Gahar mengingkari janjinya. Sudah tiga puluh menit berlalu tapi badang hidungnya belum juga keluar dari kamar Puspa, sementara Puspa kulitnya digigiti nyamuk dan mulai kedinginan karena angin malam ini lumayan kencang. Jika dipikir-pikir memang Puspa lah yang bodoh sekali, untuk apa dirinya yang keluar, sementara Gahar tiduran nyaman di dalam. Harus puspa akui, Puspa sebetulnya belum siap dengan segala pertarungan ini. Hatinya masih selemah itu. Puspa menarik napas panjang, kembali menyugesti diri serta mengingatkan bahwa ia lah yang harus tegas memperjuangkan dirinya sendiri. Waktu empat puluh menit sudah sangat cukup, saatnya Gahar harus pulang. Puspa lantas bangkit dan berjalan menuju kamarnya. Saat Puspa membuka pintu, di sana Gahar sudah duduk di tepi ranjang, seperti sudah bersiap

