SHANIN tak pernah membayangkan bahwa keinginannya akan terkabul. Ia fikir, membayangkan dirinya bermain bersama rombongan Arga itu hanya akan menjadi impian belaka, namun nyatanya hal itu perlahan benar-benar terjadi di kehidupannya yang ia kira akan selalu monoton. Berangkat sekolah > Dibully Abby > Pulang > Menangis dengan tangan yang mengenggam spidol merah menyala > Lalu melepaskan sumpah serapahnya pada Diary miliknya. Bukan seperti itu ternyata akhir kisah Shanin. Karna berkat 'kepala batu’-nya, ia bisa mendapatkan perlindungan yang dirinya butuhkan. Dan hal itu jelas saja membuat hari-hari buruknya di sekolah perlahan memudar. Abby yang sudah di keluarkan, para predator pemangsa dirinya yang juga sudah mulai berkurang karna kehadiran Shanin selalu di temani oleh salah