Mata dingin itu kini keluar dari sebuah ruangan bahkan pria itu kini menatap dingin seorang Ben yang memang menunggunya sedari tadi. Bryan Lee Devano. Dengan sigap pria itu lantas mengeluarkan pemantik gas dengan membiarkan satu rokok tembakau berada pada mulutnya, "Benar-benar anak b******k mereka benar-benar seperti ini terlebih dengan kasusku dengan beberapa pejabat di Indonesia hingga para mafia global elite itu tercium." Ben kini terdiam sesaat namun pria itu terus saja menyimak wajah Bryan yang kini berdiri lalu mengambil rokok miliknya, satu jas itu ia silangkan dengan kemeja putih yang menghias tubuhnya. "Lalu bagaimana kabar Pras? Anak itu, bahkan Finn saja ikut campur," ucapnya dengan mata nyalang. "Apa anda ingin ke Swiss?" Tanya Ben dengan dirinya yang menunggu jawaban i

