“Matsuyama-sama?” ucap Yuzu pelan, menatap tuan mudanya yang duduk di balkon dengan tatapan melamun.
Kening Yuzu mengernyit lemah, entah apa yang berhasil diketahuinya saat ke tempat makan itu. Satu hal yang jelas, pria itu kini terlihat tidak bersemangat dan tampak muram dengan aura gelap dari tubuhnya.
“Sekarang sudah lewat jam makan siang. Apakah tuan muda ingin makan sesuatu?”
Zaflan tak membalasnya, hanya termenung dengan bersandar di kursi bertopang dagu. Sorot matanya hampa, sulit untuk ditebak. Di tangan kanannya yang menyangga tubuhnya itu tergenggam gantungan kunci milik Amalia Rasyid yang hilang.
Yuzu menundukkan kepalanya, mengepalkan kedua tangannya kuat-kuat.
“Baiklah, saya akan datang lagi satu jam kemudian.”
Yuzu lalu undur diri dari tempat itu dengan raut wajah muru
