Bab 2 Dihina

1473 Words
"Dua ratus ribu yuan?" Suara Feiyan di ujung telepon terdengar sangat dingin. "Sayangku, jangan khawatir, aku pasti akan membayarmu kembali. Aku sangat membutuhkan uang dua ratus ribu itu sekarang," jawab Li Jie. Istrinya adalah harapan terakhirnya. Setelah beberapa saat, Feiyan akhirnya menjawab dengan singkat, "Oke." "Hah, serius?!" seru Li Jie dengan nada penuh kegembiraan. "Kamu benar-benar istri terbaik di bumi! Tapi jangan khawatir, aku berjanji akan mengembalikan uang dua ratus ribu yuanmu kembali." "Tapi aku punya satu syarat," balas Feiyan. "Syarat apa?" jawab Li Jie. "Perceraian. Selama kamu berjanji untuk menceraikan aku, aku akan memberi kamu dua ratus ribu yuan. Kamu bahkan tidak perlu mengembalikan uangku," jawab Feiyan tenang. "Perceraian?" Li Jie kehilangan kata-kata, pikirannya seketika kosong. Setelah terdiam sejenak, akhirnya Li Jie menarik napas dalam-dalam dan berkata, "Maaf, Feiyan, aku tidak bisa menceraikanmu." "Kamu seru Feiyan jengkel. "Li Jie, apakah pernikahan kita lebih penting dari nyawa ibumu? Kamu tahu bahwa tidak ada apa-apa di antara kita berdua. Aku tidak mengerti mengapa kamu tidak ingin bercerai." "Oke, cukup. Apapun yang kamu katakan tidak akan membuatku menceraikanmu." Pada akhirnya, Li Jie menutup telepon. Perceraian? Mengapa Li Jie tidak ingin bercerai? Selama tiga tahun ini, Li Jie hanya mendapatkan hinaan dan tatapan sinis yang tidak terhitung jumlahnya dari keluarga Qin. Setiap kali Li Jie berpikir untuk menceraikan Feiyan, kata-kata ibunya selalu terngiang-ngiang di telinganya, "Sayang, kamu tidak boleh menceraikan Feiyan. Ini adalah permintaan ayahmu sebelum dia meninggal. Jika kamu menceraikan Feiyan demi aku, aku akan melompat dari gedung." Pada Akhirnya, Li Jie dengan pikiran kosong dan tatapan hampa memasuki sebuah club house. Begitu Li Jie memasuki Club house, suara sarkastik terdengar, "Nah, bukankah itu Li Jie? Apa yang membawamu ke sini hari ini?" Pemilik clubhouse adalah mantan pacarnya, Wang Yan. Keduanya pernah bertemu saat SMA, tetapi karena Li Jie terlalu miskin, Wang Yan memutuskan Li Jie dan menjalin hubungan dengan seorang anak kaya bernama Zhang Peng. Clubhouse ini merupakan hadiah dari Zhang Peng untuk Wang Yan. Pria yang berbicara dengan Li Jie dengan nada seperti itu adalah Wang Li, teman sekelas Li Jie, yang juga merupakan kacung Zhang Peng. Ketika mereka masih bersekolah, Wang Li akan selalu mengikuti Zhang Peng untuk mengganggu Li Jie. Setelah lulus, Wang Li bahkan tidak perlu repot-repot mencari pekerjaan karena dia memilih untuk bekerja untuk Wang Yan di Clubhouse-nya. Sebelum Wang Li melanjutkan perkataanya, pacarnya Jiang Fei tiba-tiba menghampiri dan memberi Li Jie pertanyaan, "Apa yang kamu lakukan di sini?" Keduanya memandang Li Jie dengan jijik. Li Jie ragu sejenak dan menjawab, "Aku mencari Wang Yan ... Ketika Jiang Fei mendengar jawaban Li Jie, sedikit kelicikan terlihat di matanya. "Wah, wah, wah. Kamu di sini untuk mencari Wang Yan?" Li Jie mengangguk. "Bagus, aku akan mengantarkanmu padanya," seru Jiang Fei. Tanggapan itu membuat Li Jie terkejut, Jiang Fei selalu memandang rendah dirinya. Dulu ketika Li Jie dan Wang Yan bersama, Jiang Fei selalu berusaha menemukan cara untuk memisahkan mereka. Tetapi kali ini Jiang Fei mengizinkannya untuk bertemu Wang Yan! Li Jie tidak terlalu memperdulikan itu dan dia hanya mengikuti Jiang Fei melewati koridor-koridor untuk pergi kebelakang Clubhouse. Ini adalah ruang tamu Clubhouse. Jiang Fei mengantarkan Li Jie menuju salah satu ruangan lalu menunjuk ke arah sebuah pintu. "Wang Yan ada di dalam." Li Jie melirik Jiang Fei dengan curiga. Dia membuka pintu dan seketika terdengar suara erangan yang samar-samar dari dalam ruangan. Li Jie bergegas menutup pintu, lalu dengan mata merahnya menatap Jiang Fei. Jiang Fei tertawa keras. "Bagaimana, Li Jie? Saat itu kamu begitu enggan menyentuh pacarmu. Tapi, sekarang dia menikmati dilayani oleh pria-pria sembarangan" "Kamu Li Jie mengepalkan tanganya dengan erat. "Apa yang sedang terjadi?" Pada saat itu, pintu ruangan pribadi terbuka dan terlihat Zhang Peng sedang melangkah keluar. Ketika melihat Li Jie, Zhang Peng tercengang sejenak sebelum dia berdesis dan mengatakan, "Apa yang kamu lakukan di sini?" Jiang Fei segara berkata, "Tuan Zhang, dia di sini untuk bertemu Wang Yan." "Oh benarkah? Li Jie, apa kau masih menyukai Wang Yan? Saya mendengar bahwa Anda telah menikah dengan Keluarga Qin, benar bukan? Qin Feiyan dari keluarga Qin terkenal dengan kecantikannya. Tetapi bahkan dengan istri yang begitu cantik, kamu masih memikirkan Wang Yan, ya?" balas Zhang Peng dengan tatapan dan nada menghina. Saat itu juga Wang Yan terlihat melangkah keluar dari ruangan pribadi itu dengan mengenakan mantel mandi yang membuat lekuk tubuhnya yang menggairahkan dan sempurna semakin terlihat jelas. Meskipun demikian, mata Wang Yan memperlihatkan menjijikan saat melihat Li Jie. "Wang Yan, ada yang ingin kubicarakan. Bisakah kita pergi keluar untuk berbicara?" bisik Li Jie ketika melihat Wang Yan. "Apa yang kamu inginkan?" Mendengar itu, ekspresi Zhang Peng seketika berubah, terasa emosinya yang berubah, aura ganasnya terpancar. Zhang Peng langsung menampar wajah Li Jie hingga membuat wajahnya membengkak. "Wang Yan adalah pacarku. Beraninya kamu menggodany tepat di hadapanku?!" "Kamu ... Pipi Li Jie terasa sangat perih. Apa yang dilakukan Zhang Peng membuat emosi Li Jie semakin tidak stabil, amarahnya sudah tidak tertahankan lagi tetapi dia terpaksa menahanya karena mengingat alasan dia berada di sana hari ini. "Enyahlah sekarang, apa kamu mendengarku? Jangan merusak suasana hati Tuan Zhang." Wang Li menggulung lengan bajunya, lalu berdiri di hadapan Li Ji dengan postur tubuhnya yang tinggi. Li Jie menatap Wang Yan dan berkata, "Wang Yan, tidak bisakah kamu membantuku, mengingat kita bahkan pernah memiliki hubungan sebelumnya?" Wang Li maju selangkah lagi dan memberikan tamparan lagi di wajah Li Jie. "Sial, apakah kamu tidak mendengar apa yang aku katakan?" "Li Jie linglung sejenak setelah dipukul oleh Wang Li, tetapi dia berusaha menahan rasa sakitnya melanjutkan, "Wang Yan, ibuku sangat sakit. Bisakah Anda meminjamkan aku uang dua ratus ribu yuan? Aku bersedia melakukan apa pun yang kamu inginkan selama kamu mau meminjamkan aku uang." "Enyahlah sekarang!" Wang Li kembali memberikan tamparan di wajah Li Jie sebelum akhirnya Li Jie terjatuh. Jiang Fei berteriak, "Dua ratus ribu yuan!?" "Bukankah istrimu, Feiyan adalah direktur di perusahaan papan atas? Aku tidak percaya dia tidak bisa memberikan kamu dua ratus ribu yuan. Zhang Peng menatap Li Jie dengan wajah penuh hinaan. "Wang Yan, aku mohon padamu. Tolong bantu aku kali ini." Wajah Li Jie merah dan bengkak saat dia memohon. Jiang Fei mendengus, "Apakah ibumu sudah mati atau masih hidup bukanlah urusan kami." "Wang Yan, aku benar-benar membutuhkan uang ini." Wang Yan melirik Li Jie dengan jijik lalu masuk ke dalam pelukan Zhang Peng dan mencibir, "Dia sangat menyebalkan, seperti anjing. Usir dia keluar." Senyum miring muncul di wajah Zhang Peng setelah dia berkata, "Dua ratus ribu yuan, ya? Aku bisa meminjamkannya padamu." Mata Li Jie berbinar ketika mendengar apa yang dikatakan Zhang Peng. "Benarkah? Tuan Zhang, kau penyelamatku! Selama kamu mau meminjamkan uang itu padaku, aku akan melakukan apapun yang kamu minta," Zhang Peng membalas dengan cibiran, "Kamu tidak perlu melakukan apa-apa, cukup berlutut saja di depanku dan panggil aku ayahmu." Kemarahan tiba-tiba melintas dalam diri Li Jie. "Kamu ... "Dua ratus ribu yuan untuk menyelamatkan nyawa ibumu Permintaanku masih masuk akal bukan?" Memikirkan ibunya yang sedang sekarat di rumah sakit, Li Jie akhirnya hanya bisa pasrah. Li Jie menempelkan lututnya di lantai dan berlutut. "Ayo, panggil ayahmu." Zhang Peng mengulurkan tangannya dan menepuk-nepuk pipi Li Jie. "A ... yah." Li Jie mengatupkan giginya dan bergumam. Dia menggigit mulutnya begitu keras baga ujung lidahnya tergigit putus, yang membuat mulutnya dipenuhi darah. Dengan itu, Li Jie memaksakan dirinya untuk tersenym dan berkata, "Tuan Zhang, dua ratus ribu yuan?" Sebuah tamparan keras! Tanpa diduga, tamparan lain mendarat di wajah Li Jie. Zhang Peng mengutuk, "Siapa yang mengizinkanmu memanggilku seperti itu. Aku ini ayah kamu." Li Jie menahan amarah di hatinya, sambil berbicara terbata-bata disertai senyuman, "Ya, tentu saja." Jiang Fei dan Wang Li, yang berdiri di samping, tertawa sampai kehabisan napas. "Oke, keluarkan dia. Ini sangat membosankan." Zhang Peng melambaikan tangannya, mengisyaratkan untuk mengeluarkan Li .Jie. "Bagaimana dengan dua ratus ribu yuan?" Li Jie bertanya dengan tergesa-gesa. "Dua ratus ribu yuan?" Zhang Peng menatap Li Jie dengan wajah kebingungan. "Sialan kamu, kamu mempermainkanku?" Li Jie langsung marah. Segera Li Jie menyerang Zhang Peng dan melayangkan pukulan ke wajahnya. "Nak, kamu punya banyak keberanian untuk membuat masalah di tempatku." Pada saat itu, ekspresi Wang Li berubah, dengan sekuat tenaga dia menendang Li Jie tepat di rahangnya. Li Jie merasakan beberapa darah di sudut mulutnya, seluruh rahangnya terlihat sangat berantakan dipenuhi darah. "Kamu Li Jie kembali melayangkan pukulannya. Tapi kali ini, pukulannya dihentikan oleh Wang Li, lalu Wang Li membalasnya dengan memukul perut Li Jie, yang membuat Li Jie tersungkur kesakitan. Wang Li lalu kembali melayangkan beberapa tendangan ke arah Li Jie. Li Jie mau tak mau berbaring di tanah dengan tangan menutupi kepalanya. Li Jie tidak kuat menahan tangisnya, air matanya mengalir deras tidak terkendali. Pada saat itu, setetes darah jatuh ke sebuah benda berbentulk kaldron yang tergantung di leher Li Jie. Tiba-tiba, kaldron itu mengeluarkan cahaya terang lalu menghilang seketika, di tengah kecauan, tidak ada yang menyadari kejadian ini.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD