Dug dag dug dag dug dag dug
Kira-kira seperti itulah suara musik yang menemani goyangan asoy tamu setia club ini.
Rania. Salah satu orang yang berada didalam tempat tsb.
"Eh gila. Lama banget lu" ucap Gilang yang sudah stay disofa yang tersedia diruangan tsb
"Tadi gue ijin dulu, gue kan anak baik."
"Idih," cibir Gilang.
"Eh udah deh lu pada. Yang penting kan kita udah disini. Yakali ke sini cuma buat berantem" ucap Heri menengah
"Tau tuh Bolang" ucap Rania
"Eeh enak banget dah lu ganti-ganti nama gue. Buat tumpeng dulu baru bisa ganti nama" ucap Gilang tak terima
"Yaelah tumpeng doang. Ntar gue bikinin menara tumpeng buatlo biar puas" ucap Rania
"Eh udah deh. Capek gue denger lu bedua ribut" ucap Heri malas
"Yee, siapa juga yang nyuruhlu denger" ucap Gilang
"Kedengeran b**o. Disuruh juga gamau gue" ucap Heri malas
"Yaudah Her, gausah temenan ama Gilang. Mending kita kesana aja" ucap Rania sambil menarik lengan Heri menjauh
Rania dan Heri berjalan menuju bartender.
"Eh anjirr. Tungguin" ucap Gilang sambil berlari mengikuti Rania dan Heri
Meja bartender
Rania duduk sambil meminum birnya yang terhitung sudah 4 gelas.
"Hai" sapa seseorang kepada Rania
"Oh, hai" sapa Rania
"Boleh kenalan gak?" tanya orang tsb
"Gue bilang ga boleh juga lo mau tetep kenalan" ucap Rania
"Eheheh.. tau aja lo. By the way, namalo siapa?" tanya orang tadi
"Rania" ucap Rania singkat
"Oh, kenalin. Gue Bintang" ucapnya sambil mengulurkan tangannya untuk berjabat
Rania membalas jabatan tangan Bintang, lalu melepaskannya.
"Lo masih sekolah?" tanya Bintang
"Enggak" ucap Rania singkat
"Kenapa?" tanya Bintang heran
"Udah malem" jawab Rania singkat
"Vangke" ucap Bintang gemas
"Eh Ran, dia siapa?" tanya Gilang yang baru saja datang entah darimana bersama Heri
"Bintang" ucap Rania
"Emang lo kenal?" bisik Gilang
"Baru aja sih" ucap Rania
"Kenalin, gue Bintang" ucap Bintang kepada Heri dan Gilang
"Gue Heri" ucap Heri
"Gue Gilang" ucap Gilang dengan tatapan curiga kepada Bintang
"Tenang aja, gue bukan penjahat kok" ucap Bintang kepada Gilang
"Gaada yang bilang lo penjahat kali" ucap Rania
"Ya takut aja salah paham kan. Haha" ucap Bintang diakhiri tawanya
Rania melirik Gilang dan Heri, "udah deh Lang. Gaboleh curigaan jadi orang" ucap Rania
Ya kalau kalian ingin tau, Rania sebenarnya adalah orang yang bersahabat kepada siapapun.
Hanya saja banyak orang yang menganggapnya sombong. Jika baru kenal, Rania jarang menunjukkan sikapnya, tapi beda saat ini kepada Bintang. Mungkin karna dia berfikir bahwa Bintang orang yang baik dan tidak sombong.
Karena prinsip Rania :
Lo baik, gue baik.
Lo jahat, gue lebih jahat.
Mereka melanjutkan percakapannya dan bersenang-senang hingga pukul 03.40 wib.
Rabu
08.03 wib
Rania begitu malas dan bosan mendengarkan pak Abi, guru BK di sekolahnya berceramah kepada siswa/i yang terlambat termasuk Rania dari 30 menit yang lalu.
"Baiklah. Mungkin itu saja. Sekarang kalian boleh bubar dan meminta surat keterangan terlambat kepada Ketua Osis" ucap pak Abi "dan kamu Rania, jam istirahat nanti temui saya diruangan saya"
"Iya pak" ucap Rania malas
"Ya sudah. Sekarang kalian boleh pergi" ucap pak Abi
Ruang Osis
Setelah Jidan, siswa kelas 11 ips 2 selesai Rania langsung maju menghadap Aldo.
Saat melihat Rania, Aldo langsung menuliskan keterangan dikertas yang terletak diatas mejanya. Karna ia sudah tau alasan Rania terlambat, yaitu kesiangan.
"Hm" gumam Aldo sambil memberikan kertas tadi
Rania langsung mengambilnya dan hendak pergi.
"Ntar" ucap Aldo menghentikan langkah Rania
"Yaelah, dia lagi. Bosen gue liatnya" ucap Anisa
"Hobi banget masuk ruangan Osis, mau caper lo?" ucap Sinta
Rania diam tanpa memperdulikan omongan Anisa dan Sinta.
"Lo pulang jam berapa tadi malem? Kenapa ga ngasi tau gue?" tanya Aldo pelan, hingga yang mendengarnya hanya Rania
"Bukan urusanlo" ucap Rania
"Terserah sih. Tapi jangan salahin kalo gue bilang sama ortu lo kalo lo telat gara-gara lo pulang kemaleman dari klub" ucap Aldo datar
Rania menatap Aldo dengan tajam. “Kalo sampe ortu gue tau, ati-ati aja lo.”
Aldo mengangkat kedua bahunya dengan acuh tak acuh, hingga akhirnya Rania keluar dari ruang Osis.
Kelas
Rania duduk dan langsung menelungkupkan wajahnya ke tangannya yang terletak diatas meja.
"Woii Ran. Pagi-pagi udah molor aja, kek gapunya semangat iduplu" ucap Gilang
"Lo napa cuk?" tanya Heri
"Udah deh diem. Gue ngantuk bangke" ucap Rania kesal
"Dih ngantuk mulu" ucap Gilang
"Bacot" ucap Rania malas
"Pagi-pagi bukannya ngerjain pr malah molorlu" ucap Heri mereka memang sama-sama ga waras. Orang belajar, malah ngerjain pr. Author juga gitu :v
"Bacotlu sempak onta" ucap Rania jengkel
"Yeh sempak" ejek Gilang kepada Heri
"Bangke" ucap Heri sambil menoyor kepala Rania
"Dih kunyuk!" ucap Rania sambil menoyor balik kepala Heri
"Eh anjirr" ucap Heri kesal
"Diemlu. Sekali lagi lu pada gangguin gue, gue lempar pake sepatu lo" ancam Rania
Gilang dan Heri terdiam.
"Udah Lang diem" ucap Heri
"Eh bangke. Gue juga udah diem kali" protes Gilang
"Tuh ngomong" ucap Heri
"Kan lu yang ngomong duluan syaiton" ucap Gilang geram
"Kan gue juga gaada ngajak lu ngomong" ucap Heri
"Idiihh. Udah deh diem. Sekali lagi lu ngomong, gue tebaslo" ancam Gilang
"Dih anjirr. Diem bisa ga sih" ucap Rania kesal
"Noh si Heri" ucap Gilang
"Gue lagi. Kan elu" tuduh Heri
"Elu b*****t" ucap Gilang
"Elu bangke" ucap Heri
"Elu jaenudin" ucap Gilang
"Elu saepul" ucap Heri
"Saepul saepul" ucap Gilang protes
"Eh udah deh. Nama gaada bener juga" ucap Rania kesal
"Daripada elu maemunah" ucap Heri
"Maesaroh dia" ucap Gilang
"Idiihhh. Kurang ajarlu pada ye" ucap Rania kesal
"Cabut woii!!" ajak Gilang pada Heri
"Woii jangan kaburlu!" ucap Rania sambil mengejar Gilang dan Heri
Koridor
"Woii bangke! Jangan kaburlu pada!" teriak Rania sepanjang koridor sambil berlari dengan kecepatan 987654321km/jam
Rania terus mengejar Gilang dan Heri tanpa mendengarkan teguran serta teriakan siswa/i lain yang menyuruhnya untuk diam. Dikira Rania eceng gondok apa disuruh diem.
"Woiii bangke! Siap-siap lu pada ye!" ancam Rania sambil melemparkan pot bunga berukuran sedang kepada kedua sahabatnya itu
"Aw!!" teriak seseorang yang membuat Rania melotot
Glekk..
Rania menelan salivanya dengan susah payah. Rania salah melemparkan pot bunga tersebut. Bukan terkena kepada kedua sahabatnya, tapi... Pak Sandi. Kepsek disekolahnya. Mampus..
"RANIAAAA!!!" teriak pak Sandi memenuhi satu sekolahan
Ruang BK
"Kamu ini kenapa sih Rania? Kok bandel banget! Kemaren berantem, sekarang? Kamu ngelemparin pot bunga dikepala pak Sandi?!" ucap pak Abi
Rania diam. Ya mau ngapain lagi? Ngejawab juga paling disemprot lagi.
"Sekarang kamu maunya gimana?" tanya pak Abi
"..."
"Rania!" panggil pak Abi
"Iya pak" jawab Rania
"Hufftt.. sekarang mendingan kamu bersihin toilet dari lantai dasar sampai lantai 3. Paham?" ucap pak Abi
"Loh pak? Banyak banget" protes Rania
"Masalah kamu juga banyak" ucap pak Abi
"Pak, kalo soal berantem yang salah bukan cuma saya doang!" ucap Rania
"Terus siapa?" tanya pak Abi
"Monik juga salah pak! Kalo dia ga ngegampar saya nggak bakalan saya tonjok juga" protes Rania
"Loh? Katanya kamu yang salah" ucap pak Abi
"Saya gak sebego itu kali pak. Kalo orang ga salah juga ga bakalan saya ganggu" ucap Rania kesal
"Haduh.. kalian ini bikin kepala saya pusing aja. Ya sudah, kamu kerjain aja hukuman kamu. Ntar Monik saya yang urus" ucap pak Abi
"Harus dihukum juga pak! Kalo gak dihukum saya juga ga bakalan ngerjain hukuman saya" ancam Rania
"Iya Rania. Kok jadi kamu yang ngatur" ucap pak Abi heran
"Yakan saya menuntut keadilan. Emang salah? Enggakkan" ucap Rania
"Iya serah kamu. Sudah sana kerjain hukuman kamu" ucap pak Abi
"Kok bapak ngusir" ucap Rania jengkel
"Banyak omong lagi kamu. Udah sana" ucap pak Abi
"Iya pak iyaaaa" ucap Rania malas
Toilet
Daritadi yang dilakukan Rania hanya menyemprotkan air keran ke sembarang arah. Hingga...
"Eh anjirr!! Baju gue basah!" ucap seseorang dengan suara cemprengnya
Rania melotot, tapi ia segara menstabilkan ekspresinya. Datar. Karna ia tau siapa yang berteriak. Ayudia Monika Larasati. Itusih kata anak lain nama panjangnya. Katanya. Sabodo Rania mah.
"Woi b**o! Lu punya mata gak!" ucap Monik nyolot
Rania diam tanpa memperdulikan bacotan Monik.
"Idiihh. Udah mah b**o, budeg lagi" nyinyir Monik
Pak.
Rania menampar nyamuk yang ada didekat Monik. "Biasa aja kali" ucap Rania yang melihat wajah kaget Monik. Emang sengaja sih bikin si Monik kaget.
Monik kembali menetralkan wajahnya. "Ya gue biasa aja. Gue tadi cuma.. jijik aja" ucap Monik membela "aa!. Jijik b**o!" teriak Monik kaget saat Rania mendekatkan nyamuk yang ada ditangannya kepada Monik
"Lebay" ucap Rania
"Dih, dasar jorok" ucap Monik
"Biarin. Daripada sok higenis, ini juga bisa dicuci kali" ucap Rania sambil menyiram tangannya dengan air yang selangnya masih ia pegang daritadi "ups.. kesirem" ucap Rania tanpa merasa bersalah saat ia dengan sengaja menyemprotkan air keran ke baju Monik
"Akh! Woi b**o! Lo g****k apa gimana ha! Baju gue makin basah anjing!" teriak Monik marah didepan wajah Rania
"Ga sengaja" ucap Rania santai
"Apa lo bilang?! Ga sengaja?!" teriak Monik marah didepan wajah Rania
"Biasa aja. Telinga gue budeg ntar" ucap Rania malas
"Ihh!! Lo ya!!" ucap Monik marah dan langsung menarik rambut Rania
"Eh anjirr!! Lepasin!!" teriak Rania sambil menarik balik rambut Monik
"Lo ya!" teriak Monik semakin menarik kuat rambut Rania
"Woii!! Sakit b**o!! Lepasin!!" teriak Rania juga memperkuat tarikannya pada rambut Monik
"Kurang ajarlu!!" teriak Monik
"Elo yang kurang ajar anjingg!!" teriak Rania
"Akh!! Lepasin!" teriak Monik saat Rania berhasil menarik rambutnya lebih kuat
"Enggak!! Rasainlo!" teriak Rania semakin menjadi
"Akh!! Sakit b**o!!" teriak Monik
"Rasain!! Hem!!" teriak Rania semakin memperkuat tarikannya pada rambut Monik, sehingga membuat beberapa helai rambut Monik rontok
"Akhh!! Tolong!! Tolongin gue!!" teriak Monik
"Ngadu sama siapa lo b**o?" tanya Rania dengan senyuman liciknya
"Akh!! Tolong!!" teriak Monik semakin keras
"Rasain--" ucapan Rania terpotong
"Woii stop!" teriak 3 orang dari depan pintu kamar mandi yang terbuka
"Aldo! Erlan! Dion! Bantuin gue! Nih anak udah gila!" teriak Monik meminta bantuan
"Enak aja lo bilang!! Elo yang bikin--" teriakan Rania terpotong
"Stop!" teriak Aldo, Erlan, dan Dion sambil melerai perkelahian antara Rania dan Monik
Monik segera berlari ke belakang Aldo, Erlan, dan Dion saat Rania terpaksa melepaskan tarikan pada rambutnya.
Saat ini Rania terpojokkan.
"Lo seneng banget nyari masalah sama anak Osis! Mau lo apa?!" tanya Erlan emosi
Rania mengangkat sebelah alisnya, "emang lo tau siapa yang nyari masalah duluan?" tanya Rania datar
"Hahahah.. lo masih nanya? Ya ga mungkin kalo Monik nyari masalah duluan!" ucap Erlan emosi
"Oh.. ternyata muka Monik sepolos itu didepan lu pada" ucap Rania sambil tersenyum miring
"Ya dia emang ga pernah nyari masalah! Gak kayak lo!" ucap Dion membela Monik
"Emang gue pernah nyari masalah? Kapan?" tanya Rania datar
"Sekarang mau lo apa?" tanya Aldo tidak lembut, tidak juga keras. Sedang.
"Ngapain nanya gue. Tanya aja tuh temenlo. Dateng-dateng ngajak berantem. Ga waras" ucap Rania datar
"Elo yang ga waras!" teriak Monik
Rania hanya mengangkat bahunya acuh.
"Emang kalo orang ga waras kelakuannya kek gini. Udah deh gausah diladenin" ucap Dion emosi
Bug!
"Maksudlo siapa yang ga waras!" teriak Gilang setelah ia mendaratkan satu pukulan diwajah Dion
"Gilang" ucap Rania
"Ha! Ngomong! Maksudlo siapa!" teriak Gilang sekali lagi
"Anjing lo ya!" teriak Dion
"Apalo! Ha!" teriak Gilang kembali akan memukul wajah Dion
"Gilang udah" ucap Rania menahan Gilang
"b*****t lo! Lo sama temenlo sama aja! Gila!" teriak Erlan
"Kurang ajarlo!" teriak Heri
Bug!
Erlan terpental ke dinding saat Heri mendaratkan pukulan diwajahnya.
"b*****t lo!" teriak Erlan
Bug!
Erlan memukul wajah Heri.
"Anjinglo!" teriak Rania. Emosinya memuncak saat Erlan memukul wajah Heri
Bug! Bug! Bug! Bug!
Rania memukul wajah Erlan berkali-kali sekuat tenaga.
"Elo yang gila anjing!!" teriak Rania
"Woi udah!" teriak Aldo
Bug!
"Aaaaa!" teriak Monik histeris
Rania salah sasaran. Bukan Erlan yang terkena pukulannya, tapi Aldo.
Rania menatap tajam Erlan tanpa merasa bersalah kepada Aldo. Aldo tidak membalas perbuatan Rania kepadanya.
"Anjing lo!!" teriak Rania kembali akan mendaratkan pukulan diwajah Erlan
"Udah stop!" teriak Aldo sambil menahan tangan Rania
"Lo apa-apaan!! Lepasin!" teriak Rania
"Udah deh gausah kayak bocah!" ucap Aldo
"Kalian yang kayak bocah anjing!!" teriak Rania emosi
Aldo menatap tajam Rania. "Lo ikut gue" ucap Aldo tegas
"Enggak! Lepasin!" ucap Rania memberontak
"Woii lo apa-apaan!! Lepasin temen gue! Urus aja temenlo sana!" ucap Gilang emosi sambil menarik lengan Rania
"Temenlo yang salah!" ucap Aldo sedikit emosi kepada Gilang
"Enak aja! Noh si anjing dibelakang lo yang salah!" ucap Rania emosi
"Lo juga salah!" ucap Dion
"Lo jangan ikut campur anjing!" teriak Rania emosi. Ingin sekali ia memukul wajah Dion, tapi kedua tangannya sedang ditahan Gilang dan Aldo. Cecan mah gitu. Enggak deng.
"Ya emang elo salah! Dasar stress" ucap Dion
"Anjinglo!" teriak Rania sambil melepaskan tangan Aldo dan Gilang yang memegang lengannya tadi. Dan...
Bug! Bug! Bug! Bug! Bug! Bug!
Rania memukul wajah Dion berkali-kali sekuat tenaga.
Bug! Bug!
Dion membalas pukulan Rania.
"Woii!! Anjing!!" teriak Gilang
Bug! Bug! Bug! Bug!
"Beranilu nonjok temen gue b*****t!" teriak Gilang kembali memukul wajah Dion
Bug! Bug! Bug! Bug!
Dari luar toilet sudah banyak siswa siswi yang menonton kejadian tersebut.
"Ran. Lo gapapa?" tanya Heri
"Woii udah!" teriak Aldo menengahi
"Lo apa-apaan!" teriak Gilang
Dion sudah babak belur seperti squishy yang dibalut dengan warna janda. Eh maksudnya ungu zheyeng.
"Udah stop!" teriak Aldo
"Bacotlo anjing!" teriak Gilang
Bug! Bug!
Gilang memukul wajah Aldo
"s****n!" ucap Aldo emosi
Bug! Bug! Bug! Bug! Bug! Bug!
Aldo membalas pukulan Gilang berkali-kali dengan sekuat tenaganya.
Terjadi pukul-memukul antara Aldo dan Gilang yang berselang cukup lama.
"Baku hantam woii" ucap salah satu siswa yang baru saja datang
"Ketos idaman berantem anjirr" ucap salah satu siswi
"Gilak. Gue baru liat ketos kita berantem" ucap siswi lainnya
"Ini pasti gara-gara si Rania" ucap siswi 1
"Ya siapa lagi. Kan dia emang biangkeroknya" ucap siswi 2
"Kalo ngomong jangan sembarangan. Ntar lo ditonjok" ucap siswi 3
"Yehh. Ngapain lu belain tuh cewek" ucap siswi 2
"Eh! Rania ga kek gitu anjing!" teriak Bella yang sedari tadi mendengar kicauan para netizen yang ada disekolahnya itu
"Bella?" gumam Rania dan membalikkan tubuhnya
"Ran. Lo gapapa?" tanya Bella khawatir
"Enggak. Gue gapapa" ucap Rania
"Dih sok akrab" ucap siswi lainnya
"Bacotlo anjing!" ucap Bella emosi
"Heh!! Ini ada apa?!" tanya pak Abi yang baru saja datang
"Mampus" ucap siswi lainnya
"Sudah-sudah!! Kalian bubar!!" perintah pak Abi
Segerombolan siswa siswi tadi mulai pergi.
Ruang BK
Rania dan Monik duduk bersebelahan didepan meja pak Abi, sedangkan teman-teman mereka berdiri. Kursinya gak cukup. Jadi harap maklum.
"Rania.. Rania. Bapak gatau lagi bagaimana menoleransi kelakuan kamu ini" ucap pak Abi
"Pak. Ga cuma saya aja pak. Kalo Monik ga narik rambut saya juga saya ga bakalan ngelakuin ini" ucap Rania membela
"Halah alesan" ucap Erlan
"Lo diem anjing!" ucap Heri emosi
"Apalo!" ucap Erlan
"Wah.. beranilo!" ucap Gilang emosi
"Sudah diam!" tegur pak Abi
"Kamu juga Monik. Kamu itu anggota Osis. Kenapa kelakuan kamu seperti ini" ucap pak Abi
"Salah saya apa pak. Kalo Rania ga nyari masalah duluan saya juga ga bakalan ganggu dia" ucap Monik mendramatisir keadaan
"Jadi sekarang yang salah siapa?" tanya pak Abi
"Ya masa bapak gatau. Noh yang disamping Monik" ucap Dion
Plak
"Akh! Anjinglo" ucap Dion emosi
"Kalo ngomong jangan sembarangan anjing!!" ucap Bella emosi
"Hey sudah! Aldo, Dion, Erlan! Kalian itu anggota dan ketua Osis! Harusnya kalian menengahi, bukan malah ikut-ikutan!" tanya pak Abi tegas
"Kebawa emosi pak" ucap Erlan
"Halah. Bilang aja mau sok-sok an ngelindungin si cabe kan" ucap Bella menyinyir
"Woii mulutlo jaga!" ucap Dion emosi
"Yakan emang kenyataan" ucap Bella menatap jijik kepada Erlan dan Dion
"Enak aja!" ucap Erlan dan Dion emosi
Aldo sedari tadi hanya diam dengan wajah yang sedikit babak belur, dan darah segar yang mengalir diujung bibirnya.
"Sudah cukup. Rania. Dari hari ini sampai seminggu ke depan kamu bapak skors" ucap pak Abi
"Rasainlo" ucap Monik dengan senyum kemenangannya
"Kamu juga Monik. Dari hari ini sampai seminggu ke depan kamu bapak skors" ucap pak Abi
Monik kaget. Ingin sekali ia protes, tapi tidak bisa. Tidak semudah itu ferguso.
"Ekheem" dehem Rania dengan senyuman yang menghiasi wajahnya. Senyum licik.
"Kalian berenam bapak hukum" ucap pak Abi
"Loh? Saya juga pak?" tanya Bella
"Iya" jawab pak Abi
"Kan saya gaikutan baku hantam pak" protes Bella
"Tapikan kamu ada ditempat kejadian" ucap pak Abi
"Yakan saya saksi bisu pak" ucap Bella
"Udah diem. Kamu tetap bapak hukum" ucap pak Abi tegas "sekarang kalian boleh keluar dari ruangan saya" lanjut pak Abi
Rania berdiri dari tempatnya duduk. Begitupun Monik.
"Al, lo gapapa? Ayo gue obatin" ucap Monik
"Gak. Gue gapapa. Lo obatin Dion sama Erlan aja" ucap Aldo menolak dan langsung keluar dari ruangan pak Abi
"Ahahah.. ditolak mentah-mentah njing" ucap Bella mengejek
"Kurang ajar" gumam Monik