Part 6

6129 Words
 Informasi mengenai waktu dan tempat pertemuan, sudah dikantongi oleh Agni dan Ralph. Yakni pada jam 4 sore, di suatu pemukiman padat penduduk yang ada di pinggiran kota Bandung, Agni dan Ralph terlihat sedang berjalan berdampingan sambil mengobrol, Ralph mengajari Agni bagaimana caranya menggunakan senjata dan mengisi ulang peluru, Ralph bahkan mengajari Agni mengenai tips dan trik supaya tembakannya bisa mengenai target, namun Agni sepertinya tidak terlalu ingin menggunakan senjata untuk menyelesaikan urusannya.  Tak lama kemudian, mereka berdua tiba di titik lokasi yang sudah Roy berikan kepada mereka. Disana ada sebuah rumah kosong yang kondisinya sudah b****k, dengan atap yang berlubang dan rumput tinggi yang memenuhi sekeliling rumah itu, bahkan sampai ke dalamnya. Suasana di sana cukup sepi, karena rumah itu terletak sedikit berjauhan dari rumah-rumah lain.  Singkat cerita, Agni dan Ralph sudah masuk ke dalam sana. Sejauh ini ketika mereka berjalan menuju ke sana, mereka tidak menemukan adanya sesuatu yang mencurigakan atau orang-orang yang mengawasi mereka. Jadi mereka bisa mengasumsikan bahwa sampai saat ini keadaan masih aman-aman saja.  Sambil membawa sebuah koper Agni berjalan di samping Ralph. Lalu dia bertanya. “Apakah kau gugup?”  “Sedikit.” Jawab Ralph.  Keduanya tampak gugup saat sedang berdiam di tempat itu. Beberapa saat kemudian, sebuah mobil tiba di dekat sana, mobil itu tak lain dan tak bukan adalah mobil mewah milik Roy, yang di dalamnya ada 4 orang. Yakni Roy, 2 orang anak buahnya, dan Linda. Linda tampak dalam keadaan lusuh dengan tangan dan mulut yang diikat. 2 orang anak buah Roy yang ikut dengannya itu, adalah 2 orang yang sama yang telah datang ke apartemen Agni, lalu mengambil foto milik Agni untuk diserahkan kepada Roy.  Orang yang pertama kali keluar dari mobil itu adalah Roy. Yang memakai setelan jaket kulit rapi, dan rambut panjangnya yang diikat juga tampak dalam keadaan rapih, sambil berjalan dengan santai, Roy terus memperhatikan Agni dan Ralph dari balik kacamata hitamnya. Saat itu dia benar-benar merasa senang karena akhirnya dia bisa bertemu dengan Agni dan Ralph secara langsung.  “Wah wah wah, hallo kalian semua, apa kabar?” Roy menyapa.  Namun Agni dan Ralph hanya diam saja dan tidak mau menjawab sapaan dari Roy tersebut. Maka kemudian Roy kembali berbicara.  “Oh ayolah, jangan muram begitu... Sebentar lagi urusan kita akan segera selesai. Aku akan mendapatkan uang itu dan Agni akan mendapatkan pacarnya kembali. Beres kan?”  “Lalu bagaimana denganku? Apa yang kudapatkan?” Tanya Ralph kepada Roy.  “Kau akan mendapatkan kebebasanmu... Akan ku informasikan kepada Boss ku bahwa kau sudah kubereskan, maka setelah itu semuanya selesai. Mari kita lupakan saja masalahku dan kakakmu itu oke?”  “Bagaimana bisa?!!” Ralph murka, lalu saat dia akan berjalan mendekati Roy. Agni segera mencegahnya, sehingga Ralph tetap diam di tempat.  Tepat setelah itu, kedua anak buah Roy datang sambil memegangi Linda, yang menangis menatap Agni, dengan mulut yang ditutupi kain dia sepertinya ingin berteriak memanggil-manggil nama Agni, namun tidak bisa.  Ketika Agni melihat itu, sekarang malah giliran Agni yang merasa geram lalu dia mencoba untuk mendekati Linda, namun Ralph segera mencegahnya sehingga Agni tetap diam di tempat. Walau seberapa besar pun keinginan Agni untuk bisa memeluk Linda saat ini, namun dia masih belum bisa melakukannya karena hasil kesepakatan masih belum tercapai.  “Wow wow wow... Kalian berdua sabar dulu ya. Sekarang tunjukan dulu uangnya padaku.” Suruh Roy.  Kemudian Agni segera membuka dan menunjukan isi koper yang dibawanya itu kepada Roy, seketika Roy langsung terbelalak ketika matanya melihat tumpukan uang dalam jumlah yang sangat banyak di dalam koper itu. Lalu dengan perasaan antusias, Roy bertanya.  “Berapa jumlah uang yang ada di dalam koper itu?”  “Jumlahnya sekitar 7 Milliar.” Jawab Ralph.  “Apa? Harusnya kan ada 10 Milliar?” Roy kebingungan.  “Itu karena sebagian sudah kami gunakan.” Ralph menjawabnya dengan santai.  “Apa?!!” Roy merasa marah, dan seketika itu juga dia dan anak buahnya menodongkan pistol ke arah Ralph dan Agni, namun Ralph yang tak kalah cepat, juga segera menodongkan pistol ke arah Roy, sehingga saat ini keadaan disana mulai panas, karena mereka saling menodongkan senjata kepada satu sama lain.  “Kalau kau menembak, maka kau tidak akan punya kesempatan untuk dapat menikmati uang ini.” Ucap Ralph.  Roy yang merasa geram sepertinya tidak punya pilihan lain, selain melanjutkan negosiasi. Kemudian dia berkata. “Hmm, baiklah... Tapi sebelumnya ada yang ingin kutanyakan pada Kalian? Bagaimana kalian berdua bisa saling mengenal?”  Lalu Agni dan Ralph saling menengok dan Agni menyuruh Ralph untuk mengatakannya kepada Roy.   “Baiklah, akan kuceritakan... Setelah berhasil lolos darimu, kakakku melemparkan tas uang itu di suatu tempat. Kemudian Agni berhasil menemukannya, sehingga uang itu bisa dia gunakan untuk memenuhi setiap keperluannya.”  “Hah?” Roy tampak kaget ketika mendengar hal itu dari Ralph. Begitupun juga dengan Linda, dia kaget karena ternyata kekasihnya itu memiliki uang dalam jumlah besar, dan yang membuat Linda tambah kaget adalah, uang dalam jumlah besar itu ternyata milik para Mafia, sehingga keadaan mereka kini jadi terjebak dalam bahaya.  “Lalu apa yang terjadi?” Tanya Roy.  “Lalu aku berhasil menemukannya dan mencoba untuk merebut uang itu darinya, namun kedua anak buahmu ini datang dan membuat segalanya menjadi rumit, sehingga Agni terpaksa harus ikut bersembunyi denganku.”  Setelah Ralph mengatakan hal itu, kedua anak buah Roy yang ada disana langsung tersenyum malu, karena mereka merasa bangga telah berguna bagi boss nya. Kemudian Roy kembali berbicara.  “Hmm, jadi begitu ya... Sekarang aku paham.”  “Jadi, apakah kau masih mau bertukar?” Tanya Agni.  “Baiklah, aku tidak punya pilihan lain... Walaupun uangnya hanya 7 Milliar saja. Tapi itu juga sudah merupakan jumlah yang besar. Jadi mari kita lakukan pertukarannya sekarang.  Ralph yang mendengar kalimat itu dari Roy, merasa seperti ada yang janggal karena Roy langsung saja menyetujui pertukaran tersebut tanpa mengajukan persyaratan lain lagi. Maka dari itu Ralph menjadi semakin siaga dan terus fokus membidik Roy, karena sepertinya Roy sudah punya rencana untuk membereskan mereka semua disana. Ralph dan Agni harus bersiap untuk segala kemungkinan.  Beberapa saat kemudian, mereka memulai proses pertukaran. Secara perlahan-lahan Agni mulai maju mendekati Roy sambil membawa koper berisi uang, begitupun juga dengan anak buah Roy yang berjalan sambil memegangi dan menggiring Linda bersamanya menuju ke arah Agni. Mereka terlihat sangat berhati-hati saat saling mendekati satu sama lain. Di belakang mereka, Roy dan Ralph juga terlihat sangat serius dengan pistol yang masih ditodongkan ke arah masing-masing lawan. Roy dengan senyuman liciknya, dan Ralph dengan tatapan penuh dendamnya.  Hingga pada akhirnya, ketika kedua belah pihak sudah bertemu di pertengahan, maka satu tangan Agni segera menggapai tangan Linda, sedangkan satu tangan anak buah Roy segera menggapai koper uang milik Agni. Lalu dalam hitungan ketiga, mereka langsung saling melepas dan menarik hal yang ditukarkan, sehingga kini koper uang itu berhasil beralih ke tangan anak buah Roy, sedangkan Linda berhasil jatuh ke dekapan Agni.  Setelah itu Linda langsung saja memeluk Agni dengan erat, dan mereka berdua melepas rindu disana walaupun hanya sebentar, karena keadaan masih cukup menegangkan, dengan Ralph dan Roy yang masih saling menodongkan senjata, dan jika satu kesalahan saja terjadi, pasti akan ada yang tewas dari kedua belah pihak tersebut, oleh karena itu mereka semua harus tetap berhati-hati.  “Baiklah, kalian sudah mendapatkan apa yang kalian inginkan, sekarang kalian boleh pergi.” Ucap Roy dengan nada santai.  “Be- benarkah?” Tanya Agni.  “Ya, silahkan.”  “Kau tahu, aku tidak bisa percaya padamu begitu saja.” Ucap Ralph sambil mundur perlahan, bersama dengan Agni dan Linda.  “Jangan khawatir, aku tidak akan berbuat macam-macam.” Ucap Roy meyakinkan.  Lalu Ralph, Agni, dan Linda mulai berjalan mundur ke belakang dengan sangat hati-hati, sementara Roy hanya diam saja sambil memegang koper berisi uang yang dia idam-idamkan selama ini. Kedua anak buah Roy dan Ralph masih saling menodongkan senjata, walaupun sekarang Ralph, Agni, dan Linda sudah berada di gerbang menuju jalan keluar, secara perlahan tapi pasti Ralph, Agni dan Linda akhirnya bisa meninggalkan tempat itu tanpa terluka sedikitpun, kini mereka sudah berhasil menjauh dari Roy.  Namun tepat setelah mereka pergi, Roy segera mengeluarkan handphone miliknya dan dia mulai menelpon seseorang. Dengan senyuman liciknya dia berkata.  “Tangkap mereka.”  “Baik boss.”  Rupanya Roy sudah menyiapkan beberapa pasukan mafia untuk menangkap Ralph dan kawan-kawan di daerah itu. Pasukannya tersebar di berbagai tempat di sekitar lokasi pertemuan mereka, sehingga saat ini keadaan Ralph dan kawan-kawan jadi terkepung. Lalu sambil berlalu pergi bersama kedua anak buah di dekatnya, Roy berkata.  “Ayo kita kembali ke hotel... Hehhe, saat mayat Ralph sudah diantarkan kepada Boss besar, maka urusannya beres.”  Ralph, Agni, dan Linda yang sedang berjalan terburu-buru menyusuri gang sempit di daerah pemukiman padat penduduk, tetap berhati-hati sambil terus memperhatikan keadaan di sekitar. Kemudian, Linda yang sedang dalam kondisi dibopong oleh Agni, berbicara.  “Jika sudah pulang nanti, kita harus bicara.”  “I- iya tentu saja, sekarang yang penting kau harus sembuh dulu.” Ucap Agni.  Lalu Ralph berkata, “Ehm, maaf mengganggu waktu mesra kalian. Tapi sepertinya kita kedatangan tamu.”  “Apa?”  Seketika itu juga, Agni dan Linda terkejut, ketika mereka melihat apa yang sedang Ralph lihat, yakni ada dua orang berbadan kekar dan berwajah garang, sedang berjalan mendekati mereka. Dan hal yang lebih mengejutkannya lagi adalah, kedua orang itu tiba-tiba mengeluarkan pistol dan mempercepat langkah kaki mereka menuju ke arah Ralph dan kawan-kawan. Oleh karena itu, Ralph dan kawan-kawan langsung saja memilih melewati jalan lain sambil berlari tergesa-gesa. Namun ternyata tetap saja, bahkan di jalan lain pun mereka tetap bertemu dengan para anggota Mafia lain yang mengincar mereka. Sepertinya jumlah para Mafia itu cukup banyak disana, sehingga membuat Ralph dan kawan-kawannya menjadi kebingungan dan tidak tahu lagi harus berlari kemana.  Lalu tiba-tiba tembakan demi tembakan pun mulai diluncurkan ke arah Ralph dan kawan-kawan, sehingga mereka langsung menjadi panik dan terus menghindar sambil berlari tak tentu arah. Walaupun sesekali Ralph membalas tembakan-tembakan tersebut, namun percuma saja karena jumlah pasukan Mafia yang sedang mengincar mereka terlalu banyak. Maka dari itu Ralph berteriak.  “Agni! Kau juga punya senjata di sakumu! Cepat gunakan!”  “A- aku tidak mau, aku tidak bisa menggunakan senjata.” Kata Agni.  “Tapi keadaan kita saat ini sedang terdesak... Ayolah!” Ralph terus berteriak menyuruh Agni sambil sesekali menghindari tembakan yang mengarah ke kepalanya namun melesat sehingga mengenai tembok. Namun Agni tetap saja tidak mau menggunakan pistol yang dimilikinya.  Lalu Ralph yang merasa geram karena terus menerus ditembaki, menyuruh Agni dan Linda untuk mengikutinya dari belakang, sedangkan Ralph mulai berlari menerjang sambil menghindari peluru-peluru yang melesat ke arahnya, lalu dengan tatapan fokus, Ralph menembaki para mafia itu satu persatu, sehingga mereka semua terpaksa bersembunyi dibalik tembok, dan bahkan ada beberapa orang yang terkena oleh tembakan dari Ralph dan langsung tumbang saat itu juga.  Sambil terus berjalan maju dan sesekali bersembunyi, Ralph mampu memberikan perlawanan yang sengit kepada para Mafia itu. Namun sepertinya kesempatan bagi mereka untuk bisa selamat dari sana, masih sangat kecil, karena mereka masih berada dalam keadaan terkepung serta dihujani oleh peluru.  Kemudian, Agni dan Linda yang sedang berjongkok di belakang Ralph, terus berbicara kepada satu sama lain, ditengah situasi berbahaya dengan banyaknya tembakan yang berseliweran di sekitar mereka, sedangkan Ralph masih terus melakukan perlawanan secara mati-matian, bahkan untuk mengisi ulang peluru saja, dia melakukannya dengan sangat cepat.  Linda berbicara kepada Agni. “Ji- jika kita berhasil selamat dari semua ini... A- aku ingin kita menikah.” Ucap Linda.  “Te- tentu saja.” Jawab Agni sambil mengusap rambut Linda.  Kemudian Ralph segera menyuruh mereka untuk berjalan lagi mengikutinya, karena para pasukan Mafia sudah mulai berdatangan dari arah belakang mereka. Maka dari itu, Agni dan Linda segera berdiri untuk berjalan di belakang Ralph.  Namun betapa terkejutnya Agni ketika tiba-tiba saja dirinya didorong oleh Linda hingga jatuh tersungkur, dan rupanya Linda melakukan itu supaya Agni tidak tertembak, tapi malah Linda yang mendapatkan tembakan tersebut, pada lengannya. Hingga menyebabkan Linda langsung terhempas dan kepalanya terbentur tembok, dan akhirnya Linda jadi tak sadarkan diri seketika disana.  Hal itu sontak saja membuat Agni dan Ralph menjadi kaget, sehingga Ralph segera membalas si penembak, sedangkan Agni langsung mendekati tubuh Linda yang sudah terkapar tak sadarkan diri, dengan darah yang mengalir membasahi sekujur lengan kanannya.  Agni sangat terpukul dengan kejadian tersebut, sehingga dia menundukan kepalanya sambil menangis. Namun tak disangka, rupanya ada monster yang baru saja dibangunkan dari dalam diri Agni, sehingga dengan ekspresi wajah sedih yang berganti menjadi penuh amarah, Agni segera mengeluarkan pistol dari saku celananya, lalu dia berdiri dan langsung berjalan mendekati para Mafia yang sedang bersembunyi dari tembakan Ralph.  Maka seketika itu juga, sambil terus berjalan lurus, Agni menembaki siapa saja yang muncul dari balik tembok, tanpa ragu sama sekali, sehingga para Mafia itu dibuat tumbang satu persatu oleh aksi solo Agni yang berjalan tanpa rasa takut sambil mengirimkan tembakan demi tembakan ke tubuh para musuhnya.  Sedangkan Ralph, yang berdiri di belakang Agni, memutuskan untuk melindungi Agni dari belakang, dengan cara menembaki para Mafia yang keberadaannya tidak disadari oleh Agni. Lalu sesekali Agni berlindung dibalik tembok untuk mengisi ulang peluru yang sudah habis dia gunakan. Setelah itu dia lanjut lagi menembaki para Mafia, sehingga para Mafia itu jadi kewalahan dan mulai mundur satu persatu.  Kemudian, Ralph yang sedang membopong tubuh Linda di belakang Agni, segera berteriak memanggil Agni untuk mengajaknya melalui jalan aman yang baru saja dia lihat.  “Hey Agni, Lewat sini! Ayo ikuti aku!” Ajak Ralph.  Lalu tanpa menjawab, Agni terus menatap fokus para musuhnya sambil memberikan tembakan-tembakan mematikan, sedangkan kakinya mundur perlahan untuk menuju ke arah Ralph pergi.  Singkat cerita, Agni dan Ralph memilih untuk memasuki gang sempit yang banyak jalurnya, sehingga hal itu dapat menimbulkan kebingungan bagi para pengejarnya, karena daerah itu terasa seperti labirin. Para mafia itu terus berbondong-bondong menyisir ke setiap penjuru daerah tersebut. Sedangkan saat ini, Ralph, Agni, dan Linda sedang bersembunyi di dalam sebuah kandang kambing milik warga yang ada disana, sehingga keberadaan mereka tidak diketahui oleh para pengejarnya.  Ketika berada di tempat persembunyian itu, Ralph mengeluarkan handphone miliknya lalu dia menghubungi seseorang, yakni tak lain tak bukan Adalah Jimmy.  Ralph berkata kepada Jimmy. “Misi dimulai.”  “Siap laksanakan.” Jawab Jimmy.  Lalu setelah keadaan sudah aman dan kondusif, maka Ralph segera mengajak Agni untuk membopong Linda dan pergi dari sana bersama-sama. Mereka memutuskan untuk pergi ke Rumah sakit, supaya Linda bisa segera mendapatkan penanganan medis dan perawatan sehingga kondisinya bisa pulih kembali.  Sementara itu, Roy dan kedua anak buah kepercayaannya, sudah sampai di hotel tempat mereka menjalankan urusan yang tidak diketahui oleh sang Boss Mafia. Hotel tersebut memliki ketinggian sekitar 5 lantai. Tanpa Roy dan anak buahnya sadari rupanya sedari tadi mereka sedang diikuti oleh Jimmy, yang mengendarai sepeda motor tepat di belakang mobil yang mereka kendarai. Jimmy bisa mengetahui posisi mereka lewat alat pelacak yang tertanam di dalam koper uang yang saat ini ada pada Roy. Dengan menggunakan gadget yang Ralph berikan kepadanya, maka dengan mudah Jimmy bisa menemukan keberadaan Roy dimanapun dia berada.  Saat sudah berada di dalam hotel, Roy terus diikuti oleh Jimmy dari belakang, secara sembunyi-sembunyi, Jimmy bisa terus mengikuti Roy sambil membaur dengan keadaan sekitar. Jimmy terus memperhatikan gerak-gerik Roy hingga akhirnya hal yang dia tunggu-tunggu terjadi, yakni ketika Roy mulai mengeluarkan dan menggunakan Handphone miliknya, maka dengan begitu, Jimmy jadi tahu dimana letak Roy menyimpan Handphone miliknya.  Setelah itu, Jimmy melanjutkan aksinya, dia melihat Roy yang masuk ke dalam lift untuk menuju ke kamarnya, maka Jimmy segera berlari menuju ke tangga darurat untuk naik satu lantai ke atas, lalu setelah sampai di lantai 2, Jimmy segera menengok ke arah lift, dan ternyata angka liftya masih naik ke lantai 3. Maka dia melanjutkan lagi naik lewat tangga darurat menuju ke lantai 3. Dan untungnya ketika dia sampai disana sambil terengah-engah karena kelelahan, dia melihat pintu lift terbuka kemudian Roy dan anak buahnya berjalan keluar dari lift tersebut.  Maka saat melihat hal itu, Jimmy segera berjalan seperti orang tergesa-gesa menuju ke arah lift. Sehingga dirinya dan juga Roy tiba-tiba langsung saling bertemu dan bertabrakan satu sama lain. Kemudian dengan nada bicara yang gugup, Jimmy meminta maaf dengan alasan dirinya sedang terburu-buru. Lalu untungnya dia hanya mendapatkan makian dan juga didorong oleh kedua anak buah Roy, tanpa ditindak lebih lanjut. Maka setelah itu, Jimmy segera masuk ke dalam lift yang pintunya akan segera tertutup itu, dan akhirnya dia pergi.  Namun tanpa Roy sadari, sebenarnya Jimmy sudah mengambil sesuatu darinya, yakni sebuah Handphone milik Roy dari dalam saku celananya, sehingga saat ini handphone tersebut sudah beralih ke tangan Jimmy dan akan segera dia serahkan kepada Ralph. Sementara Roy dan para anak buahnya belum menyadari hal itu, karena mereka terlalu fokus pada koper berisi uang dan langsung saja membuka serta mengagumi seluruh lembaran uang tersebut sesampainya mereka di kamar.  Singkat cerita, Ralph dan Agni kini sedang berada di Rumah sakit. Agni terlihat sedang duduk merenung disamping Linda yang sedang berbaring tak sadarkan diri di ranjang pasien, sedangkan Ralph sedang berada di luar ruangan sambil menunggu-nunggu sesuatu. Lalu akhirnya yang ditunggu oleh Ralph datang, yakni tak lain tak bukan adalah Jimmy, yang datang ke sana untuk mengantarkan handphone milik Roy.  Tanpa berlama-lama, mereka berdua langsung saja melakukan serah terima disana, Jimmy menyerahkan handphone sedangkan Ralph menyerahkan uang sisa pembayaran untuk biaya jasa Jimmy. Lalu setelah berbincang-bincang sebentar dan melihat keadaan Agni yang sedang murung di samping kekasihnya, Jimmy segera pamit untuk pergi karena dia bilang bahwa dirinya masih punya urusan lain.  Setelah itu, Ralph segera mengecek handphone milik Roy, dan untungnya layar handphone itu tidak dikunci, maka dengan begitu Ralph jadi bisa bergerilya menjelajahi segala hal yang terdapat di dalam handphone milik Roy.  Apa yang Ralph cari ternyata memang ada disana, yakni mengenai riwayat panggilan ke nomor kakaknya yang bisa dijadikan bukti atas keterlibatan Roy dalam kasus pencurian itu. Lalu selain hal tersebut, rupanya Ralph menemukan sesuatu yang lebih mengejutkan lagi. Yakni adanya riwayat percakapan di kotak pesan yang bisa dijadikan bukti kuat atas pengkhianatan Roy terhadap Tuan Hardi Richard.  Beberapa saat kemudian, Agni keluar untuk ikut melihat apa yang sudah Ralph temukan dari Handphone milik Roy, lalu setelah Ralph memberitahukan kepada Agni mengenai riwayat percakapan mengejutkan itu, maka Agni juga ikut tercengang seakan baru mendapati sebuah hal besar.  Maka saat itu juga, Ralph segera mengajak Agni untuk ikut menemui Tuan Hardi Richard, namun jika Agni tidak mau, tidak apa-apa, karena Ralph tahu bahwa Agni harus menjaga Linda disana, namun Agni menjawab bahwa Linda akan baik-baik saja, dan dia ingin ikut untuk menemui Tuan Hardi Richard, karena dia sangat berkeinginan besar untuk bisa membuat perhitungan terhadap Roy, yang sudah menyebabkan kekasihnya terluka.  Lalu tanpa buang-buang waktu lagi, Ralph segera menghubungi nomor pribadi Tuan Hardi Richard yang ada di handphone milik Roy.  Ketika panggilannya sudah tersambung, seketika itu juga seseorang mulai berkata, “Hallo.”  “Hallo.” Balas Ralph.  “Roy, apakah itu kau?”  “Bu- bukan, ini aku, Ralph.”  “Ralph?”  “Ya, orang yang anda curigai terlibat dalam pencurian uang anda.”  “Apa?! Berani sekali kau menghubungiku secara langsung! Bahkan menggunakan handphone milik Roy pula! Darimana kau bisa mendapatkan handphone milik Roy?”  “Dengar dulu penjelasanku Tuan, aku akan menceritakannya secara cepat ... Sebenarnya, Dalang dibalik pencurian itu adalah Roy. Dia menyuruh kakakku untuk mencuri uang dari rumahmu, lalu dia membunuh kakakku, dan setelah itu dia menjadikanku sebagai kambing hitam.”  “Apa?? Bagaimana aku bisa mempercayai kata-katamu?”  “Dengan susah payah aku sudah berhasil mendapatkan handphone ini dari Roy, dan di dalamnya terdapat bukti-bukti atas keterlibatannya. Dan mungkin anda juga akan tercengang jika mendengar ini... Di dalam Handphone milik Roy, ada bukti percakapan dirinya dengan Ketua Mafia Green Dragon yang merupakan saingan anda. Dalam isi percakapan tersebut, sepertinya mereka merencanakan sesuatu tentang perang besar, yang akan didanai dari uang hasil curian di rumah anda. Jika anda mau, aku bisa memberikan bukti ini kepada anda sekarang juga.”  Kemudian, Tuan Hardi Richard terdiam sejenak ketika mendengar hal itu. “Hmm... Itu masalah besar. Jadi sepertinya, Roy berniat menggunakan uangku untuk membiayai kelompok musuh, sehingga mereka bisa melancarkan serangan secara besar-besaran kepada kelompok kami. Lalu setelah kami kalah, maka dialah yang akan menjadi Boss serta mengambil alih kekuasaan di daerahku. Dasar b******n!” Ujar Tuan Hardi Richard yang sangat marah setelah mengetahui tentang konspirasi besar yang sedang dilakukan oleh Roy dibelakangnya.  “.....”  “Kirimkan screenshot bukti percakapan itu.”  “Ba- baik Tuan.” Kemudian dengan tergesa-gesa, Ralph segera membuktikan bukti-bukti tersebut kepada Tuan Hardi Richard.  Lalu Tuan Hardi Richard kembali memanggil. “Ralph...”  “I- iya Tuan.”  “Bisakah kau membantuku menangkap b******n itu?”  “Iya Tuan, kebetulan aku tahu dimana dia berada saat ini. Jika dia tidak segera ditangkap maka dia akan keburu memberikan uang itu kepada Kelompok Mafia Green Dragon.”  “Benar sekali. Kalau begitu kita harus segera menangkapnya... Sekarang beritahu aku tempat Roy sedang berada saat ini.”  “Baik Tuan.”  Kemudian, setelah panggilan telepon tersebut ditutup, Agni langsung berbicara kepada Ralph. “Jadi, apakah kita berangkat sekarang?” Tanya Agni.  “Ya, ayo.”  Lalu setelah Tuan Hardi Richard mendapatkan dan melihat bukti atas keterlibatan Roy dengan kasus pencurian di rumahnya, juga bukti tentang rencana busuk Roy yang bekerjasama dengan kelompok Mafia musuh supaya Roy bisa mengambil alih daerah kekuasaan milik Tuan Hardi Richard. Maka seketika itu juga, Tuan Hardi Richard menjadi sangat murka dan langsung memerintahkan seluruh pasukannya untuk pergi ke hotel tempat Roy sedang berada.  Sementara itu, hari sudah mulai malam. Saat ini Roy sedang mandi di kamar hotelnya, lalu setelah Roy keluar dari kamar mandi dan mulai merogoh saku celananya yang ada di atas kasur, dia merasa kaget, karena dia tidak menemukan benda yang dia cari, yakni handphone miliknya. Maka seketika itu juga Roy menjadi panik dan berusaha mencari benda itu dimana-mana.  Sedangkan di lain tempat, yakni di kamar sebelah tempat kedua anak buahnya sedang berada, salah satu anak buah Roy sedang menatap keluar jendela. Lalu dia terkejut saat menyaksikan ada beberapa mobil sedan hitam yang datang ke area parkir hotel tersebut, lalu para anak buah Mafia milik Tuan Hardi Richard mulai keluar satu persatu dari mobil-mobil tersebut. Kemudian mereka semua masuk secara berbondong-bondong ke dalam hotel.  Maka seketika itu juga, kedua anak buah setia Roy langsung panik lalu mereka berusaha untuk memperingatkan Boss mereka yang baru saja selesai berpakaian. Kemudian Roy yang masih kaget setelah baru saja kehilangan handphone miliknya, sekarang harus dikagetkan lagi dengan kabar bahwa para anak buah Tuan Hardi Richard sedang berdatangan ke hotel tempatnya berada saat ini, dan tentunya kedatangan mereka bukanlah untuk membawa hal baik bagi Roy.  Walaupun Roy merasa lemas ketika mendengar tentang hal itu, namun dia berusaha menguatkan dirinya dan mulai mengepak seluruh barang yang dia butuhkan saja, kemudian dia segera pergi meninggalkan kamar hotelnya bersama dengan dua anak buahnya. Mereka memilih jalur yang aman untuk bisa keluar dengan selamat dari hotel tersebut.  Mereka menunggu dan bersembunyi di dekat pintu tangga darurat, tepatnya dibalik sebuah banner iklan yang besar, yang bertuliskan promo hotel, lalu saat pasukan Mafia sudah berbondong-bondong keluar dari pintu tangga darurat juga ada yang keluar dari lift, Roy menunggu sampai mereka semua sudah lewat tanpa tersisa satupun. Maka setelah itu Roy dan kedua anak buahnya segera bergegas menuruni tangga darurat dengan aman.  Lalu sesampainya mereka di lobi lantai 1, mereka sempat terkejut dan kembali mundur, karena disana ada beberapa anggota Mafia yang berjaga. Oleh karena itu, Roy memilih untuk keluar lewat pintu belakang. Usaha Roy beserta kedua anak buahnya untuk bisa melarikan diri dari tempat itu sangatlah sulit, karena Tuan Hardi Richard mengerahkan para anak buahnya dalam skala besar.  Bahkan ketika Roy dan dua anak buahnya sudah berhasil keluar dari wilayah hotel, dan kini sedang berjalan di trotoar, mereka kembali dikejutkan oleh kedatangan sebuah mobil sedan hitam yang menghadang mereka, lalu para Mafia mulai keluar dari mobil tersebut untuk berusaha menangkap Roy. Kemudian tanpa pikir panjang, Roy segera berbalik dan masuk ke sebuah gang bersama satu anak buahnya, sedangkan anak buahnya yang satu lagi tetap disana untuk menembaki dan menghambat para anggota Mafia itu, sehingga kini Roy menjadi semakin jauh dari para pengejarnya, dan para Mafia kehilangan jejaknya di tengah suasana malam hari itu.  Tak lama kemudian, Roy dan anak buahnya yang hanya tinggal seorang diri itu, tampak sedang berjalan dengan gelagat panik, sambil membawa koper didekapannya, Roy terus saja melihat ke segala arah. Namun tiba-tiba, alangkah terkejutnya dia ketika melihat ada dua orang yang menghadang di hadapannya. Dua orang tersebut tak lain tak bukan adalah Agni dan Ralph, yang dengan siaga berdiri sambil menodongkan senjata ke arah Roy dan anak buahnya. Saat itu juga, Ralph tampak sedang memegang handphone milik Roy di tangan yang satunya, dan dia sedang memberitahukan mengenai posisi mereka kepada Tuan Hardi Richard.  “I- itu... Handphone milikku!” Ujar Roy.  “Kau akan kehilangan lebih dari Handphone.” Ucap Roy.  Lalu aksi saling tembak menembak diantara mereka pun langsung saja dimulai, berawal dari anak buah Roy yang mencoba untuk menembak Ralph namun tidak kena, setelah itu mereka segera berlindung sambil terus saling menembak. Namun dikarenakan Roy dan anak buahnya tidak membawa cukup banyak peluru, maka Roy memutuskan untuk berhemat sedangkan peluru milik anak buahnya sudah habis, kemudian mereka berdua memutuskan untuk lari berpencar. Ketika melihat hal itu, Agni dan Ralph langsung saja mengejar Roy, tanpa memperdulikan anak buah Roy yang berlari entah kemana. Tak lama kemudian, dua orang anak buah Tuan Hardi Richard mulai berdatangan ke lokasi tersebut untuk ikut melakukan pengejaran terhadap Roy, namun dengan sangat gesit dan licik, Roy sangatlah sulit untuk dikejar, sehingga Ralph dan kawan-kawan harus bersusah payah dalam melakukan aksi pengejaran tersebut.  Lalu tiba-tiba, Agni yang juga sedang fokus mengejar, dikagetkan dengan tabrakan dari samping yang dilakukan oleh anak buah Roy (Yang tadi berlari entah kemana). Orang itu menghantam dan membenturkan tubuh Agni ke tembok dengan cukup keras, sehingga pistol yang ada di tangan Agni terlempar. Kemudian orang itu segera berusaha untuk mengambil pistol yang sedang tergeletak tersebut, namun Agni yang masih belum tumbang, segera mencegahnya dengan cara mendekap dan mencekik leher orang itu dari belakang. Namun perut Agni berhasil disikut sehingga dia kembali jatuh ke tanah, lalu ketika orang itu sudah mengambil pistolnya dan akan menembak Agni, dengan cepat Agni menendang tangan orang itu sehingga pistolnya terlempar kembali.  Maka setelah itu, Agni langsung berdiri dan mulai mendorong tubuh orang itu sampai menabrak tembok, kemudian pertarungan antara mereka berdua terus berlangsung secara sengit, mereka saling memukul dan menendang satu sama lain, hingga keduanya babak belur. Namun lama kelamaan Agni mulai kewalahan dalam mengimbangi pertarungan tersebut, maka dari itu dia mulai memakai jurus andalannya, yakni dengan menggunakan stunt gun (yang selama ini selalu dia bawa di saku celananya). Dengan cepat Agni mendaratkan serangan stunt gun pada ketiak orang itu, hingga seketika tubuh orang itu bergetar hebat akibat terkena sengatan listrik menyakitkan, lalu setelah itu dia langsung ambruk dan tak sadarkan diri, dengan begitu Agni lah yang keluar sebagai pemenangnya.  Sementara itu, sambil terus berlari, Roy berusaha memperlambat laju dari para pengejarnya dengan cara menembaki mereka, sehingga beberapa kali, Ralph dan para anak buah sang Boss mafia harus berhenti lalu bersembunyi di balik tembok. Warga sekitar yang melihat dan mendengar aksi pengejaran itu langsung saja merasa panik dan lari bersembunyi ke rumahnya masing-masing, karena mereka tidak mau terlibat apalagi terluka dalam kejadian itu.  Proses pengejaran berlangsung sangat sulit, karena mereka harus menyusuri gang yang sempit dan berkelok-kelok, hingga akhirnya Mereka harus kehilangan jejak dari Roy, kemudian mereka dihadapkan pada dua jalur yang berbeda, jadi mereka membagi kelompok menjadi dua, yang satu ke arah kanan dan yang satunya lagi ke arah kiri. Ralph memilih untuk berjalan sendirian, terpisah dari dua orang anak buah Tuan Hardi Richard.  Walaupun sangat sulit, namun mereka terus berusaha untuk mencari Roy dengan susah payah. Sambil menanyai orang-orang yang kebetulan melihat kemana arah Roy berlari. Tak lama kemudian, akhirnya Ralph berhasil menemukan Roy, yang bersembunyi di balik pos keamanan. Rupanya peluru yang ada di pistol milik Roy sudah habis sehingga dia tidak bisa lagi menembak pengejarnya, dan sebagai gantinya dia segera mengangkat tong sampah yang ada di dekatnya lalu melemparkan tong sampah tersebut kepada Ralph hingga dia jatuh tersungkur. Setelah itu Roy segera berlari menjauh lagi.  Lalu dengan penuh tekad, Ralph segera berdiri sambil membidik ke arah Roy untuk kemudian menembakan peluru dari pistolnya, peluru itu melesat tepat ke arah kaki Roy yang sedang berlari, sehingga langkah kaki Roy pun seketika langsung berhenti, karena dia harus menerima peluru yang melesat dan bersarang di kakinya. Hal itu juga menyebabkan Roy langsung jatuh terjerembab dan terkapar di tanah, lalu sambil terus memegangi kakinya dia menjerit dan mengerang kesakitan.  Tanpa basa-basi, Ralph segera mendekati tubuh Roy yang sudah terkapar tak berdaya, lalu dengan penuh amarah, Ralph akan menembak kepala Roy dan membunuhnya di tempat tersebut saat itu juga.  Namun, saat Ralph akan mulai menembak, Agni tiba-tiba datang dan segera memegangi tangan Ralph untuk menurunkannya ke bawah, sehingga Ralph tidak jadi merenggut nyawa Roy, yang sudah terkapar tak berdaya disana, walaupun kelakuan Roy itu sudah menyebabkan Kakak Ralph mati dan juga telah memfitnah dirinya. Agni berusaha untuk menenangkan Ralph, supaya Ralph tidak dikuasai oleh emosi. Kemudian dengan raut wajah serius, Ralph menatap Agni dan sepertinya dia menyiratkan kepada Agni bahwa dia tidak ingin diganggu. Tetapi Agni langsung saja berkata.  “Jangan Ralph! Kau bukan pembunuh. Kau lebih baik dari dia ... Semua sudah selesai sekarang.” Ucap Agni menenangkan Ralph.  “Tapi...”  “Aku tahu, perbuatannya tidak dapat dimaafkan. Tapi biarkan dia menebusnya dengan cara lain, jangan mengotori tanganmu.” Ucap Agni.  Setelah itu, kepala Ralph tertunduk, dan akhirnya dia tersadar. Dia kini sudah menenangkan amarahnya sehingga pikirannya jadi jernih kembali. Namun Roy yang nyawanya sudah diampuni oleh Ralph, malah tertawa sambil berkata.  “Hahaha... Kau memang pengecut. Kau Tidak seperti kakakmu!” Ucapan itu membuat emosi Ralph kembali naik, namun dengan seketika Agni langsung saja menyuruh Ralph mundur kemudian dia langsung saja menendang kepala Roy dengan keras, sampai Roy jadi tak sadarkan diri disana.  “Huhh, dia benar-benar bajingan.” Ucap Agni.  Beberapa saat kemudian, sang bos mafia dan para anak buahnya datang kesana, kini Ralph dan Agni bisa bertemu dengan Tuan Hardi Richard secara langsung. Sosoknya yang terlihat tegas walaupun sudah paruh baya, dengan setelan jas rapi dan sekuntung bunga mawar di saku jasnya, seketika membuat Ralph dan Agni merasa tegang atas kehadirannya. Ketika tiba disana, Tuan Hardi Richard langsung saja memerintahkan para anak buahnya untuk membawa Roy pergi, Roy akan dibawa ke suatu tempat dimana dia akan dipaksa untuk menyelesaikan urusan dan mengganti kerugian yang sudah ditimbulkan olehnya. Maka dari itu, Sudah dipastikan bahwa Roy tidak akan memiliki hari-hari yang menyenangkan lagi, mulai dari sekarang.  Kemudian sang bos Mafia beralih pada Agni dan Ralph, dia ingin menyampaikan beberapa patah kata kepada dua orang yang telah berhasil mengungkap rencana busuk Roy tersebut.  “Bagus sekali, kalian telah berjuang sampai sejauh ini... Sebelumnya, Aku ingin minta maaf pada kalian berdua, terutama kepadamu Ralph. Dan tentang kakakmu, aku harap tidak akan ada dendam lagi diantara kita.”  “Ya, kakakku telah melakukan kesalahan, sehingga dia harus mengalami hal itu. Tapi walau bagaimanapun juga itu dikarenakan dia telah dijebak oleh Roy ..., Dan sekarang aku senang karena orang yang telah menjebaknya sekaligus telah menipu anda, kini sudah berhasil ditangkap.”  “Hmm... Ya, kau benar sekali. Tetapi, ada satu hal yang baru kuketahui ... Bahwa tadi sore, rupanya ada insiden yang melibatkan antara kalian dan para anak buahku, hingga menyebabkan beberapa anak buahku terluka cukup parah... Aku ingin tahu pendapat kalian mengenai hal itu?” Tanya sang Boss Mafia.  Lalu ketika mendapatkan pertanyaan tersebut, seketika Agni dan Ralph langsung terkejut dan sepertinya kebingungan karena tidak tahu harus menjawab apa. Tapi walau bagaimanapun juga, insiden tadi sore itu disebabkan oleh rencana licik dari Roy.  Maka dengan raut wajah serius, Agni langsung saja maju mendekati sang Boss Mafia, lalu dia berkata. “Insiden itu dikarenakan Roy yang telah menjebak kami... Coba anda pikirkan, jika kami tidak berhasil selamat sore tadi, maka Roy akan berhasil menjalankan rencananya, lalu peperangan besar akan terjadi, dan akhirnya anda akan kehilangan banyak anak buah, benar kan?”  Setelah Agni mengatakan hal itu, Sang Boss Mafia langsung tertegun dan sempat terdiam sejenak, kemudian dia berkata. “Hmm... Kau benar juga. Sekarang aku bisa membayangkan betapa beratnya hal yang sudah kalian hadapi.”  Seketika itu, raut wajah Agni langsung kembali seperti biasa, dan dia bertanya. “Ja- jadi, mulai sekarang tidak akan ada lagi urusan diantara kita?” Tanya Agni kepada sang Bos mafia.  “Ya, selama kalian tetap bungkam untuk semua urusan ini. Sebagai rasa terima kasihku karena kalian telah berhasil membongkar kebohongan Roy, maka kalian akan kubebaskan.”  “Te- terima kasih.” Ucap Agni.  “Ya, terima kasih Tuan.” Ucap Ralph.  “Dan sebagai bonus... Aku akan memberikan kalian berdua masing-masing uang 1 Milyar.”  Dan saat mendengar tentang hal itu dari mulut sang Boss Mafia, maka Ralph dan Agni hanya bisa melongo saja dengan tatapan kosong. Mereka berdua tidak tahu apa yang harus mereka katakan lagi. Yang jelas saat itu mereka berdua merasa sangat teramat senang. Karena selain sudah bebas dari urusan berbahaya, mereka juga mendapatkan uang dalam jumlah besar, yang diberikan secara langsung oleh pemiliknya.  Lalu sang bos mafia segera pergi meninggalkan mereka berdua disana, namun sebelum dia pergi, dia mengucapkan kata ‘Terima kasih’ sekali lagi, karena dia benar-benar merasa kagum atas jasa yang sudah dilakukan oleh Agni dan Ralph terhadap dirinya, terutama bagi kelompok Mafia miliknya, yang kini tidak akan jadi dikudeta.  Setelah mereka berdua juga pamit kepada sang Boss mafia, singkat cerita, kini Ralph dan Agni sudah berada di Rumah sakit tempat Linda sedang dirawat. Kekasih Agni itu kini masih terbaring dalam keadaan belum sadarkan diri, dengan beberapa luka lebam di dahi dan pipinya. Hal itu membuat Agni kembali merasa sedih, sehingga saat ini dia hanya diam termenung sambil duduk di samping Linda.  Sedangkan Ralph saat ini sedang menunggu di luar ruangan sambil sesekali menoleh ke dalam untuk melihat keadaan Agni, yang masih terus murung meratapi keadaan kekasihnya yang harus terluka akibat urusan berbahaya yang telah dialami oleh mereka. Di kala itu, Ralph juga ikut merasa bersalah, karena dia merasa bahwa dirinyalah yang sudah melibatkan Agni dan Linda ke dalam Bahaya.  Tak lama kemudian Linda mulai siuman dan dia sepertinya sangat senang ketika melihat kekasihnya sudah berada disampingnya, oleh karena itu Linda langsung saja tersenyum sambil menjulurkan tangannya untuk menggapai wajah Agni.  Ketika menyadari hal itu, Sontak saja Agni langsung menggenggam tangan Linda kemudian dia mulai mendekat kepada Linda, sambil menunjukan ekpsresi wajah bahagia, dan membelai rambut kekasihnya itu secara lembut dan perlahan. Agni sangat senang karena Linda kini sudah siuman dan bisa berbicara.  “Kamu baik-baik saja sekarang. Apa ada sesuatu yang kamu inginkan? Sebut saja.” Pinta Agni.  “Aku takut.” Jawab Linda.  “Ya, aku tahu. Maafkan aku, karena aku, kamu harus mengalami hal seperti ini.” Ucap Agni sambil merasa sangat menyesal.  “Bukan itu ... Aku takut, jika aku tidak bisa bertemu denganmu lagi.” Kata Linda. Lalu Agni hanya tertegun setelah mendengar perkataan dari Linda tersebut.  Setelah itu Agni berbicara lagi sambil menangis, “Maafkan aku, maafkan aku, karena aku...”  Namun sebelum Agni menyelesaikan kalimatnya, Linda menggelengkan kepalanya sambil berkata, “Tidak apa-apa, yang penting sekarang kita bisa bersama lagi. Karena itulah, aku sangat bersyukur kepada Tuhan. Waktu itu aku sangat takut akan kehilanganmu.”  “Aku ada disini... Semuanya akan baik-baik saja mulai dari sekarang. Maafkan aku karena tidak bisa menjadi pasangan yang sempurna bagimu.” Kata Agni, sambil memegang tangan Linda dengan erat.  “Tidak, kamu adalah yang paling sempurna.” Ucap Linda menegaskan. Kemudian dia melanjutkan kalimatnya, “.... Selama ini, aku hidup seorang diri dan selalu merasa kesepian, aku bahkan sampai pernah mengalami depresi, lalu aku selalu memohon kepada Tuhan supaya memberikanku pasangan yang paling sempurna, yang selalu ingin membahagiakanku, melindungiku, dan menyayangiku setulus hati. Hingga akhirnya kamu datang ke dalam kehidupanku... Dan kamulah orang itu, kamu adalah jawaban dari setiap Doa’ku kepada Tuhan, aku sangat senang karena bisa dimiliki olehmu.” Ucap Linda sambil meneteskan air mata.  Lalu Agni pun ikut menangis, dan dia segera mencium kening kekasihnya itu dengan penuh rasa cinta, mereka berdua menangis dan saling berpelukan untuk melepas rasa rindu disana. Mereka merasa sangat bersyukur karena masih bisa bersatu kembali. Sementara itu, Ralph yang sedang berada diluar, rupanya juga ikut meneteskan air mata ketika melihat dan mendengarkan percakapan mereka.  Hubungan mereka berdua sudah sangat kuat, sehingga Walau apapun rintangan dan badai yang menghadang, hubungan mereka tidak akan bisa goyah dengan mudah. Beberapa lama kemudian, setelah Linda kembali tertidur, Agni keluar sebentar untuk menemui Ralph. Mereka berdua duduk bersama diluar untuk sekedar mengobrol serta menghirup udara segar, mereka mengobrol ringan tentang apa yang akan mereka lakukan setelah urusan di antara keduanya sudah selesai.  Ralph berkata, “Wah, kau benar-benar memiliki kehidupan yang sangat baik dan menyenangkan” Ucap Ralph.  “Kau juga harus mencobanya Ralph... Memiliki kehidupan yang baik dan menyenangkan.”  “Ya, kurasa aku akan mencobanya.”  “Hmm... Oh iya, ngomong-ngomong, uang bagianmu akan kau gunakan untuk apa?” Tanya Agni.  Lalu Ralph menjawab pertanyaan Agni, “Entahlah ... Mungkin aku akan mencoba bisnis elektronik, atau mungkin gadget?”  “Hahah, kau yakin ingin berbisnis gadget?”  “Tentu saja, mulai sekarang aku akan mencoba hidup di jalan yang benar ... Tuhan sudah memberikan kesempatan kedua untukku. Dan Karena kini tak ada lagi yang perlu kukhawatirkan, maka kita harus terus hidup dengan memanfaatkan hal yang sudah Tuhan berikan kepada kita ... Seperti yang pernah kau bilang. Tuhan tahu yang terbaik untuk kita.”  “Hmm, ya benar sekali.”  “Sekarang giliranku bertanya? Apa yang akan kau lakukan dengan uang bagianmu?” Tanya Ralph.  “Entahlah, aku tidak mahir berjualan, apalagi menjual gadget.” Ucap Agni.  “Lalu apa yang menjadi kemahiranmu, selain membuat repot sebuah kelompok Mafia?” Tanya Ralph dengan nada bercanda.  “Haha, Kau ini bisa saja ... Hmm, aku baru ingat, masakan buatan Linda sangat lezat. Kurasa kami berdua akan memulai usaha restoran.  “Bagus sekali kawan.” Kata Ralph sambil tersenyum, kemudian mereka berdua saling tersenyum.  Lalu Agni tiba-tiba seperti teringat sesuatu yang lain, dia segera mengeluarkan handphone miliknya, dan membuka aplikasi ‘Finding'. Dengan tatapan kagum dan senyuman ikhlas, dia mencoba untuk menghapus aplikasi tersebut dari handphone miliknya, dan ternyata sekarang aplikasi tersebut bisa dia hapus dengan mudah. Maka setelah itu Agni menatap ke arah langit sambil berkata di dalam benaknya.  “Semoga, siapapun yang akan mendapatkan aplikasi ini selanjutnya, akan bisa menggunakannya secara bijak.” Kemudian Agni kembali tersenyum sambil menghela nafas lega.  Singkat cerita, Dua bulan telah berlalu semenjak kejadian itu, kini kehidupan Agni sudah semakin membaik, bersama dengan Linda, dia mengelola sebuah restoran sederhana yang selalu ramai oleh pengunjung. Selain itu, kini mereka berdua sudah menikah dan sedang menunggu kelahiran anak pertamanya.  Sedangkan Ralph memiliki toko gadget yang besar, dan kehidupannya juga sudah mapan. Dia sering berkunjung ke restoran milik Agni bersama dengan pacarnya yang sangat cantik. Agni dan Ralph kini sudah menjadi teman baik dan selalu membantu satu sama lain. Semenjak saat itu, kehidupan mereka berdua terus berkembang semakin baik dan selalu penuh dengan kebahagiaan. Tak ada lagi rasa khawatir atau kecemasan yang terlalu berlebihan dalam menjalani kehidupan mereka, karena mereka Berdua tahu, bahwa Tuhan selalu tahu yang terbaik bagi mereka.  (Kisah Agni telah selesai)  (Selanjutnya akan hadir kisah baru dari God apps)
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD