Waktu telah menunjukkan pukul delapan. Namun, mentari enggan menampakkan diri, bersembunyi di balik awan hitam yang siap menurunkan hujan. Hawa dingin sudah sejak malam menjadi kawan.
Shofia menarik selimutnya hingga menutupi kepala. Ia memutuskan kembali memejamkan mata setelah beberapa saat terjaga. Namun urung, saat dering ponsel semakin nyaring memekakkan telinga. Sedikit malas wanita berusia delapan belas tahun itu beranjak dari tempat tidur mendekat ke meja rias yang menyimpan ponselnya.
Dibacanya nama yang tertera dalam layar. Seketika rasa kantuk hilang berganti menjadi binar. Seseorang menelpon dengan nama kontak Om Pacar.
"Selamat pagi, Honey!" sapa Shofia semangat hilang sudah rasa malasnya.
"Semangat banget! Padahal di luar hujan!" celetuk Rico.
"Ish, apa hubungannya?"
"K
