Saya Sakit Hati

2098 Words

“Jujur, saya sakit hati.” Kata-kata itu meluncur dari bibir Nayla dengan nada yang pelan tapi sarat luka. Suaranya bergetar, matanya mulai berkaca-kaca saat ia duduk di sofa yang empuk di ruangan itu, menggenggam tisu yang baru saja diambil dari meja di sampingnya. Kali ini, giliran dia yang duduk di hadapan psikiater, mencoba membongkar isi hati yang selama ini terkunci rapat. Sementara jam berdetak pelan di sudut ruangan, Nayla seperti menghitung setiap detiknya untuk berani jujur—pada orang lain, tapi terutama pada dirinya sendiri. “Saya diceraikan dengan alasan mandul.” Ia menarik napas dalam, lalu mengembuskannya pelan. Wajahnya menyiratkan campuran antara marah, kecewa, dan terluka. “Padahal… saya pun belum pernah tes apakah saya benar-benar mandul atau tidak.” Ia menunduk, sua

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD