Darren melajukan mobil hitamnya dijalan raya. “Apa kau paus bermain hari ini?” tanya Darren dingin. Ruby yang memejamkan mata sipitnya itu membuka matanya perlahan. Ia mengerutkan keningnya kemudian menatap wajah Darren. “Maksudnya?” Tanya Ruby lirih. Ia merasa mual dan pusing sekarang.Darren menghela nafas berat. “Kau senang, kan? Bisa dekat dengan mantan kekasih mu setiap hari?” “Kamu ngomong apa, sih?” Tanyanya bingung dan menegakkan duduknya. Darren hanya meliriknya sekilas kemudian kembali fokus dijalan raya. “Kenapa kau harus bekerja dan tinggal digedung apartemen yang sama dengannya?” tanyanya, Ruby hanya diam. “Kenapa diam? Kau bisa bekerja di perusahaan milikku saja jika kau ingin bekerja.” Lanjutnya. “Aku bekerja di perusahaan milik nenek ku dan aku kesini karena nenek