9.

1274 Words
Suara bisik bisik di sekitarnya seolah ikut tertiup angin, membuat di sekitarnya seketika hening. Valencia tidak menyangka akan bertemu pria yang memiliki mata emas vertikal itu lagi, dan tak terpikirkan olehnya ternyata pria di depannya adalah Raja Tyndomére. Di pikiran Valencia seorang raja adalah pria tua dengan tubuh gemuk tapi siapa yang menyangka pikirannya sangatlah salah, seorang pria muda yang sangat tampan adalah raja kerajaan ini dan lebih parahnya mereka sempat bertemu. Pria itu tersenyum kearah Valencia " Kita bertemu lagi " Valencia tidak tahu harus mengatakan apa, ini pertama kalinya ia melihat seorang raja, memberikan salam hormat kepadanya adalah hal yang sulit ia lakukan sekarang. Semua orang menatap ke arah Valencia sekarang rambutnya sangat mencolok di antara semua orang seolah itu bercahaya di bawah pantulan sinar matahari, jubah hitamnya sangat kontras dengan kulitnya, yang lebih menarik perhatian mereka adalah wanita itu sangat berani bahkan tidak memberi hormat kepada Rajanya Empat orang yang berada di belakang Sorazen kini tidak bisa tidak melirik rajanya Apakah rajanya mengenal wanita ini? Apa yang akan ia lakukan? Lebih tepatnya semua orang memikirkan siapa wanita ini Di sisi lain toko Vionel keluar dari sebuah lorong terbuka, matanya langsung terarah ke orang-orang yang menunggangi kuda, pria itu langsung berlari saat matanya menangkap Valencia berdiri mematung di depan seseorang yang mendominasi " Vionel Dhaupin memberi salam kepada Paduka Yang Mulia " sapa pria itu yang baru tiba dan langsung berdiri di sebelah Valencia dengan menunduk hormat meletakkan tangan kanannya di d**a kiri Sorazen menarik sudut bibirnya ketika melihat Vionel juga berada disini " Dhaupin.... Lama tidak bertemu " " Maafkan adikku Yang Mulia " Vionel melirik ke arah Valencia yang kini menatapnya " beri salam kepada Raja " ucapnya kepada Valencia Wanita itu kini melihat Vionel dan Sorazen bergantian hingga pihak lain yang berada di depannya menaikkan sebelah alisnya " Salam Paduka Yang Mulia.... " Ucap Valencia dengan sedikit suara tertahan, wanita itu menunduk dan menekuk lututnya memberi hormat meski sedikit enggan " Aku tidak tahu kau memiliki adik seperti ini Dhaupin " Sorazen tersenyum licik ke arah Dhaupin dan matanya kembali melirik ke arah Valencia dengan senyum yang sama " Kalian menghalangi jalanku " ucap pria itu lagi dan memasang ekspresi dingin " Maafkan kami Yang Mulia " ucap Vionel yang langsung menarik Valencia untuk memberi jalan kepada Sorazen beserta pengawalnya " Aku menunggumu Dhaupin " teriak Sorazen setelah melewati mereka berdua Valencia tersentak ketika sekelebat bayangan kejadian merasuki penglihatannya setelah menatap mata pria itu, dimana punggung seseorang berdiri dengan pedang yang berlumuran darah di tangannya itu seperti bayangan buram. Jantung Valencia berdetak kencang visi itu kembali Kini Valencia menatap ke arah Vionel dan sekelebat bayangan kembali merasuki penglihatannya dimana ada lima orang yang bertarung,hanya sekelebat bayangan singkat dan buram entah siapa yang bertarung itu tidak terlihat olehnya. Melihat wajah pucat Valencia pria itu hanya tersenyum kearahnya dan langsung menarik tangannya " ayo.." Pria itu kini membiarkan tudung jubah Valencia terbuka menampilkan wajahnya, apa lagi yang bisa di lakukan semua orang sudah melihatnya Vionel terus menarik tangan Valencia menuju sebuah toko busana di bawah pengawasan semua orang, siapa yang tidak mengenal Vionel Dhaupin di ibu kota, tapi tatapan orang orang lebih tepatnya terarah ke seseorang yang bersamanya, ini pertama kali untuk semua orang melihat wanita itu di seluruh kerajaan Tyndomére, yang mengejutkan lagi adalah kata kata pria itu yang mengatakan wanita itu adalah adiknya di hadapan raja. Semua orang pun tahu Vionel Dhaupin tidak memiliki saudara. Archduke Verozen Tyndomére sangat mencintai istrinya yang seorang pelayan istana dan ia adalah satu-satunya " Ambil apapun yang kau suka, setelah itu kita harus pergi " Dengan gerakan cepat yang seperti detakan jantungnya Valencia mengambil beberapa pakaian yang ia butuhkan dan langsung menyerahkannya kepada pemilik toko itu dan langsung di bayar oleh Vionel . Valencia tidak mengerti kenapa visi yang di anggap seperti kutukan oleh Valencia itu kembali lagi setelah melihat pria bermata emas itu dan anehnya visinya hanya bekerja kepada pria itu Entah apa yang akan terjadi setelahnya Valencia berusaha menenangkan dirinya dan tidak membuat kekacauan, ada Vionel bersamanya " Kau baik baik saja? " Tanya Vionel kepada Valencia setelah mereka menunggangi kudanya dan berhasil keluar dari ibu kota " Aku baik baik saja " ucap Valencia yang sedari tadi memegang pergelangan tangan Vionel Mereka terus berjalan menunggangi kuda ke arah selatan untuk menuju gerbang perbatasan. Semua orang yang lewat terus melihat ke arah mereka berdua. Wilayah selatan pun tahu benar siapa Vionel Dhaupin tapi yang menarik perhatiannya adalah wanita yang berada di depannya kini sudah tidak menutupi wajahnya dengan jubah hitam yang seperti pertama kali mereka memasuki tempat itu. Vionel menarik kudanya untuk berhenti hanya untuk melihat beberapa kesatria berlari menuju arah barat wilayah selatan dimana ada dermaga disana. Seperti dugaannya benar Sorazen pasti menuju ke tempat itu. " Ada apa? " Tanya Valencia kepada Vionel yang tiba-tiba berhenti " Tidak ada " jawab pria itu yang memperhatikan orang-orang hingga pandangannya jatuh kepada pria yang berdiri di sudut sebuah bangunan, pria itu tersenyum ke arah Vionel yang di balas dengan senyuman juga oleh Vionel. Pria itu langsung memacu kudanya untuk bergerak cepat sebelum matahari benar benar tenggelam. Semburat jingga menghiasi langit yang terlihat dari celah dedaunan di tengah hutan Ryön. Cengkraman tangan Valencia tidak pernah lepas dari pergelangan tangan Vionel, membuat pria itu bertanya-tanya " Ada apa denganmu? " Tanya Vionel pada akhirnya " Tidak... Aku ingin bertanya " " Tanyakan " " Sepertinya kau mengenal raja dengan baik, apa aku benar? " " Hmmm..... Kami memang saling mengenal " " Aku pikir raja di kerajaan ini adalah pria tua berperut buncit " ucap Valencia yang membuat Vionel tertawa " Tidak... İa seumuran denganku " " Benarkah?... Aku tidak menyangka pria itu adalah rajanya, ia hampir memanahku karena mengira aku beruang di hutan ini " " Kau pernah bertemu dengannya sebelumnya? " Vionel menarik kudanya agar berhenti sedangkan Valencia tidak menjawab pertanyaan pria itu melainkan mencengkeram pergelangan tangannya dengan kuat perasaan mereka mulai waspada Tiba-tiba saja lima orang keluar dari balik pohon besar dan juga semak- semak, mereka membawa berbagai senjata di antaranya kapak, pedang dan juga sabit " Tangkapan bagus " ucap salah satu pria dan mereka langsung menyerang Valencia dan Vionel. Vionel langsung melompat dari kudanya, ia menarik belati dari sepatunya dan langsung menahan serangan pedang yang hampir mencapai tubuhnya, pria itu langsung menendang pihak lain hingga terlempar. Beberapa orang mulai menyerang secara bersamaan tapi hebatnya Vionel mampu menjauhkan mereka dari Valencia " Tetap disana " ucapnya kepada Valencia saat pria itu berhasil menebas leher salah satu bandit dengan pedang yang baru ia rebut Jantung Valencia seketika berdetak kencang saat melihat adegan berdarah di depannya, tapi ketika salah satu orang itu menyelinap di belakang Vionel yang ingin menusuknya dengan sabit Valencia langsung melompat turun " Awas.... " Teriak Valencia Dengan sigap Vionel berhasil menghindar Tetapi sayangnya karena teriakan itu salah satu bandit mendekati Valencia dengan membawa kapak tanpa ia sadari. Tepat sebelum kapak itu mencapai tubuhnya Valencia berbalik dan langsung menepisnya dengan angin hingga pria itu terlempar jauh dan menabrak pohon besar hingga pria itu langsung memuntahkan darah Kini perhatian semua orang teralih pada wanita yang baru saja melempar seorang pria. Vionel menatap Valencia tidak percaya, apa yang barusan ia lakukan? Melihat pihak lain lengah salah satu orang itu mengayunkan kapaknya ke arah Vionel, Valencia yang melihat itu tanpa sadar sudah mengulurkan tangannya dan bilah angin langsung melesat kearah pria itu yang langsung membuat ia terpental jauh dengan luka sayatan. Akhirnya Vionel tersadar dari ketermanguannya dan matanya membulat saat melihat pihak lain sudah terlempar jauh dan tidak sadarkan diri, melihat dua orang lagi yang juga ternganga Vionel langsung bergerak cepat dan menusuk mereka menggunakan pedang dan belatinya. *****†*****
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD