JOSHUA

1542 Words
Kringgggggg!!!!! Suara alarm terdengar begitu keras ditelinga Elsa. Elsa meraba-raba kasurnya mencari di mana ponselnya berada. Benda kecil canggih itu masih mengeluarkan suara yang sangat mengganggunya. Selang beberapa saat Elsa menemukan ponselnya di dekat kaki. Elsa segera mengelusap layar pada ponselnya dan seketika ponsel Elsa berhenti berteriak. Elsa beranjak dari ranjannya. Dia duduk di tepian ranjang dan menggerak-gerakkan kakinya agar otot-ototnya tidak tegang. Matanya masih sulit terbuka. Waktu masih menunjukkan pukul empat dini hari. Setiap hari Elsa selalu bangun pagi untuk belajar. Dari kelas satu Sekolah Dasar sampai kelas sembilan Sekolah Menengah Pertama Elsa selalu ranking satu paralel. Tapi setahun berada di Sekolah Menengah Atas Elsa selalu ranking tiga atau bahkan lebih. Elsa mulai lebih giat belajar karena dia ingin sekali masuk universitas terbaik di Kota ini. Elsa membaca lembar demi lembar buku materi pelajaran hari ini. Mengerjakan soal-soal yang belum diajarkan di kelas. Sebagian waktunya dia gunakan untuk belajar. Tapi memang dia tidak bisa menandingi kejeniusan teman satu kelasnya. Ya Axel dan Freddy lah yang selalu menjadi juara umum. Sembilan puluh menit berlalu. Elsa beranjak dari kursi belajarnya dan melangkah menuju jendela kamarnya. Elsa membuka tirai merah muda yang menutup bingkai jendelanya. Cahaya kuning merengsek masuk melalui jendela yang terbuka sedikit itu. Semakin lebar daun jendela terbuka semakin banyak cahaya yang menyiram tubuh mungil Elsa. Elsa menghirup udara sejuk pagi yang cerah ini. Menghirup sebanyak mungkin oksigen kemudian memasukkannya ke dalam paru-parunya dengan rakusnya. Elsa mengangkat kedua tangannya ke atas dan menggeliat seperti ulat bulu. Saat Elsa membuka matanya dia terkejut saat melihat sebuah motor masuk ke halaman rumahnyya. "Joshua? Apa yang dia lakukan sepagi ini di rumahku?".Kata Elsa pada dirinya sendiri. Elsa berjalan menuju kamar mandi dan mandi dengan kilat. Dia tahu maksud kedatangan Joshua ke rumahnya sepagi ini pasti untuk menjemputnya pergi ke Sekolah. Saat keluar dari kamar mandi Elsa mendengar Joshua sedang berbicara dengan ibunya. Elsa bergegas menuju kamar dan berganti seragamnya. Memakai sepatu dengan kilat. Menyisir rambut seadanya. Setelah memastikan dirinya rapi Elsa segera keluar menuju ruang tamu. Dia melihat Joshua masih duduk di kursi ruang tamu bersama ibunya. "Elsa, sudah siap, Nak?" Kata Karin sambil beranjak berdiri menghampiri putrinya. "Emhh… Sudah, Mah. Elsa kan emang selalu siap walau masih pagi." Elsa menghampiri Karin kemudian mengecup pipi Karin dengan sayang. "Hay, Jo. Tumben pagi-pagi ke sini?" Elsa mengalihkan pandangannya ke arah Joshua yang masih duduk di sofa ruang tamu. "Rumah kita se arah, ‘kan? Kupikir tidak ada salahnya sesekali aku menjemputmu.” Sahut Joshua penuh percaya diri. “Ya, kan, Tante?” Karin hanya mengangguK menanggapi ucapan Joshua. Wanita paruh baya itu mengelus rambut panjang Elsa dengan sayang. Karin berjalan menuju dapur dan mengambilkan kotak makanan untuk Elsa karena sebelumnya Elsa meminta kepada Karin agar dibuatkan Bekal saja untuk sarapan pagi ini. Elsa mengecup punggung tangan Karin dan meminta ijin berangkat ke sekolah. "Jo, harusnya kau tidak usah repot-repot menjemputku.” Kata Elsa saat mereka mulai keluar dari halaman rumah Elsa. “Kau kebetaran aku menjemputmu? Kuharap tidak. Aku akan sangat senang kalau aku bisa menjemputmu setiap hari.” Kata Joshua sambil terus melajukan motor sportnya. Sebaliknya, bukannya merespon Joshua, Elsa justru membayangkan ia bertemu dengan Freddy. Kekasihnya.   Di belakang Joshua, Freddy melajukan motor sportnya dengan penuh amarah. Emosinya meluap-luap. Melihat sahabat dan kekasihnya. Ya kekasihnya. Setelah lima bulan menjalin hubungan baru kemarin sore Freddy merasakan indahnya mencintai dan dicintai oleh Elsa. ** Pagi ini Freddy sengaja bangun pagi untuk menjemput Elsa, kekasihnya. Hatinya berbunga-bunga mengingat nama Elsa. Oh, Elsa sayang tunggu aku ya. I'll pick up you, baby. Batin Freddy seraya mengeluarkan motor sportnya. Freddy tersenyum sendiri mengingat Elsa. Mengingat tawa dan senyum manis Elsa. "Tumben jam segini sudah siap, Fredd?" Tanya Ariana ibunda Freddy. Ariana keluar dari rumah saat mendengar pintu garasi dibuka. Ariana berpikir mungkin suaminya. Karena sejak pagi tadi Ariana berada di dapur untuk menyiapakan sarapan dan dia sama sekali tidak menyangka kalau yang membuka garasi adalah anak semata wayangnya Freddy. Ariana melihat wajah bahagia Freddy. Freddy terlihat rapi dan tampan dengan senyum sumringah di wajah menawannya. "Anak mama jam segini sudah bangun, Nak?” Kata Ariana sambil mengacak rambut anak semata wayangnya. "Ihh, Mama apa-apaan sih. Freddy sudah rapi juga malah diacak-acak lagi rambutnya." Freddy merapikan lagi rambutnya. Sebenarnya Freddy sedikit kesal karena ibunya selalu memperlakukannya seperti anak kecil. Tapi di satu sisi Freddy sangat bahagia karena ibunya memang selalu perhatian padanya. "Iya, iya, Mama minta maaf. Tumben jam segini sudah rapi? Ayo, cerita ada apa?" Desak Ariana sambil terus tersenyum melihat tingkah lucu anaknya. Iya, lucu. Freddy terus senyum-senyum sendiri saat merapikan rambutnya tanpa melihat ke arah Ariana. "Oh, anak Mama lagi falling in love, ya?" Goda Ariana sambil sedikit tertawa. "Yaps, betul banget, Ma. Kalau begitu, Freddy akan pergi sekarang.” Freddy mencium pipi Ariana sebentar. Kemudian menyalami Ariana. Freddy melajukan motorya dengan penuh semangat. Freddy ingin segera bertemu dengan pujaan hatinya. Ahh, Baby, membayangkanmu dari jauh saja rasanya menyenangkan sekali. Apalagi bertemu langsung denganmu. Ahh, I love you so much, Elsa!” Batin Freddy sambil terus tersenyum sepanjang perjalanan. Sesampainya Freddy di depan rumah Elsa,Freddy melihat motor Joshua, sahabatnya melaju ke arahnya. Joshua tidak menyadari kedatangan Freddy karena ia terlalu fokus mendengarkan Elsa yang duduk di belakangnya. Freddy melihat berdua kemudian menghentikan laju motornya. Rasa sesak di d**a Freddy tak bisa ditahan lagi. Rasa sakit itu semakin menusuk Freddy. Hatinya seperti dibakar. Ya, dibakar api cemburu. Kau mau bermain api denganku, Jo? Batin Freddy. Freddy sengaja membuntuti Jo dan Elsa. Elsa memang terlihat tidak berpegangan pada Jo. Bahkan Elsa seperti menjaga jarak di antara mereka. Tapi Freddy tetap waspada. Freddy tidak mau kalau Jo berniat buruk terhadap Elsa. Freddy tidak menyadari di depan ada lampu merah. Ia hampir menabrak mobik di depannya. Freddy menginjak rem mendadak sehingga menimbulkan suara decitan yang memekikkan telinga. Freddy tidak fokus saat menyetir. Fokusnya hanya pada Jo dan Elsa. Beberapa orang berteriak marah-marah serta memaki Freddy. Freddy hanya bisa tersenyum dan meminta maaf. Apa yang barusan terjadi memang seratus persen salahnya. Dan sekarang Freddy benar-benar kehilangan jejak Jo. Lampu lalu lintas berubah menjadi hijau. Freddy segera melajukan motornya menuju sekolah. Sesampainya di sekolah, ia  memarkirkan motornya dengan tergesa-gesa. Freddy setengah berlari menuju kelas Elsa. Pikirannya benar-benar kalut setelah melihat Jo dan Elsa berboncengan. "El, aku ke kantin dulu, ya. Nanti aku ke sini lagi." Jo pergi meninggalkan Elsa setelah mengantarkannya sampai ke kelas Elsa. Elsa mengangguk seraya masuk ke dalam kelas. Lalu ia duduk di pojokan kelas kemudian menaruh tasnya di atas meja. Ia memasang headset di telinganya, memutar lagu kesukaannya dengan keras. Elsa menikmati sarapannya pagi ini di dalam kelas. Tangannya membuka kotak makanan yang dibawakan oleh ibunya kemudian mulai melahap roti panggang buatan Karin. Ia menguyang seraya memejamkan mata. Freddy masuk ke kelas Elsa. Dia melihat Elsa sedang menikmati sarapannya sambil mendengarkan musik. Tanpa dia sadari senyumnya mengembang melihat gadis yang sangat dia cintai duduk manis di pojokan kelas sendirian. Ya, sendiri karena tadinya Freddy berpikir dia akan menemukan Elsa bersama Jo. Hatinya begitu lega tidak melihat Jo di sisi Elsa. Freddy masuk ke kelas Elsa dan menggeser satu kursi agar dia bisa duduk berhadapan dengan Elsa. Dia melakukannya secara perlahan agar Elsa tidak mengetahui kedatangannya. Elsa menghabiskan sarapannya dengan cepat karena memang dia membawa sedikit bekal. Elsa berpikir dia akan makan bakso di kantin saat istirahat pertama nanti. Elsa meraih botol air mineralnya di atas meja tanpa membuka matanya. Dia meraba-raba mejanya tapi tetap tidak menemukannya. "Mmpphh." Elsa membuka matanya saat botol mineral yang ia cari mendarat di mulutnya. Ia terkejut saat melihat siapa yang melakukannya. Freddy! Batin Elsa. Elsa meneguk air mineralnya dengan perlahan. Setelah Elsa meminum cukup banyak air, Freddy menarik botol air mineral dari mulut Elsa kemudian memasukkanya ke dalam mulutnya. Freddy meneguk air mineral itu sambil terus memandangi Elsa dengan tatapan kemarahannya. Dan itu berhasil membuat Elsa gugup dan takut tentunya. "Freddy?" Tanya Elsa hati-hati. Dia tahu ada yang salah dengan sikap Freddy pagi ini. Tapi Elsa tidak tahu apa itu. “Jadi, kau mau mempermainkan aku? Rasayang, baru kemarin kau mengatakan kalau kau mencintai aku. Kenapa hari ini kau malah selingkuh dengan orang lain?” Freddy melihat Elsa dengan tatapan kemarahannya. “Aku tidak tahu apa maksdumu. Aku tidak selingkuh. Dan aku serius menjalani hubungan bersamamu!" Elsa tetap berusaha meyakinkan Freddy. Dia tahu apa maksud Freddy sekarang. Jo! Ya Jo adalah alasan kemarahan Freddy pagi ini. "Aku menjemputmu tadi pagi." "Apa?" Elsa shock saat mendengar apa yang barusan dikatakan Freddy. "Aku sampai di depan rumahmu tepat saat Jo keluar dari halaman rumahmu. Kalian berboncengan. Kau tahu apa yang kurasakan, Els? Sakit!” ucapp Freddy dramatis. "Maaf, Fred. Aku sama sekali tidak tahu kalau kau menjemputku tadi pagi. Aku bahka tidak tahu kalau Jo menjemputku, ini pertama kalinya Jo menjemputku.” Elsa berusaha tersenyu m meskipun ia sadar kalau senyumnya pasti sangat kecut. “Aku hanya ingin menghargai dia saja. Aku tidak tahu kalau kau juga menjeptuku. Aku serius denganmu. Tapi kau kau menganggap aku hanya main-main dneganmu,” Elsa menatap tajam Freddy. “Kau boleh meninggalkanku.” Terbesit rasa kecewa pada cowok yang sangat dia cintai. Yang baru beberapa bulan terakhir mengambil hatinya. "I love you!” Freddy meraih jemari Elsa kemudian menautkan dengan jari-jarinya yang panjang. “Jangan pernah tinggalkan aku. Kumohon, aku percaya padamu.” bahkan sekarang dia sendiri yang takut kehilangan Elsa. Ahh, cinta memang rumit. "Aku akan membuat perhitungan dengan Jo" Tiba-tiba Freddy beranjak dari kursinya. Elsa dengan cepat menarik tangan Freddy. Satu tangannya lagi meraih tengkuk Freddy hingga wajahnya berhadapan dengan wajah Freddy. Elsa mengecup ringan bibir Freddy. Freddy menyadari apa yang dilakukan Elsa. Saat Elsa menarik bibirnya lagi Freddy justru memeluk pinggang Elsa dan melumat bibir bibir merah muda itu.    
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD