SEMAKIN Shanin memperlihatkan kedekatannya dengan genk Arga, semakin berkurang orang-orang yang membully Shanin di sekolah. Bahkan ia hampir dapat menghirup oksigen dengan bebas akibat dikeluarkannya Abby dari sekolah ini. Itu artinya ketenangan yang ia impi-impikan sebentar lagi akan menjadi kenyataan. Dan Shanin sangat bersyukur karna hal itu. Jam istirahat sudah berbunyi sejak sepuluh menit yang lalu dan Shanin yang kali ini tak berniat untuk ke kantinpun nampak pergi ke lapangan olahraga. Niat awalnya kesini adalah untuk mencari Arga dan kawan-kawannya yang biasanya sedang bermain bola basket—lebih tepatnya merusuh anak-anak yang tengah bermain basket dengan cara mengusir atau mengancam. Namun sejauh mata memandang, Shanin tak melihat batang hidung dari ke-tujuh cowok itu. Yang ada

