KELUARGA BARU

1566 Words
Bagi anak-anak panti kedatangan pasangan suami-istri yang menginginkan anak adalah sebuah kebahagiaan. Seakan-akan mereka dijemput oleh impian mereka, memiliki orang tua. Alicia memangku tangannya di atas kasur mendengarkan celotehan teman-temannya tentang impian mereka ketika bertemu dengan orang tua angkat. "Ketika aku dapat orang tua asuh, aku akan seperti seorang putri. Aku akan minta mereka membelikanku gaun seperti warna matahari tenggelam yang sangat cantik, dipenuhi renda bunga-bunga" ujar teman Alicia. "Aku akan pergi membeli boneka bersama orang tua angkatku" ujar salah seorang temannya yang lain "Aku akan minta dibelikan permen yang banyak dan setiap hari memakan daging sapi. Kata Lana orang-orang Kota sangatlah kaya" imbuh yang lainnya Impian-impian itu mengambang di kamar anak-anak perempuan minta di ambil dan diwujudkan. Alicia tersenyum, larut dalam impiannya sendiri. Lana mengatakan esok akan datang sepasang suami-istri untuk menjemput salah satu di antara mereka. Untuk itu mereka semua harus bersikap anggun dan cantik, agar mereka keluar dari panti itu. *** Hari itupun sama seperti yang lalu, ketika calon orang tua angkat mendatangi panti asuhan. layak berharap akan terpilih. Alicia duduk dengan tegak, makan dengan anggun, menjadi sedikit pendiam dari biasanya. Alicia sangat berharap dia akan di pilih dan menjadi seorang anak yang memiliki orang tua. Paling tidak dia memiliki nama belakang. Sudah ratusan kesempatan Alicia selalu gagal. Begitupun hari itu ketika suami istri Martini datang. Temannya Susanlah yang terpilih. Alicia sangat kecewa, rasanya tidak ada orang yang menginginkannya. Alicia pernah mendengar Lana mengatakan dirinya akan sulit mendapatkan orang tua, karena dia berwajah Chang. Waktu itu Alicia masih terlalu kecil untuk paham, apa yang mereka maksud berwajah Chang, baginya dia sama dengan anak-anak yatim lainnya. Tidak memiliki ayah dan ibu. Alicia sangat sedih hari itu, dia pergi meninggalkan panti, menyendiri di kebun apel bibi Diah. Dia menangis di sana sendirian saja. Dia merasa tidak diinginkan, tidak ada yang mengiginkannya. Dia seperti anak dalam lagu lembah yang ditinggalkan ibunya. Dia seperti dongeng Sang Rawa. Hari sudah lumayan sore ketika Billi berhasil menemukan Alicia di kebun bibi Diah. "Alicia" Billi mendekatinya, duduk di sebelahnya "Kakek mencarimu. Hari sudah sore !" "Acia dan Hana pergi minggu lalu dengan orang tua baru, Susan juga akan pergi" isaknya, hidungnya sudah mulai memerah. Billi yakin, ketika para orang tua angkat masuk ke ruang makan dan melihat para yatim, mata mereka akan tertuju pada Alicia, karena Alicia gadis kecil yang sangat cantik. Hanya saja wajah cantiknya berasal dari suku Chang. Tidak ada orang yang ingin berurusan dengan orang-orang Chang. Penduduk Negri Bahari percaya bahwa orang-orang Chang mendatangkan kesialan. Kabut turun dari arah bukit menyusup melewati danau dan berarak di sekeliling Alicia dan Billi. Seperti itulah tempat ini ketika matahari mulai menggelincir, suhu dingin akan berganti menguasai lembah "Malam ini malam jumat apa kamu tidak takut ?" Sambil menghirup ingusnya dia melirik sebal "Aku tidak percaya dengan malam jumat" "Lembah ini memberikan kita kehidupan Alicia" Kata Billi seperti seorang kakak pada adik perempuannya. Alicia mengapus air matanya "Tapi aku tidak ingin terus-terusan ada di panti. Kamu tidak akan mengerti Billi, kata Lana aku orang Chang, mereka bilang aku mendatangkan kesialan. Menurutmu ? Kamu tidak akan tahu rasanya jadi aku Billi ! Aku dibuang ayahku dan ditinggalkan ibuku, mereka semua pergi. Tidak ada seorangpun di semesta ini yang menginginkan aku !" Billi menepuk-nepuk kepala Alicia yang mungil "Kau salah kalau bilang aku tidak mengerti, kita semua merasakan hal yang sama Alicia, kita semua tidak punya ayah dan ibuk. Jangan bilang aku tidak mengerti" suara Billi pelan, membuat Alicia menjadi terdiam, seperti bisikan kecil yang mengelusnya. Ada kebenaran dalam kalimatnya. Billi memang tidak punya ayah dan ibuk. "Kakek Didi bilang, kita adalah saudara. Saudara harus saling menjaga satu sama lain, saling memahami dan mendukung. Sebagai kakak aku harus mengalah pada kalian, melindungi kalian, kakek Didi bilang anak anak panti tidak bisa mengandalkan siapapun selain saudara mereka karena itu percayalah kami selalu ada buat kamu Alicia. Di panti tidak ada yang tidak diinginkan ! Tidak ada yang dibuang, kata semua sama. Untuk itu kita harus saling menjaga" Bili merangkul pundak kecil Alicia "Tinggal di lembah ini tidak buruk Alicia, lembah ini memberikan banyak kehidupan" Alicia masih sesenggukan "Ketika suatu hari kamu tumbuh dewasa, carilah seorang suami yang memiliki dua penggal nama sehingga kamu bisa mati menggunakan nama belakangnya. Mulai sekarang, kamu harus tumbuh seperti bunga Lily, cantik, polos dan tidak mudah layu" Berlahan-lahan sesenggukan Alicia mulai mereda, kepulan kabut menjejaki tanah-tanah perkebunan semakin tebal saja. Billi memberikan rajutan wallnya pada Alicia. Alicia menggunakannya walaupun kebesaran. "Aku akan menjagamu Alicia, sebagai kakak aku akan menjaga kalian semua. Tidak akan kubiarkan laki-laki jahat menyakitimu, jangan takut tidak terpilih oleh para orang tua angkat. Kamu sudah memiliki kami sebagai keluargamu" "Janji ?" Alicia mengulurkan tanganya ""Tentu hidung merah" Billi menyentuh hidung mungil Alicia Alicia pun mengangguk. Sejak hari itu Alicia tidak lagi mengharapkan orang tua angkat. *** Musim Semi Datang dan Pergi, Badai merusak berlalu dan kembali setiap tahun. Para orang tua angkat datang menjemput anak-anak yatim satu persatu, namun begitu anak-anak yatim baru didatangkan dari desa nelayan, dari gang pasar, dari para tetua desa. Anak-anak di panti kakek didi silih berganti. Tahun-tanun berlalu, Alicia masih di Panti, sudah tidak sedih lagi apabila dirinya tidak terpilih, malahan dia semakin merasa nyaman tinggal di panti. Sedikit-sedikit dia membantu pekerjaan Sakina. Lana selalu saja sibuk dengan urusan surat menyuratnya dan Sakina kewalahan untuk menyiapkan makanan adik-adik sementara ternak harus terus di rawat, Billi tidak bisa setiap hari membantu Sakina. Suatu Malam kakek didi cucu-cucunya, setelah dia pulang dari hutan ilalang dimana semua korban Kuswardi bersaudara di makamkan. Kakek bersama Lana pergi ke tempat itu, dia membawa pulang bunga mock yang tumbuh hanya pada musim penghujan diberikan pada Alicia "Untuk yang paling spesial disini. Selamat datang Alicia" ucapnya, tongkatnya beradu dengan lantai kayu yang kokoh. "Alicia sudah remaja, dia akan membantu kalian bertiga mengurus panti ini" jelas kakej Didi Lana melirik Alicia dengan tatapan tajam yang mampu menguluti Alicia "Apa yang akan dia lakukan kek ?" Alicia menunduk karena tidak kuat di tatap seperti itu oleh Lana. Seakan tubuhnya sebentar lagi terbelah. Padahal Lana melihat bagaiaman Alicia selama ini membantu Sakina berbenah. "Dia akan membantu Sakina memelihara adik-adik. Kau urus saja masalah donatur dan para orang tua angkat" Tugas Lana adalah menyurati para donatur panti, mempelajari surat-surat para orang tua angkat sebelum mereka mengambil anak dari panti asuhan kakenya. Kakek Didi tidak ingin anak-anak itu di sia-siakan jadi, Lana sangat teliti dalam mempelajari berkas orang tua angkat sebelum mempersilahkan mereka datang berkunjung ke panti. Orang-orang itu kebanyakan datang dari Kota dan Perbatasan, ada juga yang dari pesisir dan Tanah Raja. Biasanya Lana akan bersurat dengan panti asuhan lain untuk meneliti berkas-berkas para calon orang tua. Lana sungguh sibuk, tapi dia sangat menyukai pekerjaannya. Dia bekerja berdua dengan kakek Didi. Dia sangat menyukai pekerjaannya hingga dia benci kalau ada orang baru yang datang untuk merecoki pekerjaannya. "Dan..." Kakek Didi berjalan kemejanya menarik sebuah papyrus "Ada surat dari Nyonya Lyan" dia tersenyum "Katanya Cucuku Malik membutuhkan seorang teman main" Sakina mengangkat tangan tidak sanggup "Tolong jangan kirim aku ke keluarga itu Kakek, aku sudah lelah dengan cucu-cucumu di bangunan ini" Kakek Didi terkekeh, mimik wajah Sakina sungguh merengut dan keliatan tidak menyukai berurusan dengan keluarga Tuan Tanah "Tugasku hanya mengambil persediaan makanan dari mereka kakek, jangan tambah lagi beban anak yatim piatu ini" keluh Bili menyilangkan kakinya di atas Sofa yang terkelupas kulitnya, Sofa bekas yang di dapatkan panti ini dari seorang donatur di perbatasan. Billi mengarahkan pandanganya pada Alicia "Dia sepertinya harus mulai menabung. Apa ada bayarannya ?" "Bisa kubicarakan dengan keponakanku" kakek didi tersenyum penuh harapan pada Alicia "Apa dia anak yang baik ?" suara Alicia ragu-ragu. Alicia tidak pernah bertemu dengan Malik. Alicia hanya pernah mendengar dari orang-orang bahwa dia anak kecil yang tampan. Lana terkekeh menyembunyikan wajah tertawanya di balik sebuah amplop surat yang dia pegang. Sakina mendesah keras ke udara. Alicia melirik Billi, Billi tersenyum penuh padanya. Ada apa dengan mereka semua ? Kenapa rasanya dia sengaja di dorong masuk ke keluarga Tuan Tanah ? "Dan..dan..." ternyata Kakek Didi belum selesai berbicara "Alicia sudah terlalu besar untuk tidur bersama adik-adik di kamar anak. Bersihkanlah ruang penyimpanan di dekat kamar mu Sakina. Mulai sekarang dia bisa menempati ruangan itu" "Dan...dan..." Kakek Didi masih melanjutkan, tapi kali ini dengan helaan nafas karena dia sudah semakin tua. Billi memutar bola matanya, dia ingin sekali beranjak pergi dari sana karena dia mesti membantu Paman Rasit menjaring ikan di danau. "Kamu.." kakek Didi menunjuk Lana "Kapan kamu akan pergi ke pesta untuk mencari pasangan ?" Sakina merangkul Lana dari belakang "Ayo kak kamu pasti bertemu dengannya" canda Sakina, siulan menggelikan melengking dibuat oleh Billi. Lana menepis tangan Sakina dengan kasar "Kakek tidak perlu bertanya di hadapan mereka ?" Sakina memiliki trauama untuk berpacaran lagi, setelah dia dihianati. Sulit baginya bangkit kembali waktu itu, tapi dia tidak ingin menghancurkan harapan Kakek, Sakina dan Billi. "Memang kenapa ? Mereka saudara-saudaramu" "Itu urusan pribadiku" katanya ketus pada Kakek Billi megayun-ngayunkan telunjuknya "Kareas kepala" gerutunya tanpa berpamitan meninggalkan ruangan kerja yang ditempati kakek Didi dan Lana. "KAU SAJA YANG BERDANSA BILI !" teriak Lana marah pada Billi. Lana sangat tempramental masalah kisah cinta. Billi tahu, mangkanya dia suka menggoda Lana. Cekikan Billi terdengar di lorong. "Ya sudah ayo kita melihat kamar barumu Alicia" Sakina menarik tangan Alicia, dia tahu Lana dan kake Didi akan melalui diskusi yang panjang tentang masalah pasangan hidup. Lana sedikit selektif dalam memilih dan dia terlalu menyukai tinggal di panti ini. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD