Sakira membuang nafas kasar, benar sifat Arkan lebih dari kata posesif dan manja. Sakira mendesah pasrah ketika Ia menemukan musuh yang tepat untuk sifat ajaibnya. "Arkan bagaimana Aku dan Kamu bisa kerja kalau Kamu terus menahanku di ruanganmu?" Sakira cemberut. Ya benar! Arkan memang mengizinkannya kerja tapi Arkan menahan Sakira di ruang kerja Arkan yang baru pertama kali Sakira kunjungi. "Bisa Sayang." Sakira membuang nafas jengkel. Arkan yang tadi memaksa Sakira duduk tenang di sofa, lalu dengan seenak jidatnya Arkan menggunakan paha Sakira untuk bantalannya. "Aku mau kerja Arkan.". "Untuk apa?" tanya Arkan. Harusnya Arkan tidak usah tanya, Arkan tahu persis untuk apa uang itu akan di gunakan oleh calon istrinya itu. Sakira diam, Ia mencari kata yang pas. "Untuk melanjutkan hidu