"Dua ratus ribu yuan?"
Suara Feiyan di ujung telepon
terdengar sangat dingin.
"Sayangku, jangan khawatir, aku
pasti akan membayarmu kembali.
Aku sangat membutuhkan uang
dua ratus ribu itu sekarang," jawab
Li Jie. Istrinya adalah harapan
terakhirnya.
Setelah beberapa saat, Feiyan
akhirnya menjawab dengan
singkat, "Oke."
"Hah, serius?!" seru Li Jie dengan
nada penuh kegembiraan. "Kamu
benar-benar istri terbaik di bumi!
Tapi jangan khawatir, aku berjanji
akan mengembalikan uang dua
ratus ribu yuanmu kembali."
"Tapi aku punya satu syarat," balas
Feiyan.
"Syarat apa?" jawab Li Jie.
"Perceraian. Selama kamu berjanji
untuk menceraikan aku, aku akan
memberi kamu dua ratus ribu yuan. Kamu bahkan tidak perlu
mengembalikan uangku," jawab
Feiyan tenang.
"Perceraian?" Li Jie kehilangan
kata-kata, pikirannya seketika
kosong.
Setelah terdiam sejenak, akhirnya
Li Jie menarik napas dalam-dalam
dan berkata, "Maaf, Feiyan, aku
tidak bisa menceraikanmu."
"Kamu
seru Feiyan jengkel.
"Li Jie, apakah pernikahan kita
lebih penting dari nyawa ibumu?
Kamu tahu bahwa tidak ada
apa-apa di antara kita berdua. Aku
tidak mengerti mengapa kamu
tidak ingin bercerai."
"Oke, cukup. Apapun yang kamu
katakan tidak akan membuatku
menceraikanmu."
Pada akhirnya, Li Jie menutup
telepon.
Perceraian?
Mengapa Li Jie tidak ingin
bercerai?
Selama tiga tahun ini, Li Jie hanya
mendapatkan hinaan dan tatapan
sinis yang tidak terhitung
jumlahnya dari keluarga Qin.
Setiap kali Li Jie berpikir untuk
menceraikan Feiyan, kata-kata
ibunya selalu terngiang-ngiang di
telinganya, "Sayang, kamu tidak
boleh menceraikan Feiyan. Ini
adalah permintaan ayahmu
sebelum dia meninggal.
Jika kamu menceraikan Feiyan demi aku, aku
akan melompat dari gedung."
Pada Akhirnya, Li Jie dengan
pikiran kosong dan tatapan hampa
memasuki sebuah club house.
Begitu Li Jie memasuki
Club house, suara sarkastik
terdengar, "Nah, bukankah itu Li
Jie? Apa yang membawamu ke sini
hari ini?"
Pemilik clubhouse adalah mantan
pacarnya, Wang Yan.
Keduanya pernah bertemu saat
SMA, tetapi karena Li Jie terlalu
miskin, Wang Yan memutuskan Li
Jie dan menjalin hubungan
dengan seorang anak kaya
bernama Zhang Peng. Clubhouse
ini merupakan hadiah dari Zhang
Peng untuk Wang Yan.
Pria yang berbicara dengan Li Jie
dengan nada seperti itu adalah
Wang Li, teman sekelas Li Jie,
yang juga merupakan kacung
Zhang Peng. Ketika mereka masih
bersekolah, Wang Li akan selalu
mengikuti Zhang Peng untuk
mengganggu Li Jie. Setelah lulus,
Wang Li bahkan tidak perlu
repot-repot mencari pekerjaan
karena dia memilih untuk bekerja
untuk Wang Yan di
Clubhouse-nya.
Sebelum Wang Li melanjutkan
perkataanya, pacarnya Jiang Fei
tiba-tiba menghampiri dan
memberi Li Jie pertanyaan, "Apa
yang kamu lakukan di sini?"
Keduanya memandang Li Jie
dengan jijik.
Li Jie ragu sejenak dan menjawab,
"Aku mencari Wang Yan ...
Ketika Jiang Fei mendengar
jawaban Li Jie, sedikit kelicikan
terlihat di matanya. "Wah, wah,
wah. Kamu di sini untuk mencari
Wang Yan?"
Li Jie mengangguk.
"Bagus, aku akan
mengantarkanmu padanya," seru Jiang Fei.
Tanggapan itu membuat Li Jie
terkejut, Jiang Fei selalu
memandang rendah dirinya. Dulu
ketika Li Jie dan Wang Yan
bersama, Jiang Fei selalu berusaha
menemukan cara untuk
memisahkan mereka.
Tetapi kali ini Jiang Fei
mengizinkannya untuk bertemu
Wang Yan!
Li Jie tidak terlalu memperdulikan
itu dan dia hanya mengikuti Jiang
Fei melewati koridor-koridor
untuk pergi kebelakang Clubhouse.
Ini adalah ruang tamu Clubhouse.
Jiang Fei mengantarkan Li Jie
menuju salah satu ruangan lalu
menunjuk ke arah sebuah pintu.
"Wang Yan ada di dalam."
Li Jie melirik Jiang Fei dengan
curiga. Dia membuka pintu dan
seketika terdengar suara erangan
yang samar-samar dari dalam
ruangan.
Li Jie bergegas menutup pintu,
lalu dengan mata merahnya
menatap Jiang Fei.
Jiang Fei tertawa keras.
"Bagaimana, Li Jie? Saat itu kamu
begitu enggan menyentuh
pacarmu. Tapi, sekarang dia
menikmati dilayani oleh pria-pria
sembarangan"
"Kamu
Li Jie mengepalkan tanganya
dengan erat.
"Apa yang sedang terjadi?"
Pada saat itu, pintu ruangan
pribadi terbuka dan terlihat Zhang
Peng sedang melangkah keluar.
Ketika melihat Li Jie, Zhang Peng
tercengang sejenak sebelum dia
berdesis dan mengatakan, "Apa
yang kamu lakukan di sini?"
Jiang Fei segara berkata, "Tuan
Zhang, dia di sini untuk bertemu
Wang Yan."
"Oh benarkah? Li Jie, apa kau masih menyukai Wang Yan? Saya
mendengar bahwa Anda telah
menikah dengan Keluarga Qin,
benar bukan? Qin Feiyan dari
keluarga Qin terkenal dengan
kecantikannya. Tetapi bahkan
dengan istri yang begitu cantik,
kamu masih memikirkan Wang
Yan, ya?" balas Zhang Peng dengan
tatapan dan nada menghina.
Saat itu juga Wang Yan terlihat
melangkah keluar dari ruangan
pribadi itu dengan mengenakan
mantel mandi yang membuat lekuk tubuhnya yang
menggairahkan dan sempurna
semakin terlihat jelas.
Meskipun demikian, mata Wang
Yan memperlihatkan menjijikan saat
melihat Li Jie.
"Wang Yan, ada yang ingin
kubicarakan. Bisakah kita pergi
keluar untuk berbicara?" bisik Li
Jie ketika melihat Wang Yan.
"Apa yang kamu inginkan?"
Mendengar itu, ekspresi Zhang Peng seketika berubah, terasa
emosinya yang berubah, aura
ganasnya terpancar. Zhang Peng
langsung menampar wajah Li Jie
hingga membuat wajahnya
membengkak.
"Wang Yan adalah pacarku.
Beraninya kamu menggodany
tepat di hadapanku?!"
"Kamu ...
Pipi Li Jie terasa sangat perih. Apa
yang dilakukan Zhang Peng membuat emosi Li Jie semakin
tidak stabil, amarahnya sudah
tidak tertahankan lagi tetapi dia
terpaksa menahanya karena
mengingat alasan dia berada di
sana hari ini.
"Enyahlah sekarang, apa kamu
mendengarku? Jangan merusak
suasana hati Tuan Zhang."
Wang Li menggulung lengan
bajunya, lalu berdiri di hadapan Li
Ji dengan postur tubuhnya yang
tinggi.
Li Jie menatap Wang Yan dan
berkata, "Wang Yan, tidak bisakah
kamu membantuku, mengingat
kita bahkan pernah memiliki
hubungan sebelumnya?"
Wang Li maju selangkah lagi dan
memberikan tamparan lagi di
wajah Li Jie.
"Sial, apakah kamu tidak
mendengar apa yang aku
katakan?"
"Li Jie linglung sejenak setelah dipukul oleh Wang Li, tetapi dia
berusaha menahan rasa sakitnya
melanjutkan, "Wang Yan, ibuku
sangat sakit. Bisakah Anda
meminjamkan aku uang dua ratus
ribu yuan? Aku bersedia
melakukan apa pun yang kamu
inginkan selama kamu mau
meminjamkan aku uang."
"Enyahlah sekarang!"
Wang Li kembali memberikan
tamparan di wajah Li Jie sebelum
akhirnya Li Jie terjatuh.
Jiang Fei berteriak, "Dua ratus
ribu yuan!?"
"Bukankah istrimu, Feiyan adalah
direktur di perusahaan papan
atas? Aku tidak percaya dia tidak
bisa memberikan kamu dua ratus
ribu yuan.
Zhang Peng menatap Li Jie dengan
wajah penuh hinaan.
"Wang Yan, aku mohon padamu.
Tolong bantu aku kali ini."
Wajah Li Jie merah dan bengkak
saat dia memohon.
Jiang Fei mendengus, "Apakah
ibumu sudah mati atau masih
hidup bukanlah urusan kami."
"Wang Yan, aku benar-benar
membutuhkan uang ini."
Wang Yan melirik Li Jie dengan
jijik lalu masuk ke dalam pelukan
Zhang Peng dan mencibir, "Dia
sangat menyebalkan, seperti
anjing. Usir dia keluar."
Senyum miring muncul di wajah
Zhang Peng setelah dia berkata,
"Dua ratus ribu yuan, ya? Aku bisa
meminjamkannya padamu."
Mata Li Jie berbinar ketika
mendengar apa yang dikatakan
Zhang Peng. "Benarkah? Tuan
Zhang, kau penyelamatku! Selama
kamu mau meminjamkan uang itu
padaku, aku akan melakukan
apapun yang kamu minta,"
Zhang Peng membalas dengan
cibiran, "Kamu tidak perlu melakukan apa-apa, cukup
berlutut saja di depanku dan
panggil aku ayahmu."
Kemarahan tiba-tiba melintas
dalam diri Li Jie. "Kamu ...
"Dua ratus ribu yuan untuk
menyelamatkan nyawa ibumu
Permintaanku masih masuk akal
bukan?"
Memikirkan ibunya yang sedang
sekarat di rumah sakit, Li Jie
akhirnya hanya bisa pasrah.
Li Jie menempelkan lututnya di lantai
dan berlutut.
"Ayo, panggil ayahmu." Zhang
Peng mengulurkan tangannya dan
menepuk-nepuk pipi Li Jie.
"A ... yah."
Li Jie mengatupkan giginya dan
bergumam. Dia menggigit
mulutnya begitu keras baga
ujung lidahnya tergigit putus, yang
membuat mulutnya dipenuhi
darah.
Dengan itu, Li Jie memaksakan
dirinya untuk tersenym dan
berkata, "Tuan Zhang, dua ratus
ribu yuan?"
Sebuah tamparan keras!
Tanpa diduga, tamparan lain
mendarat di wajah Li Jie. Zhang
Peng mengutuk, "Siapa yang
mengizinkanmu memanggilku
seperti itu. Aku ini ayah kamu."
Li Jie menahan amarah di hatinya,
sambil berbicara terbata-bata disertai senyuman, "Ya, tentu
saja."
Jiang Fei dan Wang Li, yang
berdiri di samping, tertawa sampai
kehabisan napas.
"Oke, keluarkan dia. Ini sangat
membosankan."
Zhang Peng melambaikan
tangannya, mengisyaratkan untuk
mengeluarkan Li .Jie.
"Bagaimana dengan dua ratus ribu
yuan?" Li Jie bertanya dengan tergesa-gesa.
"Dua ratus ribu yuan?" Zhang
Peng menatap Li Jie dengan wajah
kebingungan.
"Sialan kamu, kamu
mempermainkanku?" Li Jie
langsung marah. Segera Li Jie
menyerang Zhang Peng dan
melayangkan pukulan ke
wajahnya.
"Nak, kamu punya banyak
keberanian untuk membuat masalah di tempatku."
Pada saat itu, ekspresi Wang Li
berubah, dengan sekuat tenaga dia
menendang Li Jie tepat di
rahangnya. Li Jie merasakan
beberapa darah di sudut mulutnya,
seluruh rahangnya terlihat sangat
berantakan dipenuhi darah.
"Kamu
Li Jie kembali melayangkan
pukulannya.
Tapi kali ini, pukulannya
dihentikan oleh Wang Li, lalu
Wang Li membalasnya dengan
memukul perut Li Jie, yang
membuat Li Jie tersungkur
kesakitan.
Wang Li lalu kembali melayangkan
beberapa tendangan ke arah Li Jie.
Li Jie mau tak mau berbaring di
tanah dengan tangan menutupi
kepalanya.
Li Jie tidak kuat menahan
tangisnya, air matanya mengalir deras tidak terkendali.
Pada saat itu, setetes darah jatuh
ke sebuah benda berbentulk
kaldron yang tergantung di leher
Li Jie. Tiba-tiba, kaldron itu
mengeluarkan cahaya terang lalu
menghilang seketika, di tengah
kecauan, tidak ada yang menyadari
kejadian ini.