“Mil, kenapa kamu gak pernah membalas pesan ku?” Hari memulai pembicaraan lagi.
“tidak ada apa-apa, cuma pulsaku habis.” Jawab Mily datar.
“gak mungkin, kamu pasti bohong.” Ucap Hari.
“Aku gak bohong!” Jawab Mily.
Mily memang tidak berbohong, tetapi Mily mempunyai 2 nomor HP yaitu nomor indosat dan nomor telkomsel dan Hari tidak mengetahui itu, Hari hanya mengetahui salah satu saja. Mily menggunakan kedua nomor HP itu, salah satunya hanya untuk keluarga dan lainnya untuk teman-temannya. Hanya Rian yang mengetahui kedua nomor Mily.
“Terus kenapa kamu gak pernah jawab telepon ku?” tanya Hari.
“aku sedang sibuk.” Jawab Mily.
“Aku gak percaya” Ucap Hari.
“Ya sudah, kalau gak percaya, aku mau pulang.” Mily turun dari bangku itu dan lanjut melangkahkan kaki lagi dengan langkah cepat.
Mily sudah berjalan hingga melewati rumah mas Ahmad dan sampai di pertigaan jalan Hari menghentikan Mily lagi.
"Mil, aku pinjam Handphone mu!" Ucap Hari dengan marah.
"Buat apa?" tanya Mily
"Sini! Pinjam!" Pinta Hari dengan marah.
Menghindari keributan di tengah jalan, akhirnya Mily memberikan Handphone nya ke Hari, tentu saja Handphone yang diberikan ke Hari adalah nomor yang tidak ada pulsanya, nomor yang biasa digunakan Mily untuk menghubungi keluarganya. Dan Mily meninggalkan Handphone nya bersama Hari.
Mily tidak tahu apa yang akan dilakukan Hari terhadap Handphone nya. “Apa Hari mau memeriksa pulsaku? Atau mau memeriksa pesan ku? Biarkan saja lah.” Pikir Mily.
Mily terus melangkah, tak berapa lama Hari kembali menghentikan Mily dan mengembalikan Handphone Mily dalam keadaan berantakan, baterai tidak terpasang sebagaimana mestinya. Tanpa satu kata apapun, Hari langsung memutar balik motornya dan pergi meninggalkan Mily.
ketika Mily mau merapikan Handphone nya seperti semula,
“astaghfirullahal’adzim..Hari, kenapa kamu melakukan ini..?” Mily terkejut juga sedih melihat kartu sim yang patah, namun Mily berusaha untuk kuat agar tidak meneteskan air mata di jalan.
Mily terus melangkahkan kakinya hingga sampai tiba di rumah. Setelah melepaskan sepatu dan berganti pakaian dan tak lupa sholat, Mily mendekati ayahnya.
“Ayaah..maaf..kartu sim ku rusak, di rusak oleh Hari.” Ucap Mily dengan nada memelas.
“Lha kenapa kok bisa di rusak..? Tanya ayah Mily yang sama sekali tidak marah, namun dengan penuh kelembutan.
“Nggak tau, tadi katanya pinjam HP sebentar tapi pas dikembalikan malah kartu simnya rusak.” Ucap Mily sedikit manja.
“ya sudah..besok ayah bawa kartu simnya ke Galeri biar diganti dengan yang baru” Ucap ayah Mily.
“hmmm, tapi nanti nomor nya ganti juga?”
“ya tidak, nomor nya masih sama cuma fisiknya kartunys saja yang diganti.” Jelas ayah Mily.
“owh..begitu..baiklah, terima kasih ya ayah” Ucap Mily senang hati.
“Iya..” ucap ayah Mily.
Keesokan harinya..
Sesampainya di sekolah,
“Mily, semalam aku kirim pesan ke kamu kok tidak dibalas?” tanya Vita.
“Maaf ya Viit, nomorku rusak. Jadi, sementara aku pakai nomorku yang satunya. Tapi kamu menyimpan nomorku yang satunya lagi kan?” Jawab Mily.
“Lhoh, rusak kenapa? Perasaan kemarin di sekolah masih baik-baik saja deh?! Aku juga gak kepikiran untuk kirim pesan ke nonormu yang satunya.” Vita terkejut dengan pengakuan Mily.
“Iya Vit, pas di sekolah masih baik-baik saja, nomorku rusaknya kemarin waktu pulang sekolah, setelah dari rumahnya Rian.” Jawab Mily
“lha rusak nya kenapa Mily? Tiba tidak ada sinyal gitu?” tanya Vita.
“Heemm...” Mily menghela nafas panjang.
“Bukan seperti itu Vit, tapi sebenarnya nomorku di rusak oleh Hari.” lanjut Mily.
“kok bisa dia merusak nomormu Mily? tega banget!” gerutu Vita.
“ya begitulah Vit, mungkin dia marah sama aku karena aku gak pernah membalas pesannya.” Jawab Mily.
“Hari keterlaluan banget sih, sampai merusak nomormu segala.” Vita turut merasa jengkel kepada Hari.
“Awalnya bagaimana Mily, kok dia bisa merusak nomormu?” tanya Vita.
“Jadi kemarin, setelah pulang dari rumah Rian, Hari mengikuti aku sampai akhirnya memintaku untuk berhenti, dan dia menanyakan kenapa aku tidak membalas pesan dari nya.” Jawab Mily.
“Terus bagaimana Mil?” tanya Vita lagi.
“ya, aku jawab karena aku tidak ada pulsa. Setelah itu aku lanjut berjalan dan dia tiba-tiba mau pinjam Handphone ku, katanya mau menghubungi Lutfi atau siapa gitu, sebenarnya aku enggan meminjamkan Handphone ku tapi dia memaksa, setelah aku berikan Handphone ku ke dia, aku lanjut berjalan, dan tidak lama setelah aku berjalan beberapa langkah, dia mengembalikan Handphone dalam keadaan berantakan dan kartu sim hampir patah. lalu dia langsung pergi.” Jelas Mily.
“orang kok bisa seperti itu!” gerutu Vita.
“Terus nomor kamu bagaimana Mily?” Tanya Vita.
“Insyaallah nanti siang mau dibawa ayahku ke galeri kartunya di Kudus.” Jawab Mily.
"kok ya ada orang kayak Hari ya, Mily." Ucap Vita.
"terus kamu bagaimana Mily kemarin?" tanya Vita
"aku tidak apa-apa, cuma hampir mau nangis di jalan. hehe" Ucap Mily sedikit tertawa malu.
"kalau aku jadi kamu, dia sudah aku kata-katain dan aku lawan Mily. aku jengkel karena dia sampai berbuat seperti itu ke kamu." gerutu Vita.
"sudah, tidak apa-apa Vit, maaf ya kamu malah jadi ikut marah" Ucap Mily.
"gak apa-apa Mily, lagian kok ya ada orang seperti Hari!" gerutu Vita.
"heemm. Ya ada lah Vit, setiap orang kan berbeda-beda. sudah, lanjut nanti lagi bu guru sudah masuk kelas." Ucap Mily.
"Dia bikin geregetan kok Mily, jengkel aku..” gerutu Vita, Mily tersenyum.
"terima kasih ya Vit, kamu memang teman yang baik." batin Mily.
“Mily,” Vita memanggil Mily dengan pelan.
“hemm..” jawab Mily.
“Rian sudah tahu kalau nomormu rusak?” tanya Vita dengan pelan.
“Rian belum aku kasih tahu, Vit” jawab Mily.
“kenapa belum dikasih tahu Mily?” tanya Vita lagi.
“tidak apa-apa, Vit. Kalau aku kasih tahu, nanti malah dikira aku ada apa-apa dengan Hari. Sudah Vit, lanjut nanti, fokus pelajaran dulu.” Ucap Mily.
Waktu istirahat sekolah
Mily berkumpul dengan teman-temannya, ada Vita, Fitri, Sari, Nuri, Lita.
“Teman-teman, kalau mau kirim pesan ke aku lewat nomorku yang satunya ya yang indosat, soalnya yang telkomsel kartunya rusak.” Mily memberi tahu teman-teman nya.
“Kok bisa rusak nok? Perasaan kemarin masih baik-baik saja kan?” Ucap Nuri.
“iya..dirusakkan orang pas pulang sekolah.” Ucap Mily.
“Dirusakkan siapa Mil?” tanya Fitri.
“dirusakkan temannya Lutfi, Fit” jawab Mily.
“Masa Mil?” Tanya Fitri
“Iya,” jawab Mily. Kemudian Mily bercerita panjang lebar sama seperti saat Mily bercerita ke Vita.
“kalau aku ada di posisi kamu, dia sudah aku marahi balik, Mil.” Sanggah Sari.
“cara aku mending HP nya gak usah dikasih, nok” sanggah Nuri.
“kalau gak dikasihkan nanti malah orangnya yang kenapa-kenapa gimana..” sanggah Lita ke Nuri.
“Mereka memang teman-teman yang baik, mau mendengarkan ceritaku,” batin Mily.