Esok paginya, Lee Jun Min buru-buru ke hotel.
Meskipun pria itu tidak terlihat sedang panik, tapi Lia yang baru bangun dengan rambut acak-acak di tempat tidur, melihat sang suami sudah mondar-mandir dalam ruangan dengan wajah dinginnya.
Mata Lia masih separuh terbuka, mengucek sebelah mata, dan berkata parau khas baru bangun.
“Lee, kenapa kau terburu-buru begitu?” tanyanya pelan.
Biasanya, usai sholat berjamaah, mereka akan membaca atau nonton TV sejenak, baru tidur kembali untuk istirahat sebelum melakukan kegiatan harian, tapi ini baru mau pukul 7 pagi, suaminya sudah heboh, dan Lia yang merasakan kasur di sisinya jadi dingin dan kosong, akhirnya menyadari ada yang tidak beres.
“Sedikit ada masalah dengan perusahaan. Tidak keberatan, kan, hari ini aku pulang telat lagi?”
Lee Jun Mi
