4. - Awal Dimensi

1493 Words
Suara kicauan burung terdengar mengalun di telinganya, perlahan Valencia membuka kelopak matanya, kepalanya terasa berdenyut, perlahan ia bangun dan duduk di tepi ranjang mengumpulkan sisa kesadarannya, setelah denyutan di kepalanya membaik ia merasakan tubuhnya ternyata duduk di atas tempat tidur, ia mengerjapkan matanya sekali lagi melihat sekitarnya. Ini bukan kamarnya melainkan sebuah kamar kecil dengan dinding kayu yang tampak sudah tua tapi berdiri kokoh, Hanya ada satu meja dan lemari kecil di ruangan itu tanpa ada benda lain. Beberapa baju yang tampaknya seperti jubah menggantung di sisinya Dimana ini? Rasa panik melandanya ketika Mengingat kejadian yang menimpa sebelumnya, ia langsung berdiri dan lari keluar rumah itu " Derian?.. " " kau sudah bangun? " Suara seorang pria yang berdiri di sebelah pintu rumah itu mengagetkannya, pria itu memiliki rambut coklat terang, mata hazelnya berkilau cerah sambil tersenyum pria itu membawa nampan berisi bubur " Siapaa kau? " tanya Valencia dengan wajah takut Pria itu masih tersenyum " Aku Vion, Vionel Dhaupin. Nona tenanglah aku tidak akan menyakitimu, sebaiknya kau duduk dulu dan makan terlebih dahulu " Valencia terdiam melihat pihak lain masih tersenyum tulus kepadanya, ia menuruti perkataan pria itu Diam- diam ia terus memperhatikan pihak lain sambil menyuap buburnya, sorot mata pria itu tidak menandakan bahaya " Nona bolehkah aku tahu namamu? " pria itu tersenyum memperhatikan wanita itu terus meliriknya dengan waswas " Aku.... Aku Valencia Liótrra " " Bolehkah aku tahu darimana nona berasal? " Valencia terdiam memikirkan sesuatu " Drummuir " Melihat pria itu menaikan sebelah alisnya Valencia kembali bertanya " dimana ini? " " Hutan Ryön, perbatasan kerajaan Tyndomére dan kerajaan Grécia " Valencia mengerutkan alisnya " Kerajaan Tyndomére, Grécia dimana itu? Aku tidak pernah mendengarnya " ia mulai mengalihkan penglihatannya melihat sekelilingnya ia baru sadar lautan hutan hijau membentang mengelilingi rumah itu Kali ini pria itu yang mengerutkan alisnya " Kerajaan terbesar di Alcøtra. Tidakkah nona tahu? Dari mana sebenarnya kau berasal? " Pria itu merasa heran kerajaan sebesar itu tidak ada yang tahu itu tidak mungkin bahkan pria itupun tidak tahu dimana itu Drummuir Alcøtra? Valencia menggeleng tempat apa itu? " Ini tidak di Scotlandia? " " Scotlandia? " Pria itu kembali bertanya dengan heran " Kau tidak tahu? Lalu di belahan bumi mana ini? " Alis pria itu benar benar tertaut sekarang " Ini negeri Alcøtra. Sebenarnya apa yang terjadi denganmu sampai tidak sadarkan diri di tengah hutan? " Valencia tersentak teringat kejadian yang menimpanya " Aku.. terjatuh dari atas tebing.." belum selesai ia mengatakannya wanita itu tersadar dengan keadaan tubuhnya " Tidak ada luka di lenganku? " Tanyanya heran " Nona tidak ada tebing disini dan tidak ada luka apapun di tubuhmu " Valencia benar benar kaget sekarang ketika menyadari ia mengenakan gaun berwarna hijau gradasi, rambut merahnya berubah menjadi platinum dengan semburat keemasan bahkan kulitnya seputih salju " Apaa.. apa yang terjadi? Kenapa rambutku berubah putih? Kenapa kulitku seperti mayat hidup? Apa gaun ini kau yang menggantinya? " Melihat wajah panik wanita itu dan pertanyaan yang beruntun Vion menarik nafasnya " Nona tenanglah, aku tidak mengganti apapun. Aku menemukanmu tidak sadarkan diri di tengah hutan dengan keadaanmu yang seperti itu " " Maksudmu aku sudah menggunakan gaun ini? Dan rambutku memang benar benar putih? " ia bahkan mengingat dengan jelas saat itu ia menggunakan pakaian yang biasa ia gunakan untuk berkuda dengan celana panjang bukan gaun " Benar nona " pria itu tersenyum " Jadi aku benar benar sudah mati? " Tanya Valencia ragu " Mati? " Pria itu menaikkan alisnya " Lalu kau berniat berkata aku bangkit kembali? " Aku jelas jelas jatuh dari tebing Pria itu tertawa menampilkan lesung pipinya " Apa yang terjadi sebenarnya? " " Aku hampir dibunuh dan aku terjatuh dari atas tebing lenganku terluka karena goresan belati. Dan sekarang aku hidup lagi dengan penampilan baru di tempat yang tidak aku ketahui. Apa tempat ini berada di dasar tebing? " Hampir dibunuh? Dimensi apa? Pria itu mengerutkan alisnya " Aku tidak mengerti nona mungkin memang benar kau bukan berasal dari sini. Aku sudah mengatakan tidak ada tebing disini " Valencia menghembuskan nafasnya gusar tidak mengerti dengan apa yang terjadi sebenarnya kenapa ia bisa berada disini Matanya mengamati sekelilingnya pohon-pohon hijau tumbuh menjulang tidak jauh dari tempatnya terdapat air terjun kecil yang mengaliri sungai kecil Pemandangan yang menyejukan cukup indah di pandang Apa aku di surga? Valencia mencubit tangannya " Aww.. " benar sakit jadi dia tidak mati atau di surga mungkin benar ia jatuh dan masuk ke dimensi lain " bisa kau ceritakan tempat ini? " " Aku akan menunjukannya langsung kepadamu nanti, istirahatlah, aku yakin kau tidak punya rumah dan tempat disini jika kau berasal dari dunia lain. Tinggallah disini " pria itu tersenyum Meskipun ia tidak yakin dengan apa yang terjadi sebenarnya dan asal wanita itu yang tidak masuk akal atau ini sebuah keajaiban pria itu tetap bersedia memberikan rumah untuk wanita ini tidak tega membiarkannya berkeliaran di luar sana ****** Valencia berdiri memperhatikan setiap inci rumah kecil itu. Hanya ada satu kamar di rumah itu yang di tempatinya Dimana pria itu tidur? Valencia menperhatikan lemari yang berada di sebelah pintu kamarnya ia berjalan mendekati lemari itu dan membukanya Matanya membulat melihat berbagai macam senjata yang tertata rapi disana Apa pekerjaan pria itu? Pemburu? Pembunuh bayaran? Tapi aku tidak melihat sorot pembunuhan keji dimatanya Valencia bisa melihat sifat, karakter seseorang sampai ke hatinya yang terdalam melalui mata seseorang meskipun tidak semua orang yang bisa ia lihat hingga sejauh itu tapi itu bakatnya sejak kecil meskipun kini visinya buram tidak lagi bekerja seperti dulu tapi bakat itu tidak hilang menyertai visinya Wanita itu berjalan keluar, ia melihat punggung pria yang sedang duduk dan melakukan sesuatu " Vion? " Pria yang di panggil Vion berbalik dan tersenyum ke arahnya " Ada apa? " " Apa yang kau lakukan? " Valencia melirik arah keranjang yang berisi dedaunan yang sedang pria itu bersihkan " Bahan obat-obatan? " Tebak Valencia dengan ragu " Benar " jawab pria itu singkat padat dan jelas " Kau memiliki banyak senjata " Pria itu menatap Valencia dan tersenyum lagi " Duduklah disini " pria itu menepuk tempat di sebelahnya Valencia masih berdiri diam sambil memperhatikan pihak lain " Kau melihatnya? " Tanya pria itu dengan ekspresi santai Valencia hanya mengangguk " Kenapa kau masih berdiri? Apa kau takut kepadaku? " " Tidak " wanita itu langsung berjalan mendekati pria itu dan duduk disebelahnya . Vion membalikan badannya menghadap wanita itu dan tersenyum menampilkan lesung pipinya " Bagus kalau begitu " " Aku tidak yakin siapa yang akan takut di antara kita " Vion menaikan sebelah alisnya " maksudmu? " Kini giliran Valencia yang tersenyum cerah " Kita lihat nanti " Pria itu mengabaikan kata-kata Valencia meskipun ia sebenarnya curiga kepada wanita itu siapa sebenarnya tapi ia sudah memilih bersedia merawatnya apapun yang terjadi ia berusaha percaya. Tidak ada alasan lain ia hanya merasa ada sesuatu di hatinya yang menariknya untuk melakukan itu " Aku tidak memiliki pakaian untukmu, aku akan mengajakmu ke kota untuk membeli beberapa pakaian yang bisa kau pakai, dan aku akan mengenalkan bagaimana negeri ini " " Aku tidak punya uang " Valencia langsung menunduk merasa dirinya miskin sekarang Pria itu tersenyum kearahnya " Tidak perlu khawatir, aku punya uang " " Apa sebenarnya pekerjaanmu? Aku melihat kau hanya berkeliaran disini saja dari kemarin " wanita itu memicingkan matanya curiga " apa kau benar benar perampok? Pembunuh bayaran? " Pria itu tertawa mendengar tuduhan yang dilontarkan wanita itu " Tidak benar. Tidak juga salah " " Apa maksudmu? Katakan saja yang sebenarnya jangan memutar dengan teka teki aku jadi mulai menduga duga kebenarannya " Vion lagi lagi tertawa mendengar kata-kata Valencia yang terdengar seperti hiburan untuknya di tengah sepinya hutan " Kau akan tau nanti " " Oh ya kenapa kau memilih tinggal di hutan?.....Dan sendirian " " Lalu kenapa kau memilih jatuh di hutan dan tidak sadarkan diri? " pria itu menjawab dengan menahan tawa " Kau.... " Wajah Valencia langsung cemberut " aku tidak tahu.. jika boleh memilih aku ingin jatuh di tempat yang indah " Vion tersenyum geli melihat wajah cemberut wanita di depannya " Tentu saja kau lebih cocok jatuh di tempat yang indah " pria itu tersenyum memperhatikan pihak lain yang bersinar terkena pantulan cahaya matahari rambut platinumnya memantulkan cahaya dengan semburat keemasan " kau seperti peri " " Aku tidak menyangka pria yang tinggal di hutan juga bisa memuji, tapi aku tidak tersanjung " Valencia mendengus Pria itu hanya tertawa " Jadi kau tidak berniat menjawab pertanyaan ku? " Tanya Valencia yang masih agak cemberut " Aku lebih suka tinggal di tempat sepi seperti ini " " Lalu keluargamu? " Vionel terdiam sesaat " tidak ada yang tersisa " Kini Valencia yang terdiam merasakan hal yang sama seperti pria itu " Aku juga merasakan kondisi yang sama.... Tidak ada yang tersisa " bisiknya pelan Melihat perubahan raut di wajahnya pria itu mengalihkan pembicaraannya " Aku lapar. Apa kau ingin ikut berburu bersamaku? " *****†*****
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD