Bab 48

1048 Words

"Kamu masih sangat muda, masih bisa membuat lagi. Ah! Suamimu sudah tua, tapi tenang saja kakek-kakek pun bisa menabur benih, beda dengan wanita. Ada masanya wanita tak lagi berproduksi. Sekarang suamimu masih keenakan tidur, nanti aku akan--" "Kak ...." Dengan linangan air mata aku menyela ucapnya yang tanpa jeda itu. Aku tahu Kak Wisnu sedang berusaha menghiburku. Saat tadi dia mengendongku dan membawaku ke dalam mobil, dia berteriak panik karena tangannya basah oleh cairan berwarna merah. Kakak sepupuku itu mengira aku terluka. Ternyata darah itu berasal dari bagian intimku. Kupikir itu hanya darah haid biasa, ternyata ada kehidupan baru di dalam rahimku. Tapi karena benturan cukup keras terjadi padaku, dia tidak tertolong, aku keguguran. Aku tidak menyadari kehamilan ini. Enta

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD