#PERNIKAHAN YANG TAK DIINGINKAN

2277 Words
# PERNIKAHAN YANG TAK DI INGINKAN " Tunggu " Teriakan seorang wanita memecahkan hening saat acara ijab qobul. Segera ku edarkan mayaku, dan mencari suara itu, tak lama ada seorang wanita berdiri dan menghampiri kami. Mas Dimas berdiri dengan tiba-tiba, aku tentu meresponnya dengan memegang tangan nya, seolah meminta nya jangan pergi dan tetaplah bersamaku. Namun tak membuatnya berhenti, Mas Dimas bahkan menyentak tangan ku Dan segera berjalan menghampiri wanita itu. Bahkan pernikahan kami belum dinyatakan saksi bahwa pernikahan kami Sah. Wanita itu memeluk Mas Dimas Nugraha dihadapan semua tamu, bahkan dihadapan kedua orang tuaku Mas Dimas membalas pelukan wanita itu. " Pernikahan ini tidak bisa diteruskan, aku kekasih Dimas Nugraha dan sedang mengandung lima Minggu anak dari Dimas Nugraha " ujar wanita itu. Aku hanya terdiam namun hatiku seakan ingin berteriak sekerasnya. " Nak Dimas, apa betul yang dikatakan wanita itu" ? Abah bertanya " Ii- iya " jawabnya lirih. Terlihat disalah satu rombongan Mas Dimas terjatuh ke lantai, Ya benar saja. Ibu Mas Dimas jatuh pingsan setelah mendengar ucapan dari anaknya. " Baik, pernikahan ini dibatalkan " ujar Abah. " Tungguu " Mas Evan Berteriak dari kerumunan tamu-tamu yang datang ke pernikahan hari ini. Sontak saja teriakan Mas Evan mengundang para tamu yang hadir menatapnya . " Abah, jika diperbolehkan, saya akan bertanggung jawab atas pernikahan yang gagal hari ini, Abah bolehkah saya menikahi Siska Rahmadhan, Putri Abah "? Aku terkejut dengan ucapan Mas Evan bukan hanya aku, bahkan semua tamu yang hadir terkejut bukan kepalang dibuatnya. " Sial, bukan nya memperbaiki keadaan, Hal ini malah membuat ku semakin malu dihadapan semua orang" gumamku. " Baiklah nak, Apa kamu benar-benar ingin menikahi putri Abah? Apa Nak Evan bisa membuatnya Bahagia? Apakah Nak Evan benar-benar mencintai putri Abah? " Sahut Abah, dengan suara yang begitu tegas, seperti watak Abah yang selalu tegas dengan semua tindakannya. Hanya satu kata yang ku dengar dari mulut Mas Evan " Evan Bisa " Dengan nada yang begitu meyakinkan. Aku tentu saja hanya berdiam diri dan tak bisa berucap apa-apa, aku hanya bisa menatap wajah kedua orang tua ku yang begitu sedih atas kegagalan pernikahan ini, ada rasa kekecewaan disana. Apapun keputusan Abah aku akan menerimanya, bahkan jika harus menikah dengan laki-laki yang tak pernah sama sekali mengenalnya. Aku tak mau membuat ke dua orang tuaku semakin malu dengan kejadian ini. " Baiklah, Hari ini pernikahan akan tetap berjalan, namun dengan mempelai pria yang berbeda, Nak Evan Setiawan yang akan menikah dengan Siska Rahmadhan " ujar Abah yang sedang berbicara dengan tamu yang hadir menggunakan mikrofon, tamu yang tadinya akan beranjak pergi meninggalkan acara pernikahan yang gagal ini. Tentu saja tamu yang tadinya akan pergi segera menghentikan langkah mereka, mereka duduk kembali di kursi yang telah di sediakan. Aku hanya bisa tersenyum menatap sayu mata Abah, dan mengangukkan kepala, menandakan aku menyetujui pernikahan ini. Saya nikahkan engkau Ananda Evan Setiawan bin Bima Setiawan dengan Siska Rahmadhan Binti Abdul Aziz dengan mas kawin Seperangkat alat shalat dan mas lima gram dibayar tunai." " Saya terima nikah dan kawinnya Siska Rahmadhan Binti Abdul Aziz dengan mas kawin yang telah disebutkan Tunai" " Bagaimana saksi, Sah " " Sahh ! " sahut para tamu yang hadir. " Alhamdulillah! " lirih Mas Evan. Laki-laki yang tengah berada di sampingku kini dia telah menjadi Suamiku, Yang akan menafkahi ku Lahir dan batinku. Segera kurengkuh tangan nya yang kokoh untuk kucium tanda bakti ku padanya sebagai Suamiku. **** Setelah semuanya selesai, Bahkan para tamu yang hadir sudah pulang. Aku segera menuju Kamar untuk melepas semua pakaian pernikahan ini, aku risih karna telah memakainya seharian. " Untung saja, tak ada Mas Evan di kamar ini, jika Mas Evan disini bagaimana aku bisa leluasa melepaskan pernak pernik pernikahan yang kupakai, tentu akan membuatku begitu canggung. " Dari luar terdengar langkah kaki menuju Kamarku. Tok ... tok " Siska ! Buka pintunya Dek, Mas mau ganti baju " terdengar suara Mas Evan dari luar kamar, segera aku membukanya. Aku hanya membuka pintu kamar tanpa melihat wajahnya. Didalam kamar tak ada yang memulai pembicaraan, Kami hanya berdiam diri, dan mencoba mengalihkan keheningan ini dengan ponsel pintar masing-masing. Hingga waktu menunjukkan tepat pukul tujuh malam. " Sis, Ajak Mas Evan, makan malam dulu, jangan dikamar terus, apa gak lapar? " Sesaat aku dan Mas Evan saling bertatapan tak lama kami pun tertawa bersama. " Mas, Siska keluar dulu ya, Siska lapar Mas " " Iya, Dek Siska duluan aja, nanti Mas nyusul" sahut Mas Evan. " Lagian siapa yang ngajak bareng, Aku gak mau juga kalau harus keluar bareng " gumam ku, kupikir suaraku tak akan terdengar Mas Evan karna sangat pelan sekali. " Apa Dek " " Ah, gak kenapa-kenapa Mas! " segera ku melangkahkan kakiku meninggalkan Mas Evan dikamar dan bergegas menuju dapur, Disana terlihat Abah dan Ibu Menunggu kedatangan kami. " Loh, Suamimu mana Sis? " tanya Ibu. " Oh, I-itu. Masih dikamar Bu " Sahutku. " Coba, Mas Evan dipanggil dulu Sis, Abah sama Ibu mau bicara sama kamu dan Suamimu" pinta Ibu. Baru saja ingin beranjak memangil Mas Evan, Ternyata Mas Evan Sudah berada dibalik pintu menuju dapur. " Nah, Itu Mas Evan Bu! " Aku yang tengah menatap orang asing yang selama ini belum pernah mengenalnya sama sekali, dan aku bahkan kini telah resmi menjadi istrinya, Aku belum bisa menerima kenyataan ini, Apa aku harus mulai menyukainya? . " Duduk lah, Van " Pinta Abah. Mas Evan segera mengambil kursi untuk duduk tepat di sampingku, Aneh sekali kenapa tiba-tiba ada rasa tidak nyaman ketika Mas Evan duduk didekat ku. " Van, Abah minta Maaf dengan Nak Evan karena harus ada diposisi seperti sekarang ini, Apa kamu merasa nyaman nak? Kenapa nak Evan mau saja menikahi Siska yang sudah menolakmu saat itu? " tanya abah " Evan Mencintai Siska Bah, walau Dek Siska belum mencintai saya tapi saya menyakini suatu saat nanti Siska akan menerima Evan sebagai suaminya Bah, Evan harap Abah jangan merasa tidak nyaman dengan Evan. " Ujar Mas Evan Siska yang sedari tadi hanya melahap makanan yang ada dimeja tiba-tiba Tersedak. refleks Evan mengambilkan air minum untuk Siska. " Jangan harap ya Mas, saya akan menyukai Mas Evan, Kalau bukan karena Abah dan Ibu, aku tidak akan menikah dengan mu Mas, Aku hanya tidak ingin orang tua ku menanggung malu karna pernikahan yang gagal ini !" teriak Siska, lalu beranjak pergi dari meja makan menuju kamar nya. " Sis ! Siska ! tunggu ! teriak Abah. Namun Siska tak menghiraukan panggilan dari Abah nya, dia tetap berlari menuju kamar nya. " Maaf ya Nak, Evan. Sikap Siska tidak sopan sekali dengan suaminya " ujar Ibu. " tidak apa-apa Bu, Evan paham perasaan Siska, Ya sudah kita lanjutkan saja makannya ya Bu, Bah, Nanti Evan akan bicara dengan Siska. Oh, iya Bu, Bah, Evan mau minta izin untuk memboyong Siska ke rumah Evan sendiri, Apa boleh? "tanya Evan. " Tentu saja boleh Van, Siska adalah istrimu Jadi terserah kalian saja mau tinggal dimana pun boleh " jawab Abah. **** Dikamar terlihat Siska yang tengah tertidur pulas dibawah selimut, hello Kitty berwarna pink putih. Evan menatap dengan rasa bersalahnya, karna harus memaksakan Siska menjadi istrinya. Namun niat Evan hanya ingin menjaga Nama baik keluarga Pak Abdul Aziz Dan juga sangat mencintai istrinya itu. Evan segera menuju ke pembaringan dengan batas dua guling yang tersusun, tentu yang menyusunya adalah Siska Ramadhan yang tak ingin dia bersentuhan dengan Sang suami Evan Setiawan. Bahkan Evan tak merasa kesal dengan sikap sang Istri dia merasa wajar karna sang istri Tak pernah merasa nyaman dengan pernikahan ini. Evan hanya bisa memahami nya, bahkan dia berjanji dengan dirinya sendiri dia tak kan mempersulit Istrinya jika berada dirumahnya nanti. Dia tak mau melihat wanita yang sangat ia sayangi setelah ibunya, merasa lelah. Bagaimanapun dia nantinya, Evan akan terus bersamanya dan akan membuatnya bahagia. Malam telah berlalu fajar mulai menunjukkan hadirnya, Matahari bersinar cerah. Cahaya yang masuk kedalam kamar membawa semangat baru. Namun seseorang yang tengah tertidur bersamaku saat ini mengejutkan ku," Mas Evan " Lirihku. bahkan aku lupa bahwa aku telah menjadi istrinya, tak lama Mas Evan pun bangun. " Selamat pagi Siska, " ujar Mas Evan laki-laki yang masih berada didalam selimut itu tersenyum Sopan dan hangat. " Iya, selamat pagi Mas " sahut Siska Ketika hendak turun dari kasur, kulihat ada dua koper yang tersusun rapi dan juga tas kecil. Setelah dilihat dengan benar aku mengenali dua koper berwana abu-abu dan pink Hello Kitty pikirku, namun bukankah koperku itu ada di dalam lemari kesayangan ku. Segera ku melangkahkan kakiku menuju lemari yang berada dipojok sudut kanan kamarku, benar saja di dalam lemari tak ku dapati selembar pun baju harian ku, yang ada hanya baju-baju dress mini koleksi ku dan juga koper kesayangan ku telah berpindah tempat " Siapa yang berani menyentuh barang-barang kesayangan ku ini, Ibuu ! " teriakku Abah serta Ibu segera menghampiri ku yang tengah berteriak sekencang mungkin. " Siska, ini masih pagi Kenapa kamu teriak-teriak sepagi ini ! " sahut ibu dengan nada kesal karena telah mengganggu tidurnya. " Siapa yang berani memasukkan baju-baju Siska kedalam koper ini, Siska tak pernah suka ada yang menyentuh barang-barang Siska ya Bu " ujar Siska. " Oalah, Ibu pikir ada apa Sis, Ibu yang sudah membereskan baju-baju ke dalam koper itu, sebab hari ini Mas Evan akan memboyong mu ke Rumah Mas Evan " " Siska tidak akan mau ikut ke rumah Mas Evan Bu, Siska akan tetap disini bersama Abah dan Ibu, apa Ibu mengusir Siska Bu? apa Abah dan Ibu Sudah Tak menyayangi Siska? Bahkan Mas Evan gak pernah nanya Siska mau ikut bersamanya atau tidak ? " Siska yang Terisak-isak menangis mengatakan, bahkan dia tak perduli dengan laki-laki yang tengah berada di sampingnya, yang kemungkinan berfikir kalau wanita yang ia nikahi masih seperti anak kecil. " Sis, kalian sudah menikah sepatutnya seorang istri akan selalu bersama suaminya, jadi ikutlah pergi bersama suami mu, Abah dan Ibu selalu menyayangi mu, Rumah ini selalu terbuka untukmu, jadilah istri yang Sholehah Nak. " Pinta Abah yang sedang memeluk erat putri kesayangannya, dengan mata berbinar. " Abah yakin kamu akan, Bahagia bersama Mas Evan "timpal Abah. Seketika dikamar itu suasana berubah menjadi mengharukan. Hanya Evan yang tidak menangis, Evan hanya terdiam menyaksikan Istrinya dan kedua orang tuanya menangis bersama. " Maafkan, Mas dek, Mas tak sempat mengatakannya, Karena Dek Siska, tidurnya sangat pulas sekali tadi malam " ujar Mas Evan. Siska hanya menoleh, dan sedikit menatap suaminya. " Baiklah, Abah, Bu , Siska mau tapi Siska akan sering-sering untuk kesini " Abah dan Ibu saling menatap dan hanya mengangguk kan kepala tanda mereka mengiyakan permintaan sang Putri tersayang nya. " Sudah-sudah, Siska biar mandi dulu Bah, biar mereka bisa siap-siap, kalau kita disini terus kapan mereka bisa " Ibu terdiam menghentikan pembicaraan ini dan hanya ada gelak tawa setelahnya. setelah Abah dan Ibu keluar dari kamar, Aku segera menuju kamar mandi, Setelah selesai mandi, aku yang masih menggunakan Bathrobe menatap diriku didepan cermin. Segera ku mencari pakaian di dalam lemari kesayangan ku, aku memilih memakai dress batik modern yang ku beli secara online. Tak lama, setelah selesai dengan aktifitas, aku berhias diri dengan sedikit sentuhan makeup dan Sedikit lipglos membuat bibirku sedikit merona. Ku lihat Mas Evan keluar dari kamar mandi yang hanya memakai handuk di bagian pinggang nya saja. " Oh, sial " gumam ku. " Mas tolong ya, pakailah baju didalam kamar mandi, minimal pakai kaos tanpa lengan jangan telanjang d**a seperti itu " " Iya Dek, jika kamu tidak suka, lain kali Mas akan memakai baju didalam kamar mandi saja" ucap Mas Evan. Setelah semuanya selesai kami berdua segera berpamitan dengan Abah dan Ibu, untuk segera pergi ke rumah Mas Evan. Tidak lupa Mas Evan juga mencium tangan Abah serta Ibu. " Kami pergi ya Bu, assalamu'alaikum " ujar Mas Evan. " Walaikumsalam, Hati-hati di jalan ya nak, Jaga putri kesayangan Abah dengan baik " pinta Abah. Dalam perjalanan, aku memberanikan diri untuk sekedar bertanya. " Mas, dirumah ada siapa aja? " tanyaku " Dirumah gak ada siapa-siapa, hanya ada kita berdua, Abi dan ummi tinggal bersama adik Sulung ku " jawab Evan. " Mas, sampai kapan pun aku tidak akan bisa menerimamu, jadi jangan paksakan aku untuk menuruti keinginan mu, walaupun kita tidur dalam kamar yang sama, namun aku ingin ada jarak disana, dan jangan pernah menyentuhku sedikitpun ! ingat ya Mas ! " dengan sedikit ku tekankan suaraku agar Mas Evan tau batasannya " Iya Dek " Dert .... dert Ku ambil ponsel ku ternyata ada sebuah pesan dari aplikasi berwarna hijau, Dari Mas Dimas. Seketika aku terbelalak melihat nama Mas Dimas yang tertera disana. DIMAS [ Dek, Mas minta maaf atas semua kesalahan Mas Dimas, tapi jujur saja Dek, Mas masih menyayangi mu hingga saat ini, Mas berharap kamu pun sama seperti Mas, Dek jika berkenan Mau kah Dek Siska menemui Mas besok pukul empat sore di Taman Mas Kencana ] Jantungku berdetak kencang mendapatkan pesan dari Mas Dimas, jujur saja aku pun masih mengharapkan nya, namun aku teringat dengan wanita yang tengah mengandung Anak Mas Dimas itu. Aku juga tak ingin bahagia jika ada seorang wanita yang bahkan berhak bahagia bersama Mas Dimas. Aku hanya mengabaikan pesan itu, dan tak ingin membalasnya. ternyata Mas Dimas termasuk orang yang benar-benar Nekad , bahkan dia meneleponku, tentu saja aku mengabaikannya, mana mungkin aku menerima telpon dari laki-laki lain sedangkan saat ini aku tengah bersama Mas Evan. Aku memilih Mode Diam untuk ponsel ku agar tak berisik. " Angkat saja Dek, siapa tau penting " ucap Mas Evan " Ngak Mas, ini hanya panggilan dari Mas Dim.... " DIMAS [ Dek, jika kamu tetap memilih tidak menerima bahkan membalas pesan ku, aku akan menemui dirumah suamimu ] Deggg....
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD