45. Empat Puluh Lima

1104 Words

Ruslan benar-benar terkejut dengan apa yang dilihatnya. Seketika amarah membuncah dalam diri Ruslan. Ia meninju wajah Uak Sanim berkali-kali. Sekali, dua kali hingga ketiga kali, Uak Sanim mengaduh, ia ingin membalas perlakuan Ruslan namun didengarnya suara kentongan ronda yang ditalu.  "Kau sedang apa di rumahku, heh? Kurang ajar kau!" Ruslan kembali meninju pelipis dan pipi Uak Sanim, darah segar mengalir dari bibir uaknya. Ruslan tak peduli, ia dengan kemarahannya yang sudah mencapai puncak tak mau tahu dengan kondisi Uak Sanim. "Ampun, Rus! Ampun!" Aku hanya berkunjung ke rumahmu kenapa kau malah meninjuku?" rintih Uak Sanim. Tulang belikat kiri yang dipukul dengan palu tadi oleh Ruslan terasa sangat sakit. Ditambah pukulan Ruslan di wajahnya. "Berkunjung kau bilang? Malam-malam me

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD