28.

1227 Words
Demi Tuhan, demi masa lalu Vionel Dhaupin, demi whiskey-whiskeynya yang di habiskan oleh penjaga toko. Valencia merasa lebih baik dirinya berjalan kaki saja, dari pada harus menunggangi kuda bersama pria bermata emas ini. Valencia benar-benar merasa lehernya sakit sekarang karena terlalu tegang fokus ke depan, ia tidak bisa menoleh sedikitpun. Wajah pria itu berada tepat di sebelah Valencia, bahkan sesekali pria itu akan menyandarkan dagunya pada pundak Valencia Terkutuk! Bahkan hembusan nafas pria itu terasa seperti menggoda di leher Valencia membuatnya merinding. Tangan kiri pria itu berada di atas perut Valencia memeluknya kuat dengan tongkat yang juga ia pegang disana. Valencia merasa tubuh pria itu sangat kaku untuk dijadikan sandaran, bukan nyaman yang ia dapatkan sekarang melainkan keadaan yang menyiksanya sepanjang perjalanan yang cukup jauh. Sesekali Vionel akan melirik kearah mereka dan terbatuk, tapi Sorazen dengan sengaja mempererat pelukannya pada pinggang Valencia dan mencondongkan tubuhnya kedepan agar menempel dengan wanita itu Valencia ingin berteriak kenapa dirinya harus berada di dimensi ini, berada di tengah-tengah dua pria ini. Aku memilih Vionel Dhaupin! Aku lebih terbiasa dengannya Valencia menghembuskan nafasnya kasar, menahan emosi yang membuat lehernya semakin sakit. Sorazen diam-diam menyunggingkan senyumnya, ia dengan sengaja mencondongkan tubuhnya ke depan " Kau merasa senang seperti ini? " Bisik Sorazen tepat di telinga Valencia, bibir pria itu dengan sengaja menyentuh telinga Valencia membuat tubuhnya meremang Tanpa sengaja tangan Valencia meremas tangan pria itu yang melingkar di perutnya, membuat Sorazen kembali menarik sudut bibirnya Valencia memejamkan matanya berusaha menahan emosi dan hal aneh yang menjalar dari ujung kaki hingga ujung rambutnya Senang katanya? Valencia menggertakkan giginya tampak berpikir mempertimbangkan bagaimana jika dirinya menggulung pria di belakangnya ini dengan angin saja agar sakit lehernya tidak merambat ke kepala " Aku tau kau sangat menyukai posisi ini " bisik Sorazen lagi dengan menekankan kata 'sangat'. Pria itu melirik ke arah Vionel yang juga melihat kearahnya " Tolong jauhkan kepala anda Yang Mulia" sahut Valencia akhirnya setelah berpikir jahat yang akan merugikan dirinya sendiri Sorazen kembali menarik sudut bibirnya hingga taringnya mencuat " Aku tahu kau tidak sabar menjadi ratuku, tunggu sebentar lagi kita akan sering melakukan ini " Valencia benar-benar ingin menarik seluruh atmosfer yang ada di dimensi ini, rasa sakit lehernya benar-benar sudah mencapai ubun-ubun Tidak sabar? Tidak sabar dari sudut mana?. Benar, aku tidak sabar menggulungmu dengan tornado! Valencia ingin berteriak, tapi ia menahannya dengan menggigit bibir bawahnya. ***** Di sisi lain istana Tyndomére, seseorang tampak berdiri di koridor yang terbuka, memandang sisi halaman istana yang tampak megah. Seorang pria berjalan tergesa-gesa kearah seseorang yang berdiri sendiri di koridor istana. " Tuanku " ucap pria yang baru saja datang " Kau baru saja tiba? " " Benar Tuanku " " Apa yang bisa aku dengar? " " wanita itu... " Pria itu diam tampak berpikir bagaimana mendeskripsikannya " Sebenarnya, wanita itu mencari raja Tyndomére. Ada pertempuran yang terjadi dengan Yang Mulia raja " " Bagaimana itu terjadi? " Akhirnya dirinya mengetahui dimana Rajanya sekarang berada " Saya tidak tahu tuanku, saat melihat itu, wanita itu langsung berlari ke arah pertempuran " pria itu tidak bisa mendeskripsikan, jika di katakan berlari itu tidak benar karena matanya bahkan tidak bisa menangkap bayangan wanita itu yang bergerak cepat seperti menghilang, ia pikir dirinya terkena ilusi dari hutan. " Lanjutkan " ucap yang di panggil tuan " Wanita itu.... " Bibirnya terasa kelu karena dirinya juga tampak kagum saat mengingat wanita itu " Wanita itu memiliki burung elang yang besar " " Burung elang? " " Benar Tuanku, saya melihat dengan mata kepala saya sendiri burung elang itu hinggap di tangan wanita itu" pria itu terdiam sejenak " Maafkan saya tuanku, wanita itu bahkan mengetahui saya mengikutinya " lanjutnya " Cukup menarik " ucapnya dengan senyum yang terukir di wajahnya Suara derap langkah kembali terdengar di ujung koridor, pria itu berbalik menunggu seseorang yang berjalan mendekat kearahnya " Perdana Menteri " sapa seseorang yang baru saja tiba " Ada apa tuan Dimitri? " " Yang Mulia raja tidak ada di istana " " Yang Mulia sedang menyelidiki sesuatu keluar istana " ucap pria itu dengan wajah tenang " Kenapa raja muda itu tidak pernah memberi tahu kita apa yang akan ia lakukan " ucap pria itu dengan nada kesal Perdana Menteri Wilton tersenyum " Mungkin ada alasan lain yang membuatnya tidak mengatakan apapun " " Benar, aku sangat penasaran dengan wanita yang di pilih langsung menjadi calon ratu itu " ucap Dimitri yang kini benar-benar menatap Perdana Menteri " Kenapa anda tidak meminta seseorang untuk menyelidikinya? " Dimitri Tórez tampak berpikir " Benar. Aku akan melakukannya " • Ketika rombongan yang di pimpin langsung oleh raja Tyndomére memasuki ibu kota, itu sudah sore hari dimana matahari sebentar lagi akan tenggelam. Sorazen berjalan paling depan dengan Valencia yang masih berada di pelukannya, kepalanya tidak tertutupi tudung jubah, memperlihatkan wajah cantiknya dengan rambut platinumnya yang sangat mencolok. Sorazen dengan sengaja ingin menunjukkan wanita itu. Pria itu tidak bisa menahan seringaiannya ketika rencananya berjalan lancar. Banyak pasang mata dari rakyatnya yang melihatnya memeluk seorang wanita yang satu kuda dengannya. Setelah menunduk memberi salam kepada Sorazen, banyak yang terlihat diam-diam melihat kearah Valencia. Hanya beberapa orang yang hadir di istana kemarin dalam acara perayaan musim gugur mengetahui siapa wanita itu. Vionel yang berjalan di sebelah Sorazen, melirik ke arah dua orang yang menunggangi kuda dengan mesra di depan rakyatnya sendiri. Dirinya tidak bisa tidak memaki sepupu liciknya ini dalam hati. Setelah rombongan itu cukup jauh banyak bisik-bisik terdengar, banyak yang menduga jika wanita itu memiliki posisi istimewa, hingga raja pergi dari istana dan menjemput wanita itu. Tapi terdengar lagi dari seseorang yang berkata bahwa wanita itu yang kemarin malam berdansa dengan raja Tyndomére. Semua orang tampak antusias mendengar ketika seseorang berkata jika wanita itu kemungkinan adalah calon ratu Tyndomére, melihat penampilannya yang sangat cantik dan berbeda bahkan Rajanya sendiri terang-terangan memeluk wanita itu saat lewat tadi tidak bisa tidak mengagumi wanita itu karena tampak serasi dengan Rajanya yang tampan. Tetapi banyak juga gadis bangsawan yang merasa iri dan kesal karena bukan dirinya yang berada di pelukan Rajanya. Sesampainya di gerbang istana, kesatria kerajaan langsung berbaris menyambut Sorazen bersama rombongan pasukan elite kerajaan. Tidak jauh dari sana Perdana Menteri Wilton dan Dimitri Tórez juga berjalan mendekat akan menyambut Rajanya yang diam-diam meninggalkan istana " Salam Paduka Yang Mulia " ucap Perdana Menteri dan Dimitri Tórez bersamaan ketika Sorazen turun di depannya dan membantu wanita yang berada satu kuda dengannya turun Sorazen tidak menjawab, ia hanya fokus membantu Valencia turun " Bolehkah saya tahu kenapa Yang Mulia meninggalkan istana? " Tanya Dimitri Tórez tapi matanya melirik ke arah Valencia " Bolehkah aku tahu kenapa anda berada disini? " Tanya Sorazen, ia melirik Perdana Menterinya juga Dimitri Tórez langsung tergagap ketika di tanya bukan di jawab. Mata Sorazen berkilat dingin membuat nyalinya menciut " Ituu.... " Dimitri tampak berpikir " Saya datang untuk menemui anda Yang Mulia " " Katakan " Sorazen langsung berjalan melewati Dimitri sambil menarik tangan Valencia, ia sempat melirik Perdana Menteri Wilton yang tersenyum kearahnya Dimitri melihat kearah Vionel yang juga menatapnya tajam, pria itu langsung berbalik menyusul Rajanya " Yang Mulia, aku menyampaikan tentang Duke Geoffrey " " Sampaikan saja pada Dhaupin! " Teriak Sorazen dengan tegas, pria itu sudah berjalan jauh bersama Valencia Sedangkan Dimitri dibuat tidak bisa berkata-kata, ia menghentikan langkahnya dan berbalik untuk melihat Vionel yang sedang berhadapan dengan Perdana Menteri Wilton. *****†*****
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD