Pria itu sangat kesal padanya, terlebih lagi dengan kebohongannya soal penyakit jantung yang dikatakannya demi mengerjainya semata.
Saat itu, hatinya benar-benar merasa bersalah dan khawatir padanya.
Kenapa ia harus mengalami semua perasaan rumit itu?
Ketika Lia hendak memejamkan mata jatuh ke alam mimpi, Betrice menyapanya.
“Nona Lia?”
“Mm?”
Lia menengadahkan kepalanya ke arah pintu, bangkit dari tidur melihat sang pelayan yang berdiri dengan hormatnya, tak jauh dari tempatnya.
“Ada apa, Betrice?”
“Ternyata tuan muda menunggu anda di tempat kerjanya, nona Lia. Sopir sudah menunggu Anda di depan pintu,” jelasnya seraya tersenyum cerah, sangat senang dan bahagia
“Hah?”
Lia bengong.
Aku pikir dia tak mau melihatku karena lagi bosan, gumamnya dalam hati.
“Sepertinya memang karen
