Minggu esok paginya, menjelang siang hari.
Di depan sebuah jendela ruangan VIP rumah sakit.
Wataru Miyamoto, kenalan Shou alias bisa dibilang teman dekat playboy genit itu berdiri memegang sebuah kotak cincin dalam genggamannya. Kening tebal hitamnya mengerut dalam.
Dia pun berbalik menatap Shou yang kini menutup mata bagaikan raga tanpa jiwa yang dalam keadaan tidak sadarkan diri.
Dia memang berhasil selamat dari maut, tapi kondisinya kini masih belum bisa dikatakan baik.
Di ranjang dengan penuh selang yang melekat kepada tubuh Sang Tuan kontrak dari Jena Rahardian itu, akan membuat siapa pun yang melihatnya mengerutkan keningnya resah.
Pintu ruangan dibuka.
Seorang wanita dengan poni rata dan hitam lurus masuk dengan wajah cemas ke arahnya, membawa beberapa bungkus makanan.
“Maka
