Janu sedang duduk di ruangannya dengan tatapan kosong, dalam ruangan itu hanya ada kesunyian kecuali suara ketukan kecil antara meja dan jari telunjuknya. Janu saat ini sedang memutar otaknya, ia dan Erika sudah tinggal bersama cukup lama, dan sampai kini tak ada tanda-tanda keluarga Erika datang. "Aku akan meminta bantuan Andi juga." Gumam Janu langsung keluar dari ruangannya. Janu baru saja menutup pintu, tiba-tiba Dokter Rani datang dengan senyum manis yang menghiasi wajahnya. "Anda mau kemana, Dok? Kenapa buru-buru sekali?" tanya Dokter Rani sok manis. "Saya ada urusan, permisi." Jawab Janu hendak pergi namun dicegah oleh Dokter Rani dengan memegang tangannya. "Maaf, tapi ini sudah mau jam makan siang, bukankah lebih baik kita ke kantin?" tanya Dokter Rani. Janu menghela napas, i

