalam seminar yang dilakukan oleh jurusan Darel.         Sejak itu mereka bertemu dan berkenal. Keduanya merasa klik bahkan diam-diam sampai bertukar nomer telvon. Mereka sempat jalan berdua beberapa kali dan komunikasi mereka juga berjalan dengan baik sampai akhirnya mereka harus menghentikan semuanya ketika Steve datang bersama dengan keluarganya kerumahnya.         Saat itu tanpa keduanya sadari bahwa maksud dari kedatangan tersebut perjodohan yang dilakukan kedua orangtuanya. Menjodohkan Steve dengan Andini kakanya sendiri, hal itu sudah pasti membuat keterkejutan bagi keduanya terutama bagi Andrea yang sudah memendam rasa pada Steve begitu juga dengan Steve.         Awalnya Steve menolak hanya saja Kakaknya Andini menyetujui hal itu sehingga membuat Steve tak bisa berbuat apa-apa sehingga ia hanya bisa menerimanya begitu saja dan menjalani perannya sebagai kekasih Andini. Ia akan selalu bersikap manis di depan kedua orangtua mereka tetapi tidak ketika berdua dengan Andini. Karena jelas ia mengatakan bahwa ia menolak perjodohan itu dan ia mencintai orang lain. Hanya saja ia tidak bisa bahwa wanita yang dicintainya itu adalah Andrea.         Semenjak itu Andrea memutuskan komunikasi mereka dan jelas menghindari Steve. Tetapi Steve tidak pernah tinggal diam ia selalu berusaha menemui Andrea diam-diam dan meyakinkan bahwa ia hanya mencintai Andrea. Ia berjanji akan selalu bersama dengan Andrea dan memintanya bersabar. “Kak, aku ga mu—“ Perkataan Andrea tidak bisa ia selesaikan karena Steve sudah lebih dulu membungkamnya dengan ciuman dibibirnya.         Steve mencium Andrea dengan sangat lembut, ia sudah memegang tengkuk Andrea untuk memperdalam ciuman mereka. Tangan Andrea meremas kemeja yang digunakan Steve. Ia juga menikmati ciuman yang diberikan Steve padanya. Keduanya meraih oksigen sebanyak-banyaknya ketika mengakhiri ciuman mereka dengan Steve yang masih mencium pelipis Andrea. “Andrea, I Lve you! I love you so much.! Hanya kamu. Jangan lari lagi jangan menghindar lagi, sudah cukup kamu menghindar dan menjauh dari aku. Jangan siksa diri kamu lagi. Aku tahu kalau kamu gabisa dan ga kuat. Please aku juga, aku menginginkan kamu. Aku mencintai kamu, tidakkah kamu percaya akan itu?” Andrea menangis, ia sebenenrya sudah tidak sanggup memendam semua perasaanya sendiri.         Ia sudah capek selalu mengalah. Ia sudah capek selalu orang yang harus menjadi terakhir dan disakiti. Selama ini ia selalu menjadi bayang-bayang dari Kakaknya. Menurutnya selalu Kakaknya Andini yang menjadi yang terutama dan utama. Yang selalu dibanggakan, yang selalu diutamakan, yang selalu di prioritaskan tidak dirinya.         Selama hampir satu tahun ini ia juga mencoba ikhlas dan berusaha menerima keadaan bahwa pria yang dicintainya adalah kekasih Kakaknya sendiri. Ia berusaha memendamnya sendiri dan menahannya tetapi semakin lama ia semakin tidak kuat dan ia sudah mulai lelah. Semakin ia berusaha melupakan Steve semakin ia tidak bisa melupakan pria itu mala semakin mencintai pria itu.         Hal ini memang gila, tetapi ia bisa apa? Ia tidak tahu harus bagaimana lagi. Perasaannya tidak bisa dibohongi bahwa ia mencintai Steve Anderson. Bahwa ia juga menginginkan Steve Anderson pria yang sudah menjadi kekasih Kakaknya itu. “Kak, aku masih cinta sama Kakak. Aku gabisa lupain Kakak, semakin aku coba buat lupa semakin aku mengingat Kakak dan buat aku semakin menginginkan Kakak. Aku harus bagaimana? Ini salah tapi aku gabisa bohongi kalau aku mencintai Kakak.” Ucap Andrea purau karena menangis. “Cintai aku sayang, cintai aku sesuka hati kamu dan semau kamu. Karena aku hanya milik kamu. Aku hanya mencintai kamu, cepat atau lambat aku janji akan mengakhiri hubunganku dengan Andini. Kamu harus sabar dan nantikan hal itu. Aku hanya menginginkan kamu disisiku tidak orang lain.” Andrea menganggukkan kepalanya.         Pada akhirnya ia menyerah. Ia tidak mau lagi mengalah kali ini. Ia mau sedikit egois dengan perasaanya. Ia juga mau mencintai dan dicintai. Ia juga mau diutamakan oleh orang yang diinginkannya. Ia sudah capek mengalah kali ini. Ia juga mau merasakan apa artinya saling mencintai dengan orang yang diinginkannya.         Sudah cukup dulu ia merasa diasingkan dan selalu mengalah. Kasih orangtuanya selalu ia tidak dapatkan penuh karena kedua orangtuanya lebih mengutamakan sang Kakak. Dulu juga saat ada pria yang disukainya ia mengalah dengan sang Kakak dan mengikhlaskan pria itu dengan sang Kakak. Beberapa kali ia melakukan hal itu.         Dan sekarang Andrea tidak lagi mau mengalah dan mengikhlaskan Steve Anderson untuk sang Kakak. Karena bersama Steve ia meraskaan aman, nyaman, kasih sayang yang penuh, dan ia bisa merasakan cinta yang tulus dan sangat besar yang diberikan Steve untuknya. Andrea bisa merasakan bahwa Steve menginginkan dan mencintainya sangat besar.         Terbukti juga dengan Steve yang masih berusaha hampir setahun ini mengejarnya. Steve sangat senang dengan keputusan Andrea kali ini. Ia menggendong Andrea dan wanita itu melilitkan kakinya pada pinggang Steve sambil keduanya saling berciuman.         Steve mencium Andrea dengan sangat lembut. Andrea membalas ciuman tersebut dan tangannya sudah ia kalungkan pada leher Steve. Dengan perlahan Steve maju dan menidurkan Andrea di atas ranjang dengan sangat pelan. Lalu ia kembali mencium kekasih yang dicintainya itu. Wanita yang diinginkannya dan dicintainya. “Kak ini dirumah.” Kata Andrea mengingatkan saat ini mereka berada di rumah miliknya.         Steve melihat bibir Andrea yang sudah membengkak karena ulahnya, Andrea juga sudah berantakan rambut yang acak-acakkan. Dressnya sudah kusut juga karena ulahnya ia tertawa dan bangkit memperbaiki kemejanya yang juga sedikit berantakan. Ia membantu menolong Andrea kembali duduk dan merapikan rambut Andrea dengan lembut. “I love you Andrea, I love you so much! Kamu harus percaya itu. Aku tunggu kamu di apartement kita ya.” Andrea tersenyum mengetahui maksud dari perkataan Steve. Ia menganggukkan kepalanya lalu Steve mencium puncak kepalanya sebelum keluar. “Bye, aku tunggu.” Pamit Steve.         Andrea tersenyum, ia merasa senang dan jantungnya berpacu dengan sangat cepat. Andrea memegang bibirnya hasil dari ciumannya dengan Steve yang sudah membengkak. Ia senang akhirnya ia bisa merasakan sentuhan Steve lagi. Ia sangat merindukan pria itu.         Andrea kali ini dengan pilihannya, ia tidak lagi mau mengalah dengan sang Kakak. Ia akan mempertahankan hubungannya dengan Steve walaupun ia tahu itu salah dan terlarang ia tidak peduli asalkan ia bisa bersama dengan Steve pria yang dicintainya.         Walaupun Andrea harus menjali hubungan diam-diam ia tidak peduli. Andrea akan tetap bersama dengan Steve. Mereka akan memulai hubungan mereka mulai dari sekarang. Andrea jelas tahu maksud dari apartement kita yang dimaksudkan Steve.         Karena hanya mereka berdua yang tahu soal apartement tersebut. Steve mengambil apartement itu secara diam-diam dan ia hanya memberi tahu Andrea. Dulu Steve pernah membawa Andrea ke tempat rahasia sekaligus favorit bagi Steve itu sebelum ia dijodohkan dengan Andini. Steve mengatakan bahwa itu apartement mereka karena hanya mereka yang tahu tempat itu.         Kini tempat itu akan menjadi saksi bagi hubungan keduanya. Tempat itu akan menjadi tempat bagi keduanya menjalin hubungan. Tempat itu akan menjadi favorit bagi keduanya karena akan menciptakan banyak kenangan dan sejarah bagi keduanya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD