Chapter 2 - You are my Servant.

1371 Words
Dua Bulan yang lalu. Seorang gadis terduduk lemas di kursinya di antara kursi-kursi lain yang masing-masing diduduki gadis-gadis lain. Mereka berada di ruangan besar yang salah satu dindingnya terbuat dari kaca cermin. Mereka duduk menghadap cermin, dimana mereka bisa melihat dengan jelas bayangan mereka sendiri. Gadis-gadis itu cantik-cantik, tak ada satupun yang buruk rupanya. Mereka berasal dari ras yang berbeda-beda, kebanyakan mereka berwajah eropa dan satu orang yang berwajah afrika utara dan seorang berwajah asia tenggara. Mereka berjumlah 10 orang, berpakaian   sexy. dan terdapat nomor yang  ditempel di d**a mereka. Mereka duduk berjejer menurut urutan nomor di d**a-nya.  Di depan mereka terdapat dinding yang tampilannya seperti cermin.  Mereka tahu ruangan ini bak aquarium. Dibalik dinding cermin  itu. Sekumpulan pria, mungkin sekitar 20 orang,  sedang mengamati gadis-gadis itu. Kemudian terjadilah transaksi terhadap gadis-gadis itu. Pelelangan.  Gadis bernomor d**a 1 berasal dari Afrika Utara, cantik dan dengan segera laku. Nomor berikutnya hingga nomor 9  semua nya berwajah eropa timur. Setelah laku mereka langsung keluar ditaruh di tempat lain sebelum diambil oleh pemiliknya. Status mereka yang sudah terlelang itu adalah “b***k”.  Nomor 10, yang terakhir,  Seorang gadis berparas asia tenggara, dengan kecantikan yang tidak biasa untuk orang asia tenggara. Kecantikan yang unik. Sang Maha Sempurna menciptakannya menjadi sesuatu yang  sangat indah di pandang mata. Ia mempunyai komposisi the golden ratio untuk wajah dan tubuh. Komposisi orang-orang cantik di dunia. Tinggi badannya mencapai 170 cm dengan bentuk yang sangat sexy dan proporsional. “Berdiri !” terdengar suara mikrofon menggelegar di ruang kaca itu. Gadis itu pun berdiri., Dadanya terlihat menonjol karena struktur tulang belakang yang sempurna tegaknya,  membusung  dan b****g yang menonjol ke belakang. Bahkan tinggi badannya saja mencapai 170 cm, Ia sungguh malu  seketika itu ia langsung bersedekap menyilangkan tangannya ke sisi bahu yang berlawanan untuk menutupi kedua buah dadanya agar tidak terlihat tonjolannya dibalik ketatnya pakaian semi kemben yang dipakainya.  Pakaian yang memang sengaja dipakaikan untuk lelang itu, yang sengaja mempertontonkan lekuk tubuh para gadis itu. Bentuk tubuh yang langka buat seorang perempuan indonesia. Tapi ya dia, Indonesian girl.  “Turunkan tanganmu, dan berputar !” Seru suara itu dalam bahasa arab. Perempuan itu terpaksa menurunkan tangannya, kini dadanya terlihat dengan jelas, bukit indah itu tak dapat disembunyikan lagi. Tertata dengan indah di dadanya dengan lekukan yang sangat mempesona berpadu dengan perutnya yang rata dan bokongnya yang juga membukit.  Beberapa pria menunggu lelang si nomor 10 ini.  Sementara si nomor 10 di dalam sana  ketakutan, berusaha menguatkan dirinya dengan apa yang tengah berlangsung pada dirinya saat ini. entah apa yang akan terjadi selanjutnya pada dirinya. Ia merutuki dirinya sendiri, dengan keputusannya mengadu nasib di negeri teluk ini. Ah kenapa jadi begini? Sungguh jahat si Tejo sialan itu, aku malahan dijual ke mucikari pasar b***k, Jerit gadis itu dalam hatinya. Padahal laki-laki itu berjanji bahwa ia akan dipekerjakan di sektor rumah tangga. Bukannya sebagai b***k! Perasaan kesal bercampur marah dan takut menjadi satu di dalam batinnya. Ya Rabbi, lindungi aku dari tangan-tangan jahat yang akan menodaiku. Doa gadis itu dalam hatinya. “Paramastri Adriani, 22 tahun, dari Indonesia, kemungkinan besar masih perawan.  Bisa bahasa arab sedikit.” Lantang suara si mucikari.  Kita mulai dengan harga 10.000 US $ Ah sial, hanya dia satu-satunya orang Indonesia! Tinggal satu ini pula, kenapa dia harus secantik ini? Seorang pria muda bermata coklat muda dengan perawakan atletis dengan wajah arab-eropa ngedumel sendiri. Pria itu sebenarnya hanya ingin mencari seorang pembantu rumah tangga, Pria ini sudah sering ke tempat ini, melihat pelelangan dan terkadang membeli beberapa wanita cantik ini dan kemudian ditempatkannya di sebuah mansion yang bisa dibilang tempat ia mengumpulkan haremnya, untuk ia gauli kapanpun ia ingin bermain dengan gadis-gadis itu.  Satu hari sebelumnya ia mendapat info bahwa kali ada gadis indonesia yang ikut dilelang kali ini. Ia tak berharap cantik, karena toh tidak akan ditempatkan di mansion haremnya. Kali ini ia benar-benar mencari pembantu rumah tangga, karena istrinya menginginkan seorang pembantu lagi. Ia tidak mengira ada gadis indonesia secantik ini,  “11.000 $ !” tawar seorang pria dengan memakai throbe putih dan penutup kepala khas kaum pria arab.  “12.000 $.” Tawar pria ketiga. “Busyet deh, berapa orang ya yang menginginkannya. Sial.. aku harus mendapatkannya.” Kata pria berparas ero-arab itu. Ada perasaan ingin melepas saja, karena bisa-bisa ini kemahalan hanya untuk sektor rumah tangga tapi dalam hati ia pun menginginkannya buat sesuatu yang menarik. Justru hal yang kedua ini membuatnya lebih b*******h untuk mendapatkan gadis ini.  “13.000 $”. Penawaran bergerak naik terus. Beberapa pria terlihat sangat bernafsu mendapatkannya.  “14.000 $ !” “15.000 $!” “16.000 $1” “17.000 $.” “20.000 $” ia berteriak.. sial ! mahal banget. Pria lain di seberang sana masih berteriak “23.000 $.” Diam, hening… tak ada lagi yang berani menaikkan harga.  Suasana hening. Tidak ada yang menaikkan tawaran lagi. “kalau begitu saya tutup di angka ..” “25.000 $ !” “Baik.. sekarang 25.000, masih ada lagi ?” Hening…. “Last.. kita tutup di 25.000 $” Amar, pria dengan iris mata coklat muda itu menyeringai senang bisa mendapatkan gadis itu. “Shit.. mahal banget. Dan tak bisa kubawa ke mansion.” Itu berarti ia tak dapat mencicipi tubuh gadis itu. Pria itu membuat rules bahwa dia tidak akan pernah meniduri pekerja yang bekerja di rumahnya. Dia pikir, dia harus menghormati istrinya, sehingga untuk melakukan kegilaannya ia punya mansionnya sendiri. Tapi mungkin kali ini aku akan membuat pengecualian. Atau ia biarkan dulu istrinya memperkerjakannya, nanti setelah istrinya tak menginginkannya lagi, maka akan ia nikmati di mansionnya. Mungkin kali ini ia harus bersabar. Astri tahu ia tengah dilelang. Ia menanti dengan cemas, siapa yang akan mengambil dirinya. Waktu terasa berjalan sedemikian lama, dan di ruangan itu hanya tinggal dirinya sendiri. Rasa takut kembali melandanya, tak henti merutuki dirinya karena keberaniannya mengambil keputusan untuk pergi ke negeri ini. “Sial, kenapa aku justru dilelang, aku perempuan baik-baik.” Takkan kubiarkan siapapun menodaiku, aku kesini untuk bekerja baik-baik, menghidupi keluargaku dan sebuah cita-cita yang ia impikan kelak sebagai hobby dan pekerjaannya. Ia berjalan mondar mandir, ia hanya takut jika orang yang mendapatkannya itu seorang psyco. “ya Allah, lindungi aku.” Berkali-kali ia mengucapkan doa itu.  Tak lama kemudian pintu di ujung itu terbuka. “Paramastri, kemari !”  Astri berjalan ke arah pintu, dan seorang pria tampan menarik tangannya. Masya Allah.. setampan ini orang yang membeliku ? Naluri yang lumrah sebagai seorang gadis melihat laki-laki dengan wajah sempurna ketampanannya.  “Sekarang kau milikku!, kau budakku, dan kau akan menuruti semua yang aku perintahkan.!” Astri bergidik ngeri mendengar kata b***k. Bukankah ia wanita merdeka, kenapa juga sekarang jadi budak.! “Pakai ini!” pria itu berkata sambil melemparkan  baju hitam abaya. “Pakai juga ini” ia memberikan kerudung hitam. Dengan cepat Astri memakai abaya hitam itu dan kerudungnya. Ia benar-benar ingin melarikan diri, tapi hendak kemana? Toh percuma saja. Sempat terlintas dalam pikirannya Kedutaan Indonesia, tapi dimana? Mungkin nasibnya akan lebih naas jika di luar sana, paling tidak pria yang membawanya kini ganteng dan tampan. Tak ada ruginya, mungkin akan menjadi pengalaman yang menarik. Jiwa petualangnya keluar seketika. Jiwa yang menyukai tantangan inilah yang membawa ia ke belantara negeri teluk ini.  Laki-laki itu kemudian menutup matanya menggunakan kain, memegang tangannya dan setengah menyeretnya. Astri memberontak, “Jangan memberontak !, bukankah kau mengerti bahasaku ? turuti! Atau aku akan menyakitimu.” Bentaknya lagi.  Astri pasrah. Sejauh ini tidak ada yang menyakitinya. Hanya saja ia tidak suka tadi disuruh membuka auratnya. Sekarang ia bersyukur, paling tidak tubuhnya sudah tertutup baju longgar abaya hitam.  “Kau akan kubawa ke rumahku, tugasmu, terserah apa yang istriku berikan nanti.” Uppsss.. sial.. ternyata dia sudah punya istri. Kupikir ia akan jadi pangeranku, pikiran gila Astri muncul.  “Dan kau akan tetap di rumah ku sampai waktu yang aku tentukan. Ingat semua surat-suratmu ada padaku, kau tak akan bisa lari. Semua kebutuhan mu akan kupenuhi. Dan gajimu tergantung istriku. Jangan sekali-kali kau mengatakan pada istriku kalau kau adalah budak.” Antara bersorak gembira dan sedih.. Astri tidak tahu lagi. “Jika istriku sampai tahu kau dibeli dari pasar b***k, maka habislah dirimu.” Astri gemetar seketika. “Baik tuan.” Jawabnya pendek.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD