02

1027 Words
"Apa itu rindu? Aku membencinya! Karena setiap kali kau jauh dariku, rindu itu selalu hadir dan menggantikan mu dengan bayangan halu ku." Alecia Adara Camron. - 'Alecia POV' Hari ini adalah hari libur untuk ku. Karena di hari kamis ini, aku tidak ada mata kuliah. Rasanya bisa santai kembali setelah mengerjakan banyak tugas numpuk. Pagi ini, aku sedang menonton tv di kamar ku sambil memakan camilan. Tiba-tiba saja ada yang mengetuk pintu kamar ku dengan tidak sabaran. "Ra. Cepet ganti, lo hari ini libur kan." teriak kak Varo dari luar kamarku. Ah, kenapa dia selalu mengganggu waktu santai ku. Akupun berjalan untuk membukakan pintu untuk kak Varo. "Kenapa sih kak? Rasanya lo gak suka banget liat gue santai sehari aja." ucap ku dengan sinis. Kak Varo pun menjitak kepalaku, hingga aku mengaduh kesakitan. "Lo lupa? Kalo kakak lo yang super ganteng ini mau kawin?" ucapnya dengan wajah datarnya. Astaga!  "Terus kenapa? Lo yang kawin kan, buka gue." ucap ku dengan malas. Akupun memutar badanku untuk berjalan kembali masuk ke kamar ku. Tetapi tiba-tiba saja telingaku ditarik begitu saja oleh kak Varo. "Sakit b**o!" teriak ku sambil berusaha melepaskan tangan kak Varo dari telingaku. "Makannya. Cepet mandi, terus ganti. Abis itu temenin Celyn fitting baju. Lo kan bisa gue andalin." ucap kak Varo dengan memberikan wink padaku. Aku memutar bola mataku malas. "Ewh banget sih lo." ucap ku dengan bergidik ngeri. "Serah gue lah. Pokoknya lo harus temenin calon istri gue buat fitting bajunya dia." ucap kak Varo sekali lagi mengingatkan. Aku mengangguk malas. Sedangkan kak Varo tersenyum kemenangan. "Tapi nih kak." ucap ku yang senggaja ku gantungkan. "Wae?" tanya kak Varo dengan menaikkan sebelah alisnya. "Ntar, kalo lo nikah. Siapa yang jagain gue? Siapa yang bakal belain gue? Dan siapa yang bakal jadi temen curhat gue?" ucapku dengan raut wajah sedihku. Kak Varo tertegun lalu memeluk ku, dan mengusap kepala ku lembut. "Tenang aja, itu semua masih gue kok. Walaupun gue udah nikah nanti, gue gak akan biarin lo sendiri, sedih, dan rapuh." lirih kak Varo. Ah, saranghae kak. Aku mencintaimu... °°°° Saat ini, aku sedang bersama kak Celyn di butik tante Rima. Karena kak Varo menturuhku untuk menemani calon istrinya memilih gaun pengantin. Dan, tante Rima adalah adik dari mama ku, Raina. Selain itu, butik tante Rima, memang terkenal dengan kualitas dan desainnya yang bagus. Aku, tante Rima, dan kak Celyn berjalan melihat-lihat koleksi baju di butik tante Rima. "Jadi yang mana, Cel? Liat-liat aja dulu." ucap tante Rima dengan melihatkan semua koleksi baju pengantinnya. "Bingung sih tan, pilihannya bagus-bagus." ucap kak Celyn dengan tersenyum. "Lagian, Alvaro kemana? Fitting baju kok gak ikut." tanya tante Rima yang menyadari kalau kak Varo tidak ikut. "Katanya banyak kerjaan yang harus diurus, biar sesudah nikah nanti Varo bisa ambil cuti panjang." jawab kak Celyn. "Setelah nikah nanti, kalian mau honeymon?" tanya tante Rima dengan antusias. Kak Celyn tertawa malu saat mau menjawab pertanyaan tante Rima. "Iya, doain aja tan biar jadi." Aku hanya memutar bola mataku malas saat mendengar percakapan tentang pernikahan. Aku lebih memilih untuk  berkeliling melihat semua koleksi pakaian tante Rima. "Tuh Ra, dengerin. Nikah itu enak loh." teriak tante Rima. Aku tahu, saat ini tante Rima sedang menyinggungku. "Ara ngga bilang kalo nikah itu nggak enak loh tan." jawab ku dengan terus melihat-lihat koleksi baju tante Rima. "Kalo udah tahu nikah itu enak, kenapa ngga langsung nikah aja sama Raefal? Pacaran aja udah lama, mana dia ganteng, kaya, memperbaiki keturunan itu." ucap tante Rima dengan terus memojokkan ku. "Langsung nikah gimana, Raefal sama Ara aja belum lulus kuliah. Lagian tante ngebet banget sih, pingin liat Ara nikah." ucapku dengan menatap tante Rima dengan malas dari kejauhan. "Gapapa kali. Lagian, orang kuliah juga ada yang udah nikah. Dan sebenarnya tante cuma pingin liat keponakan cantik tante ini pake baju pengantin." ucap tante Rima dengan terkekeh kecil. "Apaan sih tante. Ara masih muda. Dan kalo nanti Ara nikah, tante yang bagian jahit bajunya dan Ara yang bikin desainnya. Oke?" ucapku dengan mengedipkan sebelah mataku pada tante Rima. Tante Rima dan kak Celyn tertawa melihat sikap dan mendengarkan ucapanku. "Oke, kalo buat ponakan kesayangan mah tante ngga bisa nolak." ucap tante Rima dengan tersenyum. °°°° 'Author POV' Alecia dan Celyn sudah kembali kerumah Alecia kembali. Memang Celyn tidak pulang kerumahnya, karena ingin bertemu dengan Alvaro terlebih dahulu. Saat Alecia dan Celyn memasuki pekarangan rumah Alecia, Alecia dibuat kaget saat melihat ada mobil sport berwarna hitam. Ya, Alecia terkejut saat melihat mobil tersebut karena Alecia tahu siapa pemilik mobil tersebut. Alecia segera turun dari mobil, dan berlari masuk kedalam rumah terlebih dahulu meninggalkan kakak iparnya Celyn sendiri. Alecia berlari dengan kencang karena ingin memastikan bahwa dugaannya benar. Alecia menduga bahwa pemilik mobil itu adalah orang yang saat ini sedang ia rindukan. Yaitu Raefal. Alecia menghentikan langkahnya saat tidak melihat siapapun kecuali kakaknya, Alvaro. Alvaro sedang duduk diruang tamu sendiri, sepertinya menunggu Celyn. Seketika Alecia mengubah raut wajahnya menjadi kecewa.  "Ra, mana Celyn?" tanya Alvaro saat mengetahui bahwa adik kecilnya sudah datang. Alecia melihat kearah Alvaro dengan tatapan kecewa. "Kirain ada Raefal." lirih Alecia dengan raut wajah sedihnya. Tidak lama setelah itu, ada langkah kaki yang menghampiri Alecia. "Kangen ya?" Suara itu. Alecia langsung memalingkan pandangannya kearah sumber suara. Seketika raut wajah Alecia berubah menjadi gembira. Ternyata benar, ada Raefal dirumahnya. Alecia dengan cepat memeluk tubuh Raefal dengan erat, begitu juga dengan Raefal yang memeluk Alecia dengan hangat. "Kok bisa disini sih? Tapi gapapa deh, aku seneng. Kangennya jadi hilang." ucap Alecia yang masih berada dipelukan Raefal. Raefal tersenyum dan mengusap pelan kepalan gadis kesayangannya. "Sengaja, biar princessnya seneng." Alecia tertawa geli di dalam pelukan Raefal.  Tiba-tiba saja ada suara yang mengganggu suasana romantis antara Raefal dan Alecia. "Yang mau nikah gue, yang makin lengket mereka." ucap Alvaro dengan nada menyinggung. Alecia dan Raefal pun melepaskan pelukan mereka. Mereka berjalan menuju Alvaro dan Celyn yang sedang duduk di sofa. "Berisik lo, netizen." ucap Alecia dengan memeluk sebelah tangan Raefal. "Lagian bang, lo kan mau kawin. Kenapa ngiri sama kita yang makin lengket. Justru, gue yang iri sama lo." ucap Raefal dengan memeluk pinggang Alecia. "Yaudah, nikah massal aja kita. Barengan." ucap Alvaro dengan antusias. Puk.. Terdengar suara benda jatuh. Ya, saat ini Alvaro sedang diserang oleh Celyn dan Alecia dengan bantal sofa. "Gila lo kak. Kalo gue nikah juga kaga mau barengan sama lo." ucap Alecia dengan kesal. "Tau ih, kalo ngomong dipikir dulu sayang." sahut Celyn dengan menatap sinis Alvaro. Alvaro dan Raefal hanya tertawa saat melihat perempuan mereka sedang marah. Asal kalian tahu, salah satu impian Raefal adalah membangun keluarga bersama Alecia, gadis yang dicintainya saat ini. °°°° Jangan lupa Vote dan Komentar☺
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD