Mataku enggan terpejam, tak sabar menunggu hari segera berganti. Harusnya aku minta alamat rumah Wisnu pada Husniah, harusnya aku minta juga nomer telepon pria itu pada Hunsiah. Ah, bodoh kau Hanan. Aku mengutuk diriku sendiri. "Ada apa sih, Han? Kenapa dengan Husniah, kemana dia pergi. Kamu bilang ke rumah saudaranya. Apa hubungan dengan Pak Wisnu, kenapa kamu malah ingin ke sana," cecar Abbas tadi siang. Pria itu penasaran saat aku kebingungan tak bisa menghubungi istriku. "Nanti aku ceritakan kalau aku sudah memastikan." Aku salah percaya begitu saja pada Husniah, harusnya aku lebih protektif menjaganya. Terlepas dulu aku tak peduli padanya, dia masih istriku. Aku masih bisa memintanya kembali ke sini bukan malah membiarkan dia berkeliaran di luar sana. Sekarang kalau sudah begi

