“Baaang!” Aku berteriak memanggil putra pertamaku yang sedari tadi belum juga siap. “Iyaa, Buuu. Abang Dafa is comiiing.” Balasan dari Dafa yang kini sudah menduduki bangku SMA pun terdengar. Dan tak lama kemudian tampaklah dia yang akhirnya siap dengan kemeja serta celana jin. “Lama banget sih, Bang. Kayak anak cewek, yang perlu dandan dulu. Si An aja nggak lama,” sungutku yang dibalas dengan kekehan Dafa. “Ya iyalah, Bu. An itu kan masih SD, belum bisa dandan kali.” “Buruan ayo ke mobil. Ayah sama adek-adek kamu udah nungguin.” Dafa mengangguk patuh, lalu tangan kanannya bergerak merangkulku. Kami berdua kemudian berjalan bersisian ke mobil. “Jadi, hari ini Dafa ngambilin rapornya siapa?” celetuk Dafa saat kami sudah melalui separuh perjalanan. Aku dan Valdi bertatapan lalu menghe
Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books


