Part 20

2722 Words
Part 20 "Masih lama gak sih? "tanya Fio pada Kenzo yang tengah sibuk membaca komik, mereka berdua tengah beristirahat di perpustakaan. " Diem! " " Gue laper! " " Berisik! " Fio mengepalkan kedua tangannya lalu maniknya melirik komik yang dibaca Kenzo dan ia pun merebut komik itu secepat kilat membuat Kenzo langsung membentaknya. " Tolong diharapkan tidak berisik di dalam perpustakaan! "peringat dari seorang guru penjaga perpustakaan saat mendengar suara keras di dalam perpustakaan. " Kembaliin gak? "Kenzo menatap tajam pada Fio. " Gue laper! " " Ya itu bukan urusan gue! "Kenzo berusaha merebut kembali buku komiknya namun Fio dengan gesit menyembunyikan buku komik tersebut di depan dadanya hingga membuat Kenzo tak bisa merebut bukunya itu. " Bebasin gue baru gue balikin nih buku. "Fio menyeringai saat mengetahui jika Kenzo tak bisa mengambil buku komiknya terbukti jika cowok itu hanya diam saja dan menatapnya tajam. " Yaudah ya. "Kenzo pun beranjak berdiri dan itu membuat Fio merasa lega. Ketika mereka berdua berjalan menuju untuk keluar perpustakaan tersebut, Kenzo melirik buku komiknya yang masih didekap oleh Fio. Bagaimana dirinya bisa meraih bukunya jika didekap di depan daerah sensitif seorang wanita? Saat di tengah perjalanan ternyata ia berpapasan dengan teman-temannya yang sedang nongkrong di depan gerbang kantin sekolah. "Wehh Kenzo ada gandengan baru nih? "tanya temannya yang bernama Ramzi. " Mana cewek lo yang cupu itu? "sahut temannya yang lain dengan nadanya yang mengejek, Nathan. Fio menatap Kenzo yang berada di sampingnya, gadis itu tau siapa yang dimaksud mereka. " Baru kelas 12 ini Kenzo deket sama cewek eh sekali deket sama cewek malah dua wahh ngegas lo Zo! "temannya yang lain bertepuk tangan merasa bangga pada temannya yang dekat dengan lebih dari satu cewek. "Gue buk--" " Serah gue deket sama siapa. "Kenzo memotong ucapan Fio yang ingin membantah ucapan teman-temannya, ia sengaja melakukan itu untuk membuat Fio makin marah padanya. Fio melototi Kenzo tapi cowok itu merasa santai dan memasang wajah tak berdosa. " Tapi masih mending yang ini Zo, nama lo siapa? Kelihatannya lo anak baru ya? "tanya Nathan pada gadis cantik yang berdiri di samping Kenzo. " Gue Fio, ya gue memang murid baru."memang terlihat jika murid baru memiliki seragam yang berbeda dan itu sama seperti kelas 10 sebab seragam sekolah ini memang masih baru dan untuk seragam lama sudah habis stoknya. "Kenzo bagus nih milih yang ini, dia cantik dan bodynya juga bagus!" "Daripada yang cupu itu, pakaiannya aja kampungan haha! " Kenzo hanya tersenyum kecil saja mendengar ucapan teman-temannya yang tengah asik menghina Resha sedangkan Fio, ia merasa emosi namun ia harus sabar kali ini dan ia melirik Kenzo yang malah bersikap biasa saja. Fio tak menyangka pada Kenzo yang membuat temannya kebawaperasaan alias baper---Resha dan ternyata sikap Kenzo disaat tak bersama Resha seperti ini. Resha juga salah, ia yang terlalu cinta buta pada Kenzo dan mengharap lebih pada Kenzo. Fio juga merasa bingung pada cowok itu yang tiba-tiba saja mendekati temannya padahal seperti yang ia tau jika cowok itu penyuka sesama jenis bahkan sampai punya pacar laki-laki. "Gue duluan ya! "pamit Kenzo pada keempat temannya yang langsung diangguki oleh mereka. Kenzo berjalan terlebih dahulu kemudian disusul oleh Fio berjalan di belakangnya. Fio menatap penjual kebab Turki yang tengah ramai dengan raut wajah sedih. " Yah ramai, andai tadi gue ke sini duluan pasti gak bakal ngantri, "dumel Fio yang dapat didengar oleh Kenzo. Kenzo juga melihat penjual kebab itu yang tampak sibuk melayani beberapa murid yang sedang memesan makanan itu. Dengan santainya Kenzo berjalan menerobos antrian itu membuat beberapa siswi yang rata-ratanya membeli makanan itu sontak minggir memberi jalan pada cowok itu. Fio yang melihat itu membuka lebar mulutnya dan berkata dalam hati, 'tuh cowok punya kekuatan apa sih, sampai-sampai seenaknya sendiri gak ngantri eh sekarang langsung dilayani oleh penjual itu' Ya Fio melihat jika penjual itu langsung melayani pesanan Kenzo sebab penjual berjenis kelamin perempuan yang masih berumur muda itu terpesona melihat ketampanan Kenzo bahkan si penjual itu memberi sebutan jika Kenzo, cowok paling tampan yang harus dilayani lebih dulu. Setelah membayar, Kenzo memberikan senyuman tipis dan itu membuat beberapa siswi yang melihatnya apalagi yang berada di dekatnya meleleh seketika. Kenzo tersenyum miring melihat wajah Fio yang terlihat bengong di tempat dirinya berdiri. "Nih makan! "Kenzo menyodorkan kantong plastik berwarna putih tepat di depan wajah Fio hingga membuat Fio kesal tapi beberapa detik kemudian tatapannya berubah berbinar saat mengetahui jika ia diberikan makan gratis oleh Kenzo dan juga kebab yang dibeli Kenzo pun banyak. " Lo senang karena gratis kan? "tanya Kenzo seraya menaikan sebelah alisnya. " Iya dong, manusia mana sih yang gak suka gratisan! "pekik Fio senang bahkan dirinya dengan mudahnya mengembalikan buku komik pada Kenzo. " ini tidak gratis, pulang sekolah lo harus nemenin gue main basket. " " Gak jadi gratis kalo gitu. "Fio tersenyum masam melihat Kenzo malah tertawa puas melihat wajahnya yang berubah seketika. Fio berniat pergi namun segera ditahan oleh Kenzo yang berkata," Lo belum bilang ya kan? Mana kebab milik gue? " Fio pun menatap kesal pada Kenzo, lagi-lagi cowok itu selalu membuatnya emosi. " Yaya gue temenin lo! "Fio sudah sangat lapar sekali lalu ia berlari pergi dengan cepat agar tak ditahan lagi oleh Kenzo. Kenzo menggelengkan kepalanya dan ia juga merasa bahwa setelah dekat dengan gadis itu, ia bisa melupakan tentang tekanan batinya yang membuatnya depresi yang sampai bisa melukai tubuhnya sendiri. ... "Fio? " Mendengar suara yang memanggil namanya membuat gadis bernama Fio itu langsung memutar ke belakang dan berjarak tak jauh dari tempat dirinya berdiri terdapat sosok lelaki tengah menatapnya sendu padanya. Setelah tau ternyata yang memanggilnya ialah seseorang yang selalu mengaku-ngaku teman masa kecilnya itu membuat Fio langsung membalikkan badannya dan mulai berjalan tapi hanya beberapa langkah saja, dirinya ditahan oleh laki-laki itu. "Napa sih? " " Kamu masak gak kenal sama aku Fi? "tanya cowok berjaket hitam itu padanya. " Lo gak usah jadi orang penipu deh! Risih lihatnya! "Fio menatap tak suka pada cowok di hadapannya--Devan. " Aku gak nipu Fi, aku beneran Epan. Teman masa kecil kamu. "Devan menatapnya memohon padanya. " Temen gue itu sudah meninggal, dia sudah tenang di sana. Lo jadi orang jangan ngada-ngada deh bikin emosi aja lihatnya! "napas Fio memburu sambil mengepalkan kedua tangannya untuk menyalurkan rasa emosinya ke tangannya. " Apa harus aku keluarin bukti Fi? "tanya Devan yang tampak frustasi. " Hah? Bukti? Yaudah mana kalau lo mau keluarin bukti? "Fio memutarkan kedua bola mata hitamnya malas. " Besok kita ketemuan lagi di depan ruang uks, aku bakalan kasih bukti ke kamu jika kita memang benar-benar sudah berteman dekat sejak kecil. " " Yaya, yaudah gue pergi. " Devan menatap punggung Fio kian menjauh dan menghilang saat Fio belok ke kiri. Sudah dari dulu ia menemukan sebuah bukti jika memang Fio adalah teman masa kecilnya namun karena ada urusan lain membuatnya baru bisa sekarang muncul di hadapan Fio. ... Sekolah mulai sepi namun masih banyak beberapa siswa yang lebih memilih di sekolah terlebih dahulu seperti Kenzo yang ingin bermain basket terlebih dahulu sebelum pulahg ke apartemennya. Fio duduk di pinggir lapangan menemani Kenzo yang sedang bermain basket dan dengan mudahnya cowok itu memasukkan bola berukuran besar berwarna orange itu ke dalam ring. Sebenarnya Kenzo sempat bermain bersama teman-temannya namun karena teman-temannya ada kesibukan lain membuat dirinya bermain sendiri dengan bola kesayangannya itu. Napas Kenzo tak beraturan setelah melemparkan bola itu untuk dimasukkan ke dalam ring, Kenzo hanya melihat bola itu menggelinding dan berhenti tepat di depan Fio. Kenzo juga melihat muka Fio mulai bete menunggunya. Cowok itu melangkahkan kedua kakinya lebar menuju Fio kemudian duduk di samping gadis itu, tangannya mengambil tas miliknya serta meraih botol berwarna pink milik gadis tu untuk diminumnya. "Eh itu botol gue! "Fio ingin mengambil botolnya namun Kenzo malah meninggikan tangannya yang membawa botol miliknya. " Bodo amat, gue haus,"ucap Kenzo santai lalu meneguk botol mineral itu hingga habis tak tersisa. Itupun dilakukan sambil menjijitkan kedua kakinya hingga membuat Fio tak bisa meraih botolnya. "Lo kenapa nyeselin banget sih! "Fio menerima botol miliknya yang sudah kosong isinya dari Kenzo. Kenzo hanya tertawa tak ada rasa bersalahnya melihat wajah Fio yang kesal karena ulahnya. " Yaudah kalau gitu gue bisa bodo amat mau pulang! "Fio berniat mengambil tas miliknya yang berada di samping Kenzo. Mendengar itu Kenzo langsung mengambil tas milik Fio dan di pakai di punggungnya. " Tas gue! Ishh lo itu keringetan, nanti tas gue jadi bau! "Fio berusaha menarik tali tas miliknya dari tangan Kenzo dan berusaha merebut tasnya walau pastinya dirinya tak mungkin bisa mengambilnya sebab tenaganya kalah kuat dengan Kenzo. " Bau wangi. "Kenzo meralat ucapan Fio. " Bau bangkai! "Fio tak menyerah begitu saja, dirinya memukuli tubuh Kenzo hingga membuat Kenzo meringis kesakitan. Kenzo yang sedang duduk dipukuli terus-terusan oleh Fio akhirnya melawan tapi saat kedua tangannya memegang tangan Fio, tiba tiba saja Fio ambruk di depan tubuhnya karena gadis itu kesandung sepatunya sendiri. Mereka sempat berhadapan hanya beberapa detik saja dan jangan lupakan degupan jantung milik kedua orang itu sama-sama berdegub sangat kencang apalagi Fio merasakan degub jantung Kenzo sangat kencang dikedua telapak tangannya yang menempel tepat di depan d**a bidang milik Kenzo. Fio segera berdiri ketika menyadari posisinya dengan Kenzo sangat intim sekali sedangkan Kenzo langsung mengembalikkan tas milik Fio dan berlalu pergi meninggalkan Fio tanpa sepatah kata. "Jantung gue! "Fio memegang dadanya yang berdebar tak karuan, ia juga melihat wajah Kenzo tadi langsung pucat dan pergi begitu saja meninggalkan dirinya sembari berlari kencang menuju parkiran motor. Mereka berdua tak menyadari jika posisi mereka tadi sempat ditonton oleh sosok cowok yang berdiri tak jauh dari mereka. Ia adalah Devan, cowok itu merasa cemburu melihat Kenzo yang bisa dekat dengan Fio sedangkan dirinya yang selalu ditolak mentah-mentah oleh Fio tapi saat melihat Kenzo langsung pergi membuat Devan sedikit menyunggingkan bibirnya tersenyum miring, ia tau jika Kenzo tak bisa berdekatan dengan wanita lebih lama apalagi saat tadi posisi keduanya sangat dekat itu menandakan jika Kenzo masih belum bisa menyukai perempuan atau lebih tepatnya Kenzo masih yang dulu yaitu menyukai laki-laki. Ia merasa lebih baik dibandingkan Kenzo serta ia masih bisa menyukai perempuan berbeda dengan Kenzo yang benar-benar lelaki gay yang pastinya menyukai perempuan itu sulit bagi Kenzo. ... "Kakak mau kemana? "tanya Nafa saat melihat kakaknya sedang memakai jaket dan itu juga dirinya melihat kakanya sedang berpakaian rapih. " Kakak mau maen dulu. " " Nafa ikut dong! "rengek Nafa, gadis cantik yang tengah memegang boneka beruang itu menatap memohon pada kakaknya. " Nafa di rumah aja, ini sudah malem lhoh. " " Gak mau, Nafa mau ikut kakak. " " Adikku sayang, kakak gak lama kok keluarnya nanti kakak belikan es krim deh! "Noel berjongkok menyamakan tingginya dengan adiknya, ia mengusap pipi gembul adiknya yang kini tengah merengut kesal. " Kakak kan suka ingkar janji, Nafa jadi males. " " Gak kok, kakak beneran janji sama kamu. " " Kakak kan suka bohong, juga bikin Nafa selalu marah. " " Kali ini kakak gak bohong kok. " " Nafa bilangin ke mamah lhoh. " " Iyaya, kakak gak bohong. Janji deh? "Noel menunjukkan jari kelingkingnya pada adiknya. " Beneran nih? Kakak gak bakal bohong? "Nafa mencoba memastikan, sambil menyipitkan kedua matanya membuat Noel merasa gemas pada adiknya. " Iya Nafa, adikku yang paling cantik. " " Cantik kaya apa coba? " " Cantik kayak belbi. " " Barbie kak bukan belbi. " " Ya itu pokoknya. " " Emmmm. "Nafa berlagak seperti orang yang sedang memikirkan sesuatu. " Kenapa? " " Bentar dulu ah, Nafa masih mikir. " " Mikir apa? "Tanya Noel sambil mencubit pipi adiknya gemas. " Mikir lebih baik bukan hanya es krim saja tapi jajan juga, Nafa mau. " " Hadeh! "-_- Beberapa menit setelah itu akhirnya Noel sudah bebas dari jeratan adiknya yang seolah-olah ingin menahannya agar tak pergi keluar rumah. Noel sudah memarkirkan mobilnya di depan cafe sesuai alamat yang diberikan oleh seseorang. Di depan pintu cafe sana ia melihat sosok gadis yang dikenalinya tengah melambaikan tangannya untuk menyuruhnya ke sana. Dengan segera Noel menghampiri gadis itu dan menyapanya. "Bella, tadi gak lama kan? " " Yahh lumayan. " " Sorry ya, adik gue tadi rewel jadi lama. " " Gapapa, yuk masuk! "Ajak Bella pada Noel, ya seorang gadis itu ialah Bella. Kedua orang itu memasuki cafe yang tak terlalu ramai sebab masih belum terlalu larut malam. " Itu Siska! "Bella menunjuk temannya tengah duduk di bagian pojok cafe. Noel ikut melihat apa yang ditunjuk Bella dan ia juga melihat jika Siska tak sendirian melainkan bersama pria berumur 20an yang kabarnya itu adalah kekasihnya. " Yuk kita langsung ke sana aja. " Noel hanya menganggukkan kepalanya saja. Noel dan Bella berjalan menuju salah satu bangku sana tempat duduk Siska dengan kekasihnya. " Tahan cemburunya ya! "bisik Bella pada Noel. Noel hanya tersenyum tipis mendengarnya. " Bella! "pekik Siska tapi saat ia melihat seseorang bersama temannya itu membuat senyumannya luntur seketika. " Dia? Kenapa bawa dia kemari? "tanya Siska sambil menunjuk Noel yang berdiri di samping Bella. " Emang kenapa? " " Gak ada apa cowok lain selain dia? Harus dia ya yang lo ajak ke sini? "tanya Siska lagi yang merasa tak suka jika ada keberadaan Noel di sini. " Lo kenapa sih Sis? Kan suka-suka gue dong bawa siapa, kalau lo gak mau yaudah gue pergi aja. " " Ehh ga usah deh, yaudah lo duduk gih. Tuh tempat buat lo sama tuh orang. "Siska menatap datar saat maniknya bertemu dengan manik milik Noel. " Sayang kamu kok marah-marah sih? Biarin teman kamu bawa siapa jangan dibikin susah gitu dong. "Nico yang berada di sampingnya pun mengelus pundak Siska, lagi-lagi Siska memakai baju yang sangat seksi membuatnya sesekali meneguk ludahnya dan serangai nakal muncul dibibirnya tanpa di sadari Siska tapi Nico tak tau jika seseorang mengawasi gerak-geriknya. " Kita mulai acara makannya. " Mereka berempat makan malam di cafe itu ditemani oleh alunan musik melodis menyapa para pengunjung yang baru saja datang. Noel mati-matian menahan rasa cemburunya yang bergejolak di dalam hatinya melihat sikap manis Nico pada Siska sungguh menyiksa baginya. Tapi yang tak disukai Noel adalah Nico sesekali menempelkan tangannya pada tubuh Siska entah itu dileher, pundak yang mana memang Siska memakai baju yang lumayan terbuka lalu yang terakhir dagu seperti akan mencium bibir mungil Siska. "Lo sudah tau sendiri kan sifat aslinya tuh cowok? "bisik Bella dengan suara sepelan mungkin agar tak didengar dua sejoli di depannya itu. " Menjijikkan. "kata itu terlontar begitu saja dari mulut Noel, Bella reflek memukul bahu Noel sebab suara Noel tak bisa dijaga. Noel pun bersikap biasa saja sedangkan Nico melirik tajam pada Noel sebab ucapan lelaki remaja itu seolah menyindirnya. " Kalian pacaran atau mau pacaran? "pertanyaan Nico terlontar begitu saja hingga membuat tangan Bella hampir saja keiris pisau yang digunakan untuk memotong daging. Sebelumnya memang Siska sudah memesankan makanan untuk Bella. " Engg--" "Akan. "ceplos Noel membuat Bella serta Siska reflek menatapnya sedangkan yang ditatap dengan santai menatap kedua orang itu. " Lo apa apaan sih El! "bentak Bella dengan suara yang pelan. Noel hanya diam saja seraya melirik Siska yang terlihat wajahnya berubah tak sebahagia tadi. Beberapa menit setelah makan malam kini mereka berempat tengah jalan-jalan di taman kota yang tak jauh dari cafe itu. " Sayang aku mau ke toilet dulu ya. "Nico menghentikan langkah kakinya sejenak membuat Siska yang di sebelahnya juga berhenti. " Iya. "Siska tersenyum serta menganggukkan kepalanya pelan kala kekasihnya pergi mencari toilet di sekitar taman itu. Noel dan Bella berada di belakang Siska pun juga menghentikan langkah kakinya. " Sis? "panggil Bella pada Siska. Siska langsung menoleh menatap Bella dan bertanya," kenapa?" "Lo tuh ya udah malem pakai pakaian kayak gitu, plis deh Sis udah dari dulu gue bilangan ke lo kalau pakai dress jangan yang terlalu terbuka. " "Lha kenapa emang? Gue sukanya gini kok." Siska menatap dress yang dipakai. "Ini bukan di luar negeri, lo harus jaga diri dengan cara pakai pakaian yang gak terlalu terbuka itu bisa jadi ngundang hawa nafsu cowok lo. " " Kak Nico bukan cowok kayak gitu Bella, lo emang dari dulu gak suka kak Nico jadi kayak gini." "Udah Bel, percuma lo bilangin ke dia. "Noel pun menengahi perdebatan dua gadis itu. Noel melepaskan sweaternya yang sebenernya ingin ia berikan pada Siska namun mengingat dirinya bukan siapa-siapa gadis itu membuat dirinya memberikan jaketnya ke Bella. " Napa ni? " " Pake aja, gue tau kok lo kedinginan. "Noel tersenyum manis pada Bella. Bella langsung menundukkan wajahnya dan berpura-pura memakai sweater Noel dengan cepat untuk menyembunyikan semburat merah yang berada di pipinya. Siska melihat Noel tengah memberlakukan Bella sangat manis. Entahlah mengapa hatinya merasa tak rela jika Noel benar-benar akan jadian dengan Bella. ...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD