Titik terang keberadaan Fatma

1477 Words

Ardila masih menangis sesenggukan di hadapan pintu, sementara Wirda tercenung berusaha mencerna ucapan mamanya yang tidak jelas karena bercampur dengan suara isakan. "Mama tenang dulu, kita masuk ke dalam." Wirda menuntun mama duduk di sofa, ia berlari kecil menuju dapur dan kembali dengan segelas air putih hangat. "Minum, Ma." Mama meneguk air itu dengan tangan bergetar, setiap tegukannya menghasilkan bunyi saking hausnya. "Kenapa Papa bisa ditangkap polisi, Ma?" Wirda memulai tanya usai Mama meneguk sampai tandas air itu. Mama perlahan mengatur napas dan berusaha meredam tangisan yang masih sesenggukan. "Fa-fatan yang melaporkan Papamu, Nak." Mama terisak lagi. "Atas kasus apa?" Wirda melongo hanya memandangi mama. "Penggelapan uang, Papamu dituduh korupsi." Mama terisak lagi, seb

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD