Chapter 1

367 Words
Judul: Lebih Baik Janda daripada Menderita! Penulis: Desti Anggraini Bab. 1 Prologue Empat tahun aku berjuang membesarkan putriku tanpa kehadiran suami. Segala hinaan dan cemoohan dengan status janda aku terima. Awal-awal perceraian, aku harus berjuang menjadi tulang punggung seorang diri. Untuk membesarkan putri yang tak diharapkan kehadirannya oleh ayah kandungnya sendiri. Selama empat tahun pula aku berhasil menjadi Ibu sekaligus Ayah dalam waktu bersamaan untuk putriku. Menurutku. Aku pikir, hanya aku seorang diri saja sudah cukup membuat putriku bahagia. Namun kenyataannya aku salah besar. Di lubuk hati kecil Nairaku, ia sangat membutuhkan kasih sayang seorang Ayah. Aku bahkan beberapa kali pernah memergoki tatapan iri dari mata gadis kecilku, saat melihat teman-temannya yang bermanja dengan Ayah mereka. Sakit, perih, dan pilu aku rasakan melihat air mata putriku. Segala pertanyaan ia lontarkan dari mulut kecilnya itu. Menanyakan di mana keberadaan Ayahnya. Kenapa Ayahnya tidak pulang seperti teman-temannya? Hingga membuatku bingung harus menjawab apa? “Ayah ... Ayah datang, Naila kangen Ayah!” Degh! Hati ini begitu tercabik melihat Naila merentangkan tangan ke arah Mas Arman. Lelaki yang sama sekali tak memiliki nasab dengannya. Namun senyum terukir di bibir gadis kecilku, ia mengira pria itu adalah Ayahnya yang sengaja datang untuk dirinya. Sedangkan Ayah kandungnya, entah berada di mana? Mungkin juga dia sudah lupa, jika ia memiliki seorang putri yang selalu merindukannya. Air mataku jatuh tak henti, aku menangis tanpa suara melihat kerinduan putriku terhadap sosok Ayahnya. Sungguh tega dirimu, Mas Dito. Engkau sungguh zholim terhadap putrimu sendiri, menyiksa putri cantik kita dengan kerinduan yang tak terobati. Apa salahnya memiliki anak perempuan? Saat banyak pasangan di luar sana yang mati-matian melakukan segala upaya untuk mendapatkan momongan. Bahkan tak segan-segan menghabiskan hampir semua harta yang mereka miliki, hanya untuk hadirnya seorang anak. Namun suamiku justru menceraikan aku. Di saat luka operasiku masih basah. Hanya karena, bayi yang aku lahirkan perempuan. Tak sesuai harapannya, yang ingin memiliki seorang bayi lelaki yang dinantikan. Ya Tuhan ... apa yang harus aku lakukan, kenapa sekarang semua masalah ini jadi tampak rumit bagiku. Bocah kecil yang merindukan sosok Ayahnya, sedang terbaring sakit di rumah sakit ini. Naira! Maafkan Bunda, Nak! Maaf karena bunda salah memilih pendamping hidup, hingga membuatmu menderita terlahir di dunia ini. Maafkan Bunda, sayang. Maaf! Maafkan Ibumu yang tak sempurna ini. Hingga tak dapat memberikan keluarga yang sempurna untukmu seperti mereka. Maaf, sayang!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD