14.

2320 Words
Di sisi istana kerajaan Grécia iringan besar baru saja melewati gerbang besar yang di jaga oleh beberapa prajurit, prajurit itu menunduk ketika melihat rombongan yang di pimpin seorang pria berjubah hitam dengan sulaman emas menghiasi setiap sisinya, lencana emas yang melambangkan kerajaannya menghiasi kerah baju pria itu, mata emas itu menyorot tajam kearah depan membuat orang yang melihatnya ketakutan seolah di detik berikutnya ia akan di terkam. Di belakang pria itu ada dua orang yang menggunakan jubah hitam dengan armor di setiap lengannya, dua pria itu adalah Edwin dan Zavier. Di belakang dua pria itu diikuti oleh 50 kesatria yang mengawal mereka dan sebuah kereta kuda berwarna merah berada paling belakang barisan. Semua prajurit istana Grécia langsung memberi jalan kepada tamu terhormat yang datang dengan iringan besar, seolah akan melakukan deklarasi perang, tapi bagi sebagian orang itu adalah hal yang di tunjukan untuk menegaskan kerajaan terbesar di Alcøtra. Sorazen turun dari kudanya ketika tiba di depan aula istana Grécia, banyak orang yang berdiri menyambutnya, pria itu berjalan tegas ke dalam aula yang diikuti dua orang di belakangnya. Seorang wanita cantik yang berjalan dengan elegan datang menyambut dari arah samping " Suatu kehormatan Yang Mulia Raja Tyndomére berkenan hadir, selamat datang di kerajaan Grécia Yang Mulia" ucap wanita itu dengan senyum cantiknya " Salam Hormat Ratu Grécia " jawab Sorazen tersenyum singkat, Mata pria itu beralih menatap ke arah belakang Ratu Grécia berdiri, pria itu tidak menyangka akan bertemu wanita itu lagi disini dan yang membuatnya menarik adalah Vionel Dhaupin juga disini datang bersama wanita itu Melihat mata Sorazen mengarah ke belakangnya Ratu Elvy mengikuti arah pandang pria itu dan berkata " Aku cukup kaget Vionel Dhaupin bersedia datang tidak bersamamu, tapi yang membuatku lebih tidak percaya adalah wanita yang bersamanya, Vion mengatakan itu adalah calon istrinya" " Calon istri? " Pria itu menaikkan sebelah alisnya. Jadi wanita itu sebenarnya adalah calon istri Dhaupin? " Benar " ucap wanita itu ragu dengan wajah suram Pria itu menarik sudut bibirnya dan tersenyum licik Sedangkan dua pria di belakang Sorazen mengerutkan kening mendengar itu, mereka tidak pernah melihat wanita seperti itu di negeri ini Melihat mata emas itu menatapnya tajam Valencia merasa cemas jantungnya berdetak keras. Sekelebat bayangan merasuki penglihatannya dimana banyak prajurit berkumpul yang sedang di pimpin seseorang. Valencia tersentak tanpa sengaja mundur dan menabrak punggung Vionel " Ada apa? " Tanya Vionel kepada Valencia dengan melingkarkan tangannya di perut wanita itu, tapi pandangannya mengarah pada Sorazen dan tersenyum kearahnya " Tidak... " Ucap Valencia dengan gugup, entah gugup karena penglihatannya atau karena Vionel yang memeluknya. Tapi saat wanita itu sadar akan situasinya dimana tangan Vionel melingkari perutnya ia mendesah pelan " apa yang kau lakukan? " bisiknya " Tetaplah seperti ini " jawab pria itu dan tersenyum kearah Valencia " aku punya rencana " Aula itu kini dipenuhi oleh lautan manusia yang entah dari mana, banyak orang yang menggunakan setelan formal dan banyak wanita yang menggunakan gaun cantik sedang berkumpul di salah satu sudut aula itu entah membicarakan apa, tapi orang-orang itu akan sesekali melirik kearah Valencia berdiri. Tidak ada lagi pria bermata emas itu dan ratu Grécia yang berada di tengah aula. Mereka pergi ke atas altar yang diikuti pengawalnya. Sebenarnya acara ini hanya acara jamuan biasa yang di hadiri oleh para bangsawan kerajaan Grécia untuk menyambut raja-raja dari kerajaan lain tapi tujuan sebenarnya hanya para penguasa yang tahu. Jamuan hanya pencitraan untuk memeriahkan. " Aku akan memperkenalkan kepadamu " suara Vionel mengalihkan Valencia. Pria itu menunjuk seorang pria yang memiliki rambut pirang dan menggunakan jubah berwarna merah duduk di salah satu kursi altar " Dia Nicholas Vïrgan raja kerajaan Vïrgan " lalu Vionel menunjuk pria di sebelah Raja Vïrgan " Dia Derick Amaéris Raja kerajaan Amaéris " " Untuk yang itu kau sudah tahu sendiri Raja Tyndomére dan Ratu Elvy Grécia " " Untuk apa raja raja berkumpul? Bukankah biasanya setiap kerajaan akan bermusuhan? " Tanya Valencia " İtu benar, hanya kerajaan yang dekat dengan Tyndomére akan memiliki hubungan baik mereka adalah kerajaan kecil " " Untuk apa mereka berkumpul disini? " " Sebenarnya untuk membangun aliansi dan strategi karena kekacauan terjadi di utara kerajaan Storné dan Vïrgan " tepat setelah Vionel mengucapkan itu seseorang datang menghampiri Vionel dan berbisik kearahnya " Tetap disini jangan pergi kemanapun " ucapnya kepada Valencia " Kau mau kemana? " " Aku harus pergi " pria itu mengusap lembut rambut Valencia dan langsung pergi mengikuti pria tadi, semua orang yang berada di altar sudah tidak ada di tempatnya Sedangkan Valencia berdiri linglung tidak tahu harus apa, musik mengalun di tengah aula suara riuh orang-orang yang berada disana membuat aula itu tampak hidup, mengabaikan orang-orang penting di atas sana tidak lagi terlihat Di sisi lain Sorazen berjalan bersama raja lain yang tadi duduk bersamanya menuju ruangan tertutup, pria itu dengan sengaja memperlambat langkah kakinya ketika melihat Vionel datang menyusul. " Edwin " panggil Sorazen dengan suara kecil yang tidak di dengar siapapun Pria yang bernama Edwin langsung sigap menghampiri Sorazen ke sisinya " Ada apa Yang Mulia? " " Awasi wanita itu " titahnya Edwin hanya mengangguk sambil melirik kearah Vionel yang tidak jauh darinya, Setelah mereka semua masuk kedalam ruangan besar yang megah. Edwin hanya berdiri di depan pintu pria itu melirik kearah Zavier dan mengangguk. Valencia berdiri di sudut aula sambil memegang segelas wine memperhatikan beberapa orang yang sedang berdansa di tengah aula dengan suara musik yang mengiringi, wanita itu tidak tahu jika seorang pria berdiri tidak jauh darinya sedang menatap kearahnya Pria itu menyipitkan matanya tidak bisa tidak berpikir dari mana wanita ini berasal ia tidak pernah melihat wanita secantik itu dengan rambut bercahaya, pria itu mengakui jika wanita ini sangat cantik dan mencolok diantara orang-orang yang berada di aula ini. Calon istri Vionel apakah benar? Untuk apa dia mengawasi calon istri orang lain Pandangan Valencia tiba-tiba tertutupi oleh tubuh seseorang, wanita itu mendongak melihat wajah yang menghalanginya " Suatu kehormatan jika nona berkenan berdansa denganku " pria itu tersenyum dan mengulurkan tangannya " namaku Kenan Zolyd maukah nona berdansa denganku? " Valencia menatap pihak lain dengan bingung antara menerimanya atau tidak, pria di depannya sangat mirip dengan Derian hanya saja tubuhnya lebih tinggi, Valencia tidak bisa tidak berpikir apa Derian juga ikut masuk ke dimensi ini? Ah tidak dia berbeda " Aku tidak bisa berdansa " ucapnya pada akhirnya setelah keluar dari pikirannya " Aku akan membimbingmu " ucap pria itu dengan senyumnya Valencia akhirnya menerima ajakan itu dan meraih tangan pria yang tidak ia kenal, ia tidak enak hati menerima tawaran baik pihak lain, hanya berdansa tidak masalah bukan? İa juga tidak tahu harus melakukan apa selain berdiri seperti patung di sudut aula Pria yang bernama Kenan itu menarik pinggang Valencia membimbingnya dengan pelan mengikuti irama dansa " Bolehkah aku tahu namamu? " Tanya pria itu di sela sela musik dansa yang mengalun " Valencia " jawabnya singkat ia merasa lega karena bisa mengimbangi gerakan dansa pria itu tapi yang sangat dia sayangkan adalah dansa pertamanya dengan seorang pria tidak dikenalnya " Kau sangat cantik nona " ucapnya dengan senyum yang sama persis dengan Derian " Terimakasih.. " jawab Valencia sambil mengambil gerakan memutar. Sebenarnya ia tidak tahu bagaimana rupanya sekarang apakah sama dengan rupanya saat di dunianya atau tidak, ia tidak pernah bercermin sampai saat ini karena rumah tua Vionel sangat kuno Ketika musik berhenti dan dansa itu berakhir Valencia langsung melepas pegangan tangannya dan ingin beranjak pergi tapi tangannya di tahan " Tidak ingin berdansa lagi? " Tanya pria itu lagi " Tidak aku berhenti sampai disini " ucapnya langsung menarik tangannya dan pergi " Sayang sekali " ucap pria itu dengan senyum misterius Ketika Valencia pergi kearah tempat awalnya bersama Vionel tadi tak sengaja matanya bertatapan dengan mata hazel pria berjubah hitam yang juga menatap kearahnya Bukankah dia? *****†***** . " Senang bisa berkumpul setelah sekian lama " ucap satu-satunya wanita yang berada di sana " Aku ingin mendengarkan apa yang terjadi " ucap Derick Amaéris tidak ingin berbasa-basi " Yang Mulia Vïrgan anda bisa menjelaskannya langsung " ucap Ratu Grécia Kerajaan Grécia adalah kerajaan yang letaknya strategis berada di tengah-tengah antara kerajaan Tyndomére, Vïrgan dan Amaéris. Karena letaknya kerajaan ini adalah tempat yang paling tepat untuk mengadakan pertemuan antar kerajaan, selain itu Kerajaan Grécia adalah kerajaan yang paling netral dan satu-satunya kerajaan yang di pimpin oleh ratu di seluruh Alcøtra. Selain itu ada kerajaan Storné yang letaknya bersebelahan dengan kerajaan Vïrgan, ada juga kerajaan Chlódyas yang berdiri terpisah dari daratan, di ujung barat adalah kerajaan Dravórdi yang merupakan kerajaan terbesar kedua di Alcøtra, kerajaan itu terkenal dengan kerajaan tertutup yang konon katanya memiliki penyihir sebagai pelindungnya hingga sulit di taklukkan dan tidak ingin berinteraksi dengan kerajaan lain, sedangkan kerajaan Tyndomére terkenal akan Sang naga kembar yaitu dua pemimpin dengan kekuatan militer terbesar. " Aku menyampaikan jika kerajaan Storné saat ini sedang dalam kekacauan, raja Storné tidak sadarkan diri dua minggu yang lalu dan putranya mengambil alih kekuasaan dengan mulai membantai orang-orang yang menolaknya, pangeran itu mulai memperluas wilayah kekuasaannya, kalian tahu sendiri jika kerajaan Storné adalah penghasil tanaman racun, dan obat-obatan terlarang, pangeran Storné menyabotase banyak orang demi melancarkan pengembangan wilayah jajahannya " " Apa pangeran itu gila? " Tanya Derick Amaéris tidak habis pikir Pria bermata emas itu kini membuka matanya yang sedari tadi terpejam ketika mendengar kata menyabotase obat-obatan terlarang yang dikatakan raja Vïrgan " Penyelundupan " hanya kata itu yang Vionel ucapkan berhasil menarik mata emas itu untuk menatapnya " Bukankah itu sudah jelas, jika pangeran Storné berhasil menyelundupkan beberapa barangnya di setiap kerajaan maka itu artinya ada beberapa orang yang bersedia bekerja sama dengannya " ucap Ratu Grécia " Perang akan pecah di utara " ucap Nicholas Vïrgan Mata Vionel dan Sorazen beradu saling menatap satu sama lain, mereka duduk berseberangan " Apa kejadian dua tahun lalu akan terulang lagi di utara? " Derick Amaéris berkata sambil memijat tengkuknya " Sepertinya ini lebih rumit " kata Elvy Grécia " Kita akan bergabung kembali " ucap Nicholas Vïrgan " Aku akan menyelidiki " ucap Vionel tapi matanya hanya menatap Sorazen Di luar aula istana, setelah pertemuan itu berakhir para penguasa langsung pergi meninggalkan kerajaan Grécia. Vionel menemukan Valencia sedang berdiri di depan aula memegang jubahnya yang ia titipkan tadi pada pelayan istana. " Kenapa kau menunggu di luar? " Tanya Vionel saat ia sudah berdiri di sampingnya " Aku bosan di dalam, Apa yang kau lakukan sebenarnya? " " Hanya melakukan pertemuan, ayo kita pulang " ucap Vionel sambil memakaikan jubah Valencia Vionel memacu pelan kudanya ketika melihat punggung seseorang yang menunggangi kuda berada di depan gerbang istana Grécia bersama iringan prajurit. Pria itu menghentikan kudanya tepat di sebelah Sorazen yang seolah sedang menunggunya " Yang Mulia " Valencia mendongak melihat orang yang berada di depannya yang di sapa Vionel " Kau yakin dengan keputusanmu? Aku yakin kau tahu sesuatu " tanya Sorazen tidak ingin berbasa-basi " Aku harus memastikan sesuatu " jawab Vionel Sorazen melirik wanita yang berada di depan Vionel. " Kembalilah " ucapnya langsung menarik kudanya dan pergi diikuti banyak prajurit di belakangnya Valencia mengerutkan keningnya tidak bisa tidak memikirkan hubungan dua pria ini, ada banyak hal yang belum ia ketahui dan Vionel tidak pernah menceritakannya secara detail Vionel memacu kudanya kearah hutan di sebelah istana Grécia, jalur yang ia lalui saat datang kemari. İtu sudah tengah malam saat mereka memilih kembali, sebenarnya ratu Grécia sudah menyiapkan kamar untuk para tamu terhormat tapi di tolak oleh mereka semua dan memilih kembali ke kerajaan masing-masing " İni gelap " ucap Valencia membelah suara binatang malam yang terdengar bersama hentakan kuda " Kau takut? " Tanya Vionel yang berbisik di telinganya Valencia merasa merinding mendengar suara bisikan pria itu di tengah hutan gelap seperti ini " Tidak.... Hanya saja ini sulit untuk melihat di depan sana " " Apa yang ingin kau lihat? " Tanya Vionel sedikit main-main Tubuhmu! Hampir saja Valencia mengucapkan kata itu sedikit keras karena mendengar nada bicara pria itu " Bagaiman jika ada hantu di depan sana? Atau pembunuh? " Pria itu tertawa mendengar pertanyaan Valencia " Tidak ada apa-apa " Sebenarnya hutan itu tidak sepenuhnya gelap, ada cahaya bulan yang menerangi dari sela-sela dedaunan " Benar, kenapa semua raja pulang? Apa kerajaan itu tidak memberikan tempat untuk tamunya istirahat? İni bahkan sudah tengah malam " " Semua memilih pulang untuk mengurangi resiko yang terjadi di kerajaan masing-masing" " Memang apa yang akan terjadi? Bukankah akan bahaya jika raja pulang tengah malam " Wanita ini cukup pintar untuk memikirkan hal seperti ini pikir Vionel " Hmmmm... Mereka membawa banyak pasukan " Di jalan utama yang menghubungkan kerajaan Grécia dan Tyndomére seseorang memacu kudanya cepat dari arah belakang menyusul orang yang menunggangi kuda paling depan " Yang Mulia, mereka melewati jalur hutan yang berada di sebelah istana Grécia " Sorazen mengangguk " aku ingin kau mengirim mata-mata ke kerajaan Vïrgan dan utus seseorang untuk mengawasi wilayah selatan " " Zavier temui Dhaupin besok, katakan aku ingin bertemu dengannya secara pribadi. Utus juga seseorang menemui duke Geoffrey untuk datang ke istana " lanjut pria itu dengan tatapan lurus terus memacu kudanya menuju gerbang ibu kota Sampai di istana Sorazen langsung menuju ruang kerjanya diikuti Edwin di belakangnya, pria itu menolak ke kamarnya untuk istirahat. Kristal malam masih bersinar terang menyinari seluruh sisi istana, hanya ada prajurit yang berjaga di setiap sisi, istana itu tampak tenang saat malam hari. " Edwin.. aku yakin pria itu akan menolak menemuiku secara pribadi ke istana. Dia lebih suka bergerak sendiri " pria itu menyandarkan tubuhnya di kursi kebesarannya tampak banyak berpikir " Katakan pada Zavier jika pria itu menolak dia bisa langsung membantunya " " Baik Yang Mulia " jawab Edwin " Cari tahu tentang wanita itu " Kali ini Edwin menatap rajanya, tidak bisa tidak berpikir untuk apa. Tapi perintahnya adalah hal mutlak untuknya dan harus di laksanakan, Edwin sangat tahu semua hal tentang rajanya mereka tumbuh bersama. " Baik Yang Mulia " ucap Edwin pada akhirnya *****†*****
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD