Rey Alfiano Oswall, pengacara dengan rambut hitam panjang bak model itu, sesaat terpaku menatap wajah galak wanita berambut cokelat brunette dalam rengkuhan lengan kanannya, otaknya loading seperti sebuah browser yang memiliki jaringan internet lelet melihat wajah Uma.
Sebuah bohlam lampu imajinasi muncul beberapa detik kemudian menyala terang di atas kepalanya. Mata terbelalak kaget.
Sorot matanya memancarkan rasa keterkejutan hebat.
“Kau?! Wanita temperamental waktu reuni itu?”
Dengan kasar Rey menghempaskan tubuh Uma hingga membentur tepi meja resepsionis, membuat wanita itu mengerang kesakitan.
“Kenapa mendorongku?! Ini namanya penyerangan!” pekik Uma marah, lalu maju dan menginjak sebelah kaki pria berjas abu-abu mewah itu. Untung saja hari itu Uma tidak memakai hak terlalu tingg
