2

1581 Words
Pertandingan basket ini pun sudah dimenangkan oleh kelas IPS 2. Tentu saja disana banyak sekali anggota tim basket, bahkan ada kaptennya yaitu Gerald. Pantas saja jika mereka saat ini kalah dalam permainan basket ini. Namun anak-anak IPA 5 tidak mau kalah dalam permainan lainnya. Apalagi di permainan basket Puteri ini. Mereka berharap bisa memenangkan kali ini. "Udah pada siap menang kan guys?" teriak Ayu kepada timnya tersebut yang diantaranya ada Lini dan Raisa juga. Kebetulan dulu mereka memang sempat berlatih basket dan juga memainkan basket bersama-sama. "Siappp dong!" teriak mereka semua serempak dan sangat pede untuk menang. Mereka pun saat ini sudah berada di lapangan basket yang tadi di gunakan oleh cowok-cowok untuk tanding basket. Basket Puteri kali ini hanya bermain satu babak saja karena mereka nanti akan lebih fokus ke futsalnya. Permainan pun dimulai. Permainan ini sangat seru sekali karena dari kelas IPS 2 benar-benar memahami basket Puteri sementara kelas IPA 5 seperti sama sekali tidak memahami, mereka hanya sebatas bisa saja. Maka dari itu banyak sekali pelanggaran yang di lakukan oleh tim basket Puteri IPA 5. Bahkan tangan Raisa sampai lecet karena tadi terdorong oleh anak IPA 5. Namun walaupun tangannya lecet, Raisa tetap semangat untuk tim basket nya agar mereka dapat menang di pertandingan kali ini. Waktu tinggal 5 menit lagi dan sebenarnya tim basket Puteri IPS 2 sudah menang telak dengan perbandingan skor yang sangat tinggi jadi mereka saat ini mengambil langkah pertahanan saja. Lima menit pun sudah berlalu, mereka akhirnya menyelesaikan permainan basket ini dengan pemenang dari IPS 2 lagi. "Oke anak-anak kita kumpul dulu disini." ujar Pak Faris mengumpulkan mereka karena ada yang ingin Pak Faris sampaikan kepada mereka semua. "Untuk tim basket ini pemenangnya dari IPS 2 semua ya. Untuk yang IPA 5 kalian tidak usah kecewa karena ini namanya proses yang harus di jalani. Saya sebenarnya sudah tau jika tim Gerald nanti akan menang tapi tetap saya adalan pertandingan ini. Kalian tau kenapa? Karena saya ingin kalian semua belajar dari kegagalan. Kalian pikir Gerald bisa sampai menjadi ketua basket tidak ada halangan dan tidak ada kegagalan? Tidak mungkin. Dulu Gerald ini salah satu pemain yang sangat tidak layak untuk dipertahankan di tim saat masih SD. Tapi karena ini merupakan cita-citanya ia pun belajar dan terus belajar dari kegagalan hingga sampai seperti ini. Dia sukses dan semua pertandingan yang dimainkan pasti akan membawa pulang trophy," ujar Pak Faris dan Gerald pun memutar matanya karena lagi-lagi dirinya yang dijadikan contoh. Entah itu di Club atau di sekolah selalu saja dirinya yang dijadikan. "Untuk itu jangan berkecil hati ya. Permainan dari basket putera IPA 5 tadi tidak kalah bagus dari IPS 2. Hanya saja berbeda di jam terbangnya. Tapi saya punya catatan untuk tim basket Puteri IPA 5, kalian tadi main apa keroyokan? Sebelum main lebih baik kalian tahu aturan dalam bermain basket terlebih dahulu supaya tidak ada korban." ujar Pak Faris tersebut saat ini. Semua anak pun menerima penjelasan dari Pak Faris dan saat ini mereka pun berpindah tempat ke lapangan futsal indoor. Di perjalanan juga Raffa memeriksa tangan Raisa yang tadi kena lecet. Ia pun saat ini mengobati tangan Raisa dan memberi plester ke tangannya tersebut. Raisa berterimakasih kepada Raffa dan ia juga menyemangati Raffa pada saat ini. Raffa ikut bermain futsal mewakili kelas IPS 2. Pasti nantinya anak IPA 5 akan bingung menilai Raffa karena Raffa bahkan belum pernah bermain di SMA 45 karena ya dia merupakan siswa baru di SMA 45. Untuk yang lainnya mungkin mereka sudah bisa menebak kemampuannya, tapi untuk Raffa mereka masih mengawang-awang. Mereka tidak tahu saja jika Raffa itu ikut timnas futsal yang saat ini memang sedang libur karena tidak ada tanding. Raffa juga sedang cuti karena dirinya harus bersekolah terlebih dahulu. Tapi ia tetap selalu bertanding hanya saja tempat tandingnya pindah ke Bandung. "Yak yang futsal silakan ke bawah yang penonton di atas ya. Jangan lupa kasih semangat buat tim kalian!" ujar Pak Faris dan mereka sudah mempersiapkan diri mereka. Pak Faris pun meniup peluit tanda bahwa mereka sudah bisa bertanding saat ini. Raffa saat ini sedang meliuk-liuk kan badannya dan ia pun menjadi orang yang mengolkan pertama kali padahal belum ada satu menit pertandingan berjalan. Semua orang pun heran saat ini. Sementara itu Tim IPS 2 pun menjadi percaya diri saat ini karena ternyata Raffa bisa bermain futsal, bahkan kelihatannya ia sangat jago juga. Semua mata pun jadi memandang ke arah Raffa yang sangat jago memainkan bola itu. Saat ini anak IPA sedang mencoba mencari tahu siapa sebenarnya Raffa itu karena dia benar-benar jago dalam permainan futsal. Saat mereka search ternyata Raffa ini merupakan salah satu pemain timnas futsal. Pantas saja ia jago, mereka pun saat ini memprotes jalannya permainan futsal karena terlihat sangat tidak seimbang jika Raffa juga main. "Pak Faris stop dulu Pak. Ini mah ga adil pak! Masa ada pemain timnas yang ikut main ya jelas kita semua kalah!" teriak anak-anak kelas IPA 5 itu. Pak Faris dan beberapa siswa lainnya pun terkejut dengan omongan dari anak IPA 5. Pertandingan di hentikan sejenak karena anak IPA 5 semakin ribut saat ini. Sementara anak IPS 2 bingung dengan keributan yang terjadi itu. "Ada apa sih? Emang siapa deh yang anak timnas?" tanya Raisa tersebut. "Gua rasa Raffa deh Ca, karena selain Raffa kita semua kan tahu seluk beluk mereka. Kalo Raffa kan kita belum pernah tanya dia futsal dimana atau gimana gitu soalnya teknik yang dia pakek tadi gila banget. Dia kayak udah profesional gitu sih mainnya." ujar Ayu dan Lini pun setuju dengan Ayu itu. "Kalian ini kenapa? Siapa yang pemain timnas memangnya?" tanya Pak Faris yang juga penasaran dengan siapa yang dimaksud oleh mereka semua. "Itu pak yang anak baru yang tadi ngegolin. Dia anak timnas futsal pantes aja mainnya udah bagus gitu. Kalo ada dia ya pantes kita semua kalah pak!" ujar anak IPA 5 lagi dengan raut wajah yang sudah sangat kesal sekali. "Raffa, kamu pemain timnas?" tanya Pak Faris kepada Raffa tersebut. "Iya Pak, tapi saya lagi cuti Pak." jawab Raffa tersebut membuat yang lainnya tampak terkejut. Pak Faris pun mengangguk pada saat ini disana. "Baiklah, untuk IPA 5. Bapak rasa tidak masalah jika Raffa merupakan pemain timnas atau bukan. Lagi pula ini hanya sekadar permainan saja yang dilakukan ya anggap saja saat kalian semua gabut. Bapak kan tadi juga sudah bilang jika tidak ada proses yang instan. Intinya itu, jadi sekarang mau dilanjutkan atau tidak ini permainannya?" tanya Pak Faris kepada mereka. IPS 2 masih ingin lanjut dan akhirnya IPA 5 bisa ditenangkan sehingga permainan bisa di lanjut. Mereka semua pun bermain cukup apik. Raffa benar-benar mencerminkan pemian timnas juga. Permainan yang mereka mainkan itu akhirnya sudah berada di babak akhir dan lagi-lagi IPS 2 yang menang. "OMG kita menang gila. Ngeri ga sih kelas kita tuh olahraganya pada epic semua udah gitu juga di akademik juga bagus lagi," ujar Sarah salah satu anak IPS 2. Mereka setuju dengan perkataan dari Sarah tersebut. Dan saat ini Pak Faris kembali memanggil mereka supaya mereka berkumpul di bawah. "Baik. Bapak tidak mau setelah ini ada pertikaian antara kelas IPS 2 dengan IPA 5. Jadi bapak minta kalian semua sekarang berjabat tangan dan lupakan apa yang tadi sempat membuat kalian emosi," ujar Pak Faris. Mereka semua melakukan apa yang diminta oleh Pak Faris dan ternyata jabat tangan membuat mereka lebih tenang saat ini. Mereka semua sudah selesai disana. "Oke semuanya sudah clear ya disini. Karena kalian mainnya tadi sudah bagus, Bapak akan traktir kalian semua. Ayo kita ke kantin." ujar Pak Faris tentunya membuat kegaduhan disana karena mereka semua sangat senang. Siapa sih yang ga suka kata traktiran. Mereka pun berjalan di belakang Pak Faris saat ini. Semuanya belum istirahat lagi pula juga ini masih jam kedua, tadi mereka menyelesaikan pertandingan di jam pertama jadi si jam kedua ini mereka bebas di kantin dan di traktir oleh Pak Faris semuanya. "Tuh kan ga ketebak kan Pak Faris wkwk. Btw kamu kok ga bilang ke aku sih kalo.kamu itu pemain timnas Raf?" tanya Raisa kepada Raffa tersebut. "Ya buat apa aku bilang ke kamu sayang, kan aku juga lagi cuti permainan juga lagi ga ada kan wkwkw." ujar Raffa kepada Raisa tersebut dan mereka saat ini duduk di meja kantin. Kantin di penuhi oleh anak IPS 2 dan anak IPA 5. Mereka semua pun memesan makanan yang ada disana yang ingin mereka makan. Anak IPS 2 yang tadi kesal dan tidak bersemangat mengikuti olahraga di jam pertama itu pun rasanya ingin segera menarik ucapannya karena ternyata ini benar-benar menyenangkan. Bahkan privilage yang mereka dapat kan lebih banyak dari yang sebelumnya mereka dapat. "Kamu mau makan apa Raff?" tanya Raisa kepada Raffa tersebut saat ini. "Samain kayak kamu aja deh Ca, apa pun yang kamu suka kan aku juga suka wkwkw," ujar Raffa dan Raisa pun memesankan bakso untuk Raffa. Tak lama kemudian terdapat Milo dan beberapa temannya datang. Mereka juga tadi olahraga dengan guru lainnya. Mereka tampak berkumpul di meja Raisa. "Kok rame banget Ca? Ini kayaknya semua anak IPS 2 sama IPA 5 abis olahraga pada ke kantin semua ya?" tanya Milo diangguki oleh Raisa itu. "Iyapp A, ditraktir sama Pak Faris wkwkw. Soalnya tadi Pak Faris sih hampir aja memecah belah IPA sama IPS hahaha," ujar Raisa tersebut saat ini. "Wahh enak banget, gua mau ketemu Pak Faris mau minta traktir juga," ujar teman Milo dan beberapa yang lainnya mengikuti teman Milo itu untuk mencari Pak Faris dan juga meminta traktiran kepada Pak Faris tersebut.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD