Hanya Berdua

2382 Words

"Ada hal darurat apa, Bang?" Raisa jelas bertanya. Hal darrurat apa? Ia baru tanyakan itu setelah mobil melaju. Tentu keduanya duduk di kursi tengah. Ada sopir yang menyetir. Perjalanan memakan waktu 4 jam menuju Palembang. "Gak ada." Raisa menoleh cepat, menatap wajah Khalil yang tenang, sedikit menyebalkan. Tadi dengan nada tegas ia bilang ada hal darurat. Mendesak. Harus pulang malam itu juga. Teman-temannya sampai bingung dan kecewa. Ia sendiri terburu-buru pamit tanpa sempat menenangkan mereka. Tapi sekarang? Katanya nggak ada? “Gimana sih,” gumam Raisa, lebih kepada dirinya sendiri, tapi cukup keras untuk didengar Khalil. Ia masih menatap wajah suaminya, mencoba mencari celah—apakah ini hanya alasan supaya mereka bisa cepat pulang? Tapi untuk apa? Tak biasanya Khalil membuat kep

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD