"Jadi, kamu percaya kalau aku cinta sama kamu?" Ariel masuk ke jebakan yang sudah Hazel siapkan. Untuk sesaat Ariel terdiam. Ia tidak tahu harus menjawab apa. Ia tidak tahu jika jawabannya akan membawanya kembali terperangkap. "I-iya, sa-saya percaya," balas Ariel terbata. "Jadi, kamu terima cinta dan lamaran saya?" Kenapa harus pertanyaan itu lagi yang Hazel lontarkan? Memangnya ia tidak tahu kalau Ariel sedang bertarung dengan hati nuraninya? Melihat Ariel terdiam membuat Hazel tidak tega. Ia tidak ingin terlalu memaksakan kehendak wanita itu. Sampai waktunya Ariel menerima perasaannya. Hazel akan berusaha keras untuk membujuk wanita itu agar merubah pendiriannya. "Ngomong-ngomong, kapan kamu akan pindah dari sini? Bukankah waktu itu kamu berencana untuk pindah?" tanya Hazel. Tig

