Bab 18

1050 Words

Setelah beristirahat sejenak, Nadhira kembali ke rumah sakit, sementara Adam sudah berangkat bekerja. Menaiki taksi Nadhira pergi sendiri untuk mengunjungi Ayahnya dan memastikan kondisinya. Saat tiba Nadhira melihat Galuh sudah sadar "Ayah, syukurlah Ayah udah sadar." Nadhira memeluk Galuh. "Aku khawatir banget sama Ayah." Nadhira menangis. "Ayah udah gak papa, sudah, sudah jangan nangis." Nadhira mengusap air matanya. "Gimana kata dokter?" "Mama kamu lagi bicara sama dokter." Nadhira menipiskan bibirnya lalu mengangguk. "Aku takut banget waktu denger Ayah kejang dan pingsan, Ayah tolong jangan gitu lagi." Galuh mengusap pipi Nadhira. "Jangan khawatir segala sesuatunya sudah di tentukan. Kalau belum waktunya Ayah meninggal, ya hidup lagi." "Ayah, jangan bikin Dhira takut." "Hidup

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD