“Lho? Bukannya …” Puspa mendadak gagu lantaran bingung mengapa dan bagaimana bisa mamanya Bara bisa berada di sini. “Ngapain Mama bisa di sini?” tanya Bara lebih kaget lagi. Mama Bara masih secantik tadi sore tapi bajunya sudah ganti menjadi dress di bawah lutut warna biru safir yang tampak begitu mewah walau gaun itu polos dan potongannya sederhana. Suara ketukan hak sepatunya mengiringi langkah Mama Bara yang makin mendekat. “Kamu yang tadi sore di kantornya Bara, kan?” tanya Mama menunjukkan jarinya pada Puspa. “Iya, Bu.” “Karyawan baru atau client atau bukan keduanya?” “Karyawan baru, Bu. Hari ini hari pertama saya kerja.” Mama Bara tampak mengangguk-anggukkan kepala mengerti. “Oh oke. Tinggal di ini?” “Iya, Bu.” “Ma, mama ngikutin aku?” sela Bara tak sabaran. Sebenarnya

