BAB 8 – PRIA BERBAHAYA ITU
Exelina tidak bisa mengalihkan pandangannya dari pria di sudut ruangan—Liam Devereaux. Tatapan tajamnya seperti serigala yang baru saja menemukan mangsanya.
"Dia bukan orang biasa, bukan?" Exelina berbisik, matanya masih terkunci pada pria itu.
Grayson meraih dagunya, memaksanya menatapnya. "Dengar baik-baik, Nonaku. Jangan pernah mendekatinya. Jangan bicara dengannya. Bahkan jika dia datang padamu, abaikan saja."
Nada suaranya begitu serius, penuh peringatan yang tak bisa dianggap enteng.
"Dan jika aku tidak mengabaikannya?"
Senyuman dingin terulas di wajah Grayson. "Maka aku akan memastikan dia tidak bisa melihatmu lagi."
Ancaman itu begitu nyata. Tapi Exelina bukanlah wanita yang mudah dikendalikan.
"Aku bisa menjaga diriku sendiri."
"Bukan saat itu menyangkut pria seperti Liam."
Mata abu-abu Grayson semakin gelap. Jelas ada sejarah antara dia dan Liam, sesuatu yang lebih dalam daripada sekadar persaingan bisnis biasa.
Tapi sebelum Exelina bisa bertanya lebih lanjut, suara yang dalam dan lembut menyapa mereka.
"Walker."
Suasana di sekitar mereka seakan membeku.
Grayson menegang sebelum berbalik, dan di sanalah Liam berdiri, menatap mereka dengan tatapan penuh arti.
"Sudah lama kita tidak bertemu," kata Liam dengan nada santai.
"Tidak cukup lama," balas Grayson dingin.
Liam terkekeh, lalu mengalihkan tatapannya ke Exelina. Mata biru keabuan itu menelusuri wajahnya dengan cara yang membuatnya merasa seperti sedang dinilai.
"Dan ini pasti calon nyonya Walker," katanya, menyeringai. "Aku harus mengakui, seleramu memang selalu tinggi, Grayson."
Grayson menyelipkan tangannya di pinggang Exelina, mencengkeramnya dengan posesif. "Jangan berani-berani menyentuhnya, Liam."
Liam hanya menaikkan alis. "Siapa yang bilang aku perlu menyentuhnya untuk membuatnya tertarik padaku?"
Exelina bisa merasakan kemarahan Grayson yang mulai membara.
"Pergilah sebelum aku kehilangan kesabaran," ujar Grayson, suaranya terdengar lebih gelap dari biasanya.
Liam tertawa kecil, lalu menyesap anggurnya dengan tenang. "Santai, Walker. Aku hanya ingin menyambut calon istrimu. Lagipula..." dia menatap Exelina dengan intens, "aku punya firasat kita akan sering bertemu."
Lalu, sebelum Grayson bisa bereaksi, Liam berbalik dan berjalan pergi, meninggalkan mereka dalam ketegangan yang belum mereda.
Exelina menoleh pada Grayson. "Apa yang sebenarnya terjadi antara kalian berdua?"
Grayson tetap diam sejenak, sebelum akhirnya menjawab dengan suara rendah. "Dia pernah mencoba mengambil sesuatu dariku. Dan aku tidak akan membiarkan dia mencobanya lagi."
Exelina tidak yakin apakah yang dimaksud adalah bisnis, kekuasaan... atau dirinya.
---
TO BE CONTINUED…