Erika datang ke sebuah club yang alamatnya telah dikirimkan melalui telepon tadi, tubuh Erika tampak gemetar mendengar dentuman musik yang seakan hendak memecahkan gendang telinganya. Lampu-lampu dengan cahaya remang membuat penglihatan sedikit sulit. Ia dapat melihat banyak sekali orang yang tengah berjoget ria bersama di lantai dansa. Wanita berpakaian minim, dan pria dengan mata merah dan rancauannya yang tak jelas sama sekali. Erika mengibas udara saat bau alkohol menyengat ke indera penciuman nya, tempat itu benar-benar sarang penyakit karena semua idera manusia bisa rusak jika disana. "Kemana aku harus mencari dokter Janu." Gumam Erika celingak-celinguk. Saat sedang kebingungan, tiba-tiba ada seorang pria yang tengah menggandeng wanita menabrak dirinya. Erika mengusap bahunya ya

