Perlahan-lahan rumor itu mulai menghilang, entah mereka sendiri yang bosan bergunjing di belakangku atau karena kemesraan yang selalu ditampakkan oleh Husniah padaku saat kami hendak pulang atau sedang makan siang. Kami benar-benar jadi karyawan yang istimewa, bisa berduaan di luar jam kerja sebagai pasangan suami istri. Husniah yang memang memiliki kuasa dan aku yang menutup telinga. Aku berniat untuk memenuhi semua kenangannya tentang Ayahnya sebagai ganti dari semua yang dia lakukan akhir-akhir ini. Wisnu maupun Papanya juga tak terlalu banyak ikut campur dengan utusan pribadi kami. Malah sepertinya pria paruh baya itu mulai membuka diri. Mengundang kami-aku dan Husniah- makan malam di rumahnya, lebih tepatnya rumah orang tuanya, kakeknya Husniah. Malam ini aku dan Husniah datang ke r

