Erika menyajikan makan siangnya di meja makan yang sudah terisi oleh Janu, Andi dan juga Zean. Ia mengambilkan nasi serta lauk untuk ketiganya. Erika menoleh saat Zean tiba-tiba menarik ujung bajunya pelan. "Kenapa Sayang?" tanya Erika dengan lembut. "Mama, marah?" tanya Zean dengan wajah sedih. Erika tersenyum, ia menggendong Zean dan memeluk sambil mengusap punggung anaknya itu dengan lembut. Tak lupa kecupan sayang diberikan pada kepala Zean agar putranya bisa tenang. "Mama tidak pernah marah pada Zean, kecuali kamu tidak mau makan." Jawab Erika disertai senyuman yang manis. "Aku akan makan." Ucap Zean membuat Erika kembali mendudukkan Zean di kursi. Erika ikut duduk, ia memperhatikan kedua dokter yang terdiam menatapnya dengan tatapan yang Erika sendiri tak tahu. "Dok, ada apa?"

